8

2.7K 271 5
                                    


Tok! tok! tok!

"Dede bangun udah pagi"

"Iyaa Buu" jawab Caine sembari meregangkan tubuhnya.

"Segera mandi lalu turun untuk sarapan"

"Em" gumam Caine

Kaki jenjangnya ia langkahkan ke kamar mandi sembari melepas baju tidurnya, ia tak peduli jika nanti ada yang masuk ke kamarnya.

.
.
.
.

Caine menuruni tangga rumahnya, ia merentangkan tangannya saat melihat sang ibu.

"Pelukk~" ucap Caine dengan bibir yang mengerut lucu.

Ibu yang melihat itu segera memeluk anaknya dan terkekeh, "lucu bangett sihh anak ciapa inii~"

"Anak ibuu~" jawab Caine dengan nada seperti anak kecil

"Berarti bukan anak ayah?" Tanya ayah yang cemburu kepada istrinya.

"Anak ayah jugaa" balas Caine sembari memeluk ayahnya

"Udah-udah ayo sarapan, nanti kesiangan" peringat ibu.

.
.
.
.
.
.

Sementara itu di kediaman Rion mereka sarapan dengan tentram, ini semua karena Rion yang tiba-tiba menjadi pendiam. Pemuda itu menekuk wajahnya, tak ada senyum sama sekali.

Mama dan papa bahkan bingung dengan Rion, ada apa dengan anaknya.

"Kamu kenapa?" Tanya mama dengan lembut sembari mengelus rambut Rion sayang

"Ngga apa-apa" jawab Rion singkat

"Lalu kenapa mukamu masam sekali"

"Aku juga tidak tahu, aku hanya.. merasa kesal? Mungkin?"

"Apa yang menyebabkan kau kesal?" Tanya papa

"Rahasia" jawab Rion ketus

Papa yang melihat itu memutar bola matanya malas, aneh sekali anaknya ini. Dasar anak muda.

.
.
.
.
.
.

Tingkah aneh Rion juga dirasakan teman-teman kelasnya, ekspresi wajahnya datar dan pendiam, ya seperti yang kita tahu Rion memang pendiam, namun kali ini berlipat-lipat lebih diam.

"Lo kenapa Yon?" Tanya riji

"Tidak"

"Kalo ada apa-apa cerita aja" sahut key

"Ya"

"Ya udah ayo kantin" ajak gin kepada rion

"Aku tidak" semuanya terdiam. Garin bergidik, mungkin jika dia memiliki indra keenam, dia yakin aura hitam ada di belakang Rion sekarang, atau mungkin makhluk yang menempeli nya.

"Lo kenapa sih!" Seru Caine yang geram akan sikap Rion, bahkan Rion seperti tidak ingin melihat wajahnya.

"sudah ku bilang, tidak" Rion menekan kata-katanya.

"Jangan kaya anak kecil deh! Kalo ada apa-apa cerita, minimal jelasin!" Ujar Caine marah sembari memajukan badannya.

Semua yang ada di situ lebih memilih untuk ke kantin, biarkan mereka berdua yang menyelesaikan sendiri.

"Tidak ada yang perlu ku jelaskan" Rion beranjak dari kursi nya, namun gerakannya terhenti saat Caine menarik kerah bajunya.

Keduanya saling bertatapan dengan mata tajam, keduanya sama-sama keras. Rion yang biasanya lembut kini terlihat kasar.

Ting!

Keduanya melirik kearah handphone milik Caine.

"Bisa ketemu di kantin ngga kak?"

mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang