8.

3.1K 249 4
                                    

Araby's POV.

Ku buka mataku saat ku rasakan sebuah tangan yang melingkar di perutku dari belakang.

Saat mataku sudah terbuka, aku langsung terbelalak karena menyadari apa yang sedang terjadi.

NOVA MEMELUK KU DARI BELAKANG.

Tiba-tiba pipiku panas dan aku yakin kini wajahku pasti sudah memerah.

Tidak ingin membuang-buang waktu lagi aku segera berteriak.

"AAAAAAAAA!!! NOVAAAAA KURANG AJAR BANGET LO." Teriakku sambil mencoba melepaskan pelukannya pada diriku.

Bukannya terlepas, Nova malah semakin melilitku dengan pelukannya itu.

Merasakan itu, aku semakin memberontak di pelukannya. Aku memukul dan menendanginya dengan keras.

Barulah setelah itu Nova terbangun dari tidurnya.

Araby POV end.





Saat aku membuka mataku perlahan. "O-ow...." Ucapku pelan.

Aku langsung bangun dari tidurku dan terduduk.

Plakk.

"Kurang ajar! Gue bilang apa? Jangan sampai ngelewatin guling." Ucapnya dan langsung beranjak keluar kamar.

Aku memandang nya keluar kamar dengan memegang pipiku yang panas bekas tamparannya.

"Aduhh."







"Nanti turunin gue di kafe yaang ada di depan jalan." Ucap Araby lalu langsung kembali menatap jalan.

Araby saat ini sangat cuek, walaupun sebelumnya dia memang sudah sangat cuek terhadapku, tetapi setelah kejadian tadi pagi di rumah ayah, dia menjadi semakin cuek.

"Kamu emang mau ngapain disana?" Tanyaku tetapi tidak ada jawaban darinya.

"Kamu sampai kapan di sana? Mau saya jemput, atau saya tungguin aja?" Tanya ku lagi berharap kali ini akan ada jawaban yang keluar dari mulutnya.

"Duh, apaan sih lo, berisik banget. Tinggal turunin gue doang susah banget." Ucapnya ketus.

Saat sampai di depan kafe yang Araby tuju, aku menghentikan mobilku.

"Nanti kalau udah selesai chat saya ya, nanti saya jemput." Ucapku memandang ke arahnya.

Araby tidak memperhatikan ku sama sekali dan langsung keluar dari mobil.

Setelah melihat Araby sudah memasuki kafe, aku menghela nafas sebentar dan langsung melajukan mobilku menuju rumah.








Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 tetapi Araby masih belum menghubungi ku.

Sudah ku telfon puluhan kali tetapi hp nya sedang tidak aktif.

Karena aku khawatir dengannya, aku memutuskan untuk pergi ke kafe yang tadi Araby datangi.

Saat sudah di depan pintu dan sudah mengunci pintu. Aku melihat sebuah mobil berhenti di depan rumahku.

Dengan jarak yang lumayan jauh, aku melihat seorang wanita keluar dari mobil tersebut, diikuti dengan seorang pria.

Itu Araby. Jantung ku berdetak sangat kencang disaat aku melihat istriku berpamitan dengan pria itu lalu mereka berciuman.

Aku masuk ke dalam rumah dengan air mata yang saat ini aku tahan.

Saat sudah duduk di sofa, aku mencerna apa yang barusan terjadi di depan mataku. Saat itu, aku sudah tidak bisa membendung air mata yang saat ini seperti memohon untuk dikeluarkan.

Aku segera menghapus air mataku saat mendengar langkah kaki yang sedang menuju ke arah ruang keluarga.

"Kok jam segini baru pulang? Tadi kemana aja?" Tanyaku lembut dan berusaha untuk tersenyum.

"Jalan-jalan sama temen, kenapa?" Tanyanya sambil menuju ke dapur untuk mengambil minum.

"Tadi saya telfonin kamu terus, tapi hp kamu gak aktif." Ucapku.

"Hp gue lowbath." Ucapnya singkat sambil berjalan ke arah tangga dan menuju kamarnya.

Aku hanya memandang nya dengan senyum miris.

Tidak ingin bersedih lama-lama, aku pun memutuskan untuk menyiapkan makan malam untuk kami berdua.









Thank you.


don't hesitate to hurt me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang