Pagi ini Hana sudah rapi dengan seragam sekolahnya ia segera turun ke lantai bawah untuk sarapan terlebih dahulu.
Setelah ia sampai di meja makan itu seperti biasa hanya aja dirinya dan Bi Ningsih yang sedang menyiapkan makanan."Pagi bi" ucapnya sambil menarik salah satu kursi lalu segera duduk.
"Pagi juga non Hana, silahkan non sarapan sudah siap" ucap Bi Ningsih kemudian.
"Ibu sama ayah usah berangkat bi" tanya Hana kepada bi Ningsih.
"Iya non berangkat pagi-pagi sekali untuk pergi ke bandara katanya mau ada meeting di luar kota" ucap bi Ningsih.
Kekalahan apalagi yang ia terima pagi ini bahkan untuk sekedar kata pamit saja ia kalah. Mungkin ia yang salah kali ini tidak bangun pagi-pagi sekali supaya bertemu orang tuanya, tapi apa salahnya orang tuanya pamit terlebih dahulu pada Hana setidaknya jika tidak ingin menemui Hana ia bisa mengabarinya lewat telfon.
"Oh sudah berangkat ya pasti mereka buru-buru sampai lupa pamit sama Hana" ucapnya dengan nada sendu.
"Iya non mungkin sedang buru-buru, nanti kan bisa non Hana telfon" ucap bi Ningsih.
"Iya bi gapapa lagian bukan sekali duakali Hana diginiin Hana udah biasa kok" ucapnya sambil tersenyum.
"Non hana yang sabar ya nyonya dan tuan cari uang kan untuk non Hana" ucap bi Ningsih bermaksud menghibur Hana.
"Iya Bi benar Hana gapapa kok, meski menurut hana waktu itu lebih penting daripada uang tapi hana gaboleh egois" ucapnya dan diangguki oleh Bi Ningsih.
Hana pun segera sarapan karena sehabis ini ia akan berangkat ke sekolah, dikarenakan hari
Ini hari senin jadi ia harus datang lebih pagi dari biasanya agar tidak tertinggal upacara.Sesampainya di sekolah ia langsung pergi ke kelas untuk menemui sahabatnya. dan ternyata dugaannya benar Pertiwi dan Lestari sudah datang mereka duduk di bangku mereka masing-masing sambil sesekali bercerita.
"Pagi Pertiwi, Lestari" ucap hana sambil menaruh tas ranselnya.
"Oh hai pagi juga Hana" ucap Pertiwi dan Lestari.
"Eh ya kalian tau ga ratu bullying di sekolah ini udah masuk lagi setelah seminggu di scors" ucap Lestari kepada Hana dan Pertiwi.
"Lo tau dari siapa Tar klo ratu bully sama dayang-dayangnya uda masuk?" Tanya Pertiwi kepada Lestari.
"Dari Nugraha lah dari mana lagi, dia kan sekelas sama ratu bullying" ucap Lestari.
Sedangkan Han hanya mendengarkan ucapan mereka karena Hana tidak tau siapa yang mereka maksud akhirnya karena penasaran ia pun bertanya kepada mereka.
"Ratu bullying? Di sekolah favorit kayak gini masih ada bullying?" Ucap Hana kepada mereka.
"Ia Han lo gak tau aja dia tuh gaada kapok-kapoknya meski uda sering di scors" ucap Lestari.
"Iyalah Fera kan anak donatur terbesar di sekolah ini mana mungkin dia takut, pastilah dia berlindung di bawah bokapnya" ucap Pertiwi kemudian.
"Jadi namanya Fera terus dayang-dayangnya yang kalian tadi bilang?" Ucap Hana.
"Ia namanya Fera nah dayang-dayangnya itu Rara sama Mela mereka itu udah komplit sepaket, terakhir di scors minggu kemarin katanya mereka bikin kepalanya adik kls bocor cuman gara-gara adik kelas ga sengaja nyenggol Fera pas lagi papasan di koridor" ucap Lestari kepada Hana
"Nah iya bener banget yang dibilang Lestari kalo kata gue tuh mereka itu ondel-ondelnya kelas 12 IPS dan fakta mengejutkannya lagi ternyata si Fera naksir sama Nugraha sepupunya Lestari udah lama tapi Nugraha gak mau dan gak pernah nanggepin dia iya gak Tar?" Ucap Pertiwi dan di angguki oleh Lestari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Fair
Teen FictionGadis cantik dengan segudang lukanya, hidup yang penuh dengan jalan terjal, pendakian,bebatuan entah kebahagiaan apa di ujung sana hingga jalannya harus sesulit ini. Hidup itu adil? ya tentu saja hidup itu adil bagi setiap manusia yang selalu bersyu...