17.

3.8K 241 19
                                    

Aku, ayah dan bunda, saat ini sudah berada di dalam kamar rawat Araby. Jika dihitung-hitung, sudah sekitar dua setengah jam Araby tidak sadarkan diri.

Ku pejamkan mataku dan ku pijat peningku yang saat ini sangat sakit.

Tidak ada perbicaraan sama sekali diantara kami bertiga. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Bisa dilihat dari dahi kami yang dari tadi mengerut menandakan banyak hal yang saat ini sedang kami pikirkan.

Saat suasana sedang hening-heningnya, dari arah ranjang, terdengar seseorang seperti sedang meringis kesakitan.

"Shhhh."

Kami bertiga dengan spontan langsung menoleh kearah ranjang tempat Araby berbaring.

Araby sedang memegang peningnya sambil memijatnya perlahan.

Kami bertiga lalu menghampirinya. Bunda membantunya untuk berpindah posisi menjadi duduk lalu memberinya air putih.

Sedangkan aku dan ayah hanya menatap mereka tanpa mengatakan sepatah katapun.

Setelah selesai meminum air, Araby lalu meneliti sekelilingnya dan menatap kami bergantian.

"Aku tadi pingsan ya? Tapi gak ada apa-apa kan?" Tanya Araby pada kami. Raut wajahnya seperti agak bingung dengan sikap kami yang dari tadi hanya diam saja.

Araby tambah bingung karena bunda yang saat ini sedang duduk di sisi ranjangnya tiba-tiba menangis.

"Bunda kenapa, aku udah gapapa kok." Ucapnya sambil mengelus punggung tangan bunda dan membawanya ke pangkuannya.

Bunda hanya menggeleng pelan sambil tetap menunduk menangis.

Aku menunduk menatap lantai. Sangat sakit rasanya disuguhkan pemandangan seperti ini.

Dari ekor mataku, aku melihat di sampingku ayah sudah melipat tangannya depan dada lalu berkata.

"Kamu hamil. Sudah tujuh minggu." Ucap ayah datar.

Aku melihat kearah Araby yang saat ini sudah terlihat sangat terkejut.

"Dimana laki-laki itu Araby? Dia harus bertanggung jawab." Ucap ayah yang saat ini sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rahangnya agak bergetar saat ini.

Araby menunduk dan tidak berkata apa-apa.

Ayah terlihat sangat geram saat ini. Ia langsung menghampiri Araby lalu menarik kerah baju yang Araby kenakan lalu menamparnya dengan agak keras.

Aku yang melihat itu langsung membelalakkan mataku lalu langsung memisahkan mereka berdua.

Bunda langsung bangkit dari duduknya dan langsung menenangkan ayah yang saat ini terlihat sangat emosi.

"Jawab Araby! Jangan diam saja kamu." Ucap ayah kembali sambil menunjuk ke arahnya.

Araby yang saat ini sedang terisak, bersusah-payah untuk menjawab pertanyaan ayahnya.

"D-dia udah gak bisa dihubungi dari tiga minggu yang lalu yah." Ucapnya sambil menahan isakannya. Tangannya kini sudah berada di pipi kanannya, pipi yang tadi ayah tampar.

Mendengar itu, ayah semakin terlihat marah. Dadanya kini sudah naik-turun dengan tempo yang cepat.

Saat ayah ingin menghampiri Araby lagi, bunda menahannya.

"Udah yah, gak baik ngobrol sambil emosi gini. Kita keluar dulu yuk." Ucap bunda menenangkan ayah sambil mengelus dadanya.



__________________




Setelah kami menyelesaikan administrasi dan meminta resep obat untuk Araby, kami memutuskan untuk langsung pulang dan beristirahat karena waktu yang sudah memasuki larut malam.

Ayah dan bunda sudah pulang duluan. Di perjalanan, Araby hanya diam saja sambil menatap ke arah luar jendela.

Sejujurnya, aku juga masih sedih. Tetapi aku merasa aku harus membangun mood Araby agar lebih baik.

"Araby, tadi kata dokter kamu harus mulai rutin check up. Nanti saya temenin ya check up nya."

Ucapku lalu sedikit melirik Araby. Dia tidak bergeming sedikitpun.

Aku menghela nafas sebentar sambil memikirkan sesuatu.

"Araby, kemarin saya kan beli bubur, terus masa buburnya bisa di kecilin bisa digedein." Ucapku bercerita dengan semangat.

Araby melirikku bentar dengan kening mengerut.

"Terus saya baru sadar, ternyata saya lagi makan bubur zoom zoom hehehehe." Ucapku lalu tertawa di akhirnya.

Araby sedikit tersenyum geli mendengar candaan recehku itu.

"Apaan si, ga lucu." Ucapnya agak sewot setelah itu.

Aku tersenyum, akhirnya setelah sekian lama aku mendengar suaranya lagi.

"Kamu lapar ga? Mau mampir dulu ga?" Tanyaku pada Araby.

Araby hanya menggeleng tanpa melihat kearahku lalu melipat tangannya dan menutup mata.

Mendengar nafasnya yang sudah teratur, aku tersenyum lalu mengelus sebentar pucuk kepala Araby. Ku kurangi kecepatan mobilku dan menurunkan suara radio agar Araby tidak terganggu dan terbangun.

Setelah sampai di rumah dan memarkirkan mobil di dalam garasi, aku langsung keluar dari mobil dan membuka pintu penumpang yang berada di sebelah kursi pengemudi. Saat aku ingin membangunkan Araby, aku terpana melihat wajahnya.

Wajahnya sangat manis saat sedang tertidur seperti ini. Ku dekatkan wajahku pada wajahnya agar bisa memandangnya dengan lebih dekat.

Ku singkirkan rambut-rambut yang menutupi wajah anggunnya.

Tanpa sadar, aku terus tersenyum saat menatap wajahnya. Wajahnya sangat cantik. Dengan polesan make up yang tipis, ia tetap sangat cantik bahkan saat tidak memakai riasan apapun. Aku bersumpah tidak akan ada yang bisa menandingi kecantikannya dari sudut pandang ku.

Tiba-tiba, Araby membuka matanya. Aku sangat kaget dan langsung menjauhkan tanganku dari wajahnya.

Hal bodoh yang belum ku sadari saat ini adalah wajah kami yang masih sangat dekat.

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali.

"L-lo ngapain....." Ucap Araby pelan sambil menjauh dan agak mendorongku.

Aku yang saat itu baru sadar pun dengan kaget langsung memundurkan badanku. Tetapi sialnya belakang kepalaku malah terpentok.

"Aww." Aku meringis sambil memegang bagian kepalaku yang sakit.

"Lagian orang ngapain sih, aneh banget." Ucap Araby dengan wajah ketusnya dan langsung meninggalkan ku dan masuk ke dalam rumah.

Masih dengan memegang kepalaku yang habis terpentok, aku menutup mataku sebentar.

Aku juga tidak mengerti, mengapa aku bisa menjadi sebodoh ini jika sudah menyangkut Araby....














Thank you.







Siapa yang cita-citanya tolol-tololin Nova sampe mampus cunggg.

Wkwkwk, btw sorry ya Ahel baru bisa up, kemaren beberapa hari nge drop bngt. Ahel kayaknya kurang istirahat, soalnya emang mau tanding, jadi latihannya hampir setiap hariii, terus hampir setiap pulang latihan Ahel kehujanan teruss
:( Mana malem-malem lagi.

Kalian jangan sampai sakit juga yaa, jangan lupa istirahat yang cukuppp, minum vitamin biar tambah kuattt.









don't hesitate to hurt me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang