Eightteen. hari libur?

3 1 0
                                    

Hari ini adalah hari libur setelah ia sudah mandi dan sudah rapi dengan pakainya ia segera pergi ke ruang makan untuk melaksanakan sarapan pagi ini.

Setelah ia sampai disana ternyata ayahnya dan Monica sudah berada di sana bahkan mereka berdua sudah makan. ternyata benar yang ayahnya bilang tadi malam perempuan itu ternyata benar-benar menginap di rumah ini dan ibunya juga benar-benar tidak pulang ia bertanya-tanya kemana ibunya itu pergi dan ia juga berniat akan menelfon ibunya nanti.

Melihat Hana yang hadir di meja makan itu Monica segera menghentikan aktivitasnya dan malah tersenyum ramah sambil menyapa Hana dan menawari anak itu untuk mengambilkan makannya.

"Pagi Hana, sini biar tante yang ambilkan makanan kamu" Ucapnya pada Hana tapi ditolak oleh gadis itu.

"Pagi tante, tidak usah aku sudah biasa mengambil sarapan sendiri dan bahkan sarapan seorang diri" Ucapnya pada Monica sedangkan Keiro yang mendengar hal itu malah menjadi emosi pada Hana karena menurutnya hana sudah tidak sopan menolak tawaran Monica.

"Hana jaga sikap kamu jangan tidak sopan seperti itu" Ucapnya pada Hana dan Hana hanya diam tidak menyahuti ucapan ayahnya.

"Monic kamu ambilkan saja sarapan untuk Hana anak itu tidak akan menolak" Ucap Keiro pada Monica dan akhirnya ia segera mengambil sarapan untuk Hana seperti yang lelaki itu suruh sedangkan Hana hanya diam sambil memandangi Monica yang mengambilkan sarapan untuknya.

"Ini sarapanmu dimakan sampai habis ya" Ucap Monica sambil menyerahkan piring yang berisi nasi lengkap dengan lauk-pauknya pada Hana.

Mereka bertiga pun segera sarapan akan tetapi tiba-tiba saja Monica malah berbicara seolah-olah menjelek-jelekkan ibu Hana kepada Keiro.

"Mas kasian ya Hana pasti ia sedari dulu ingin merasakan sarapan seperti ini kan secara ibunya sepertinya tidak pernah mengurusinya, istrimu itukan selalu sibuk dengan pekerjaannya bahkan sampai menelantarkan anak dan suaminya" Ucapnya sambil melihat ke arah Keiro dan Hanapun yang melihat hal itu menjadi kesal karena berani-beraninya perempuan itu menjelek-jelekkan ibunya.

Meski mungkin yang perempuan itu bilang memang kenyataan tapi tetap saja Hana tidak terima jika ada orang lain yang menjelek-jelekkan ibunya sekalipun ibunya memang tidak pernah mengurusinya tapi bagaimanapun juga perempuan itu tetaplah ibunya dan dia juga yang sudah melahirkan Hana.

"Tante jaga ucapan tante ya" Ucap Hana yang menghentikan aktivitas sarapannya padahal sarapan perempuan itu masih sisa separuh.

"Loh benar kan yang tante bilang pasti sedari dulu kamu kekurangan kasih sayang dari ibumu kan perempuan itu kan memang selalu sibuk kerja dan mungkin hanya pekerjaan yang ada dipikirannya" Ucap Monica kepada Hana sambil memandangi perempuan itu.

"Jangan naif Hana tante tau kamu sebenarnya juga ingin merasakan mempunyai keluarga yang hangat seperti keluarga orang lain pada umumnya untung saja kamu masih mempunyai ayah yang selalu memanjakan dan mengurusmu" Ucapnya lagi yang membuat Hana heran sejak kapan ayahnya itu memanjakan dan selalu mengurusnya bukankah selama ini ayahnya juga sibuk kerja iapun juga selama ini sudah terbiasa sendiri.

"Bagaimana ibu dia tetaplah ibu Hana dan perihal kehangatan di dalam keluarga Hana, Hana yakin suatu saat Hana pasti bisa merasakan hal itu" Ucapnya pada perempuan itu. Keiro yang mendengar keduanya berdebat iapun segera melerai agar perdebatan keduanya tidak semakin menjadi-jadi.

"Sudah-sudah nikmati sarapan kalian berdua dan berhenti berdebat" Ucapnya pada kedua perempuan itu. Hana yang sedari tadi sudah kehilangan selera makan pun segera meninggalkan meja makan itu bahkan tidak menghabiskan sarapannya.

Ia tidak perduli dengan ayahnya yang sedari tadi memanggilnya dan menyuruhnya untuk kembali, anak itu tetap pergi dan segera masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa ini kenapa semuanya menjadi bertambah rumit seperti ini, aku memang menginginkan kehangatan keluarga seperti keluarga orang lain, aku memang kekurangan kasih sayang selama ini tapi jika harus dengan menukar ibuku dengan perempuan lain aku tidak mau. Aku lebih baik tidak mendapatkan kasih sayang tapi kedua orangtuaku bersama daripada aku mendapatkan kasih sayang tapi harus mengorbankan orang tuaku berpisah" Monolognya sambil berbaring di atas kasur king zisenya.

Life Is FairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang