15.

3.5K 268 10
                                    

Hari sudah siang dan aku masih terbaring di tempat tidur dengan lemah.

Badanku panas dan kepalaku sangat pening. Setelah melewati hari-hari yang sangat melelahkan dan tidur yang kurang, akhirnya aku tepar juga.

Ku ambil handphoneku dan menghubungi Araby. Tenggorokanku sangat kering dan panas, aku ingin meminta tolong Araby untuk membawakan ku air.

"Halo, apaan?" Ucap Araby di sebrang sana.

"Saya haus banget, tolong ambilin air putih ya Araby."

"Yaudah, tunggu."

Tok tok tok tok.

Cklekk.

Setelah mendengar ketukan pintu, aku lanjut mendengar suara pintu terbuka.

"Nih minum." Ucapnya sambil menyodorkan gelas berisi air putih yang ku minta.

Aku bangun sedikit dari tidurku dan meminum air yang dibawakan araby.

"Saya pusing banget, boleh tolong kompresin ga?" Ucapku meminta tolong.

"Ck, ngerepotin. Yaudah tunggu sebentar."

Setelah kepergian Araby yang sedang mengambil alat untuk mengompresku. Aku baru teringat ada berkas yang harus ku selesaikan esok hari.

Ku putuskan untuk menghubungi sekretarisku agar kerjaanku ada yang menghandle.

Setelah aku menghubungi sekretarisku, Araby masuk dengan tangan yang sedang memegang ember yang berisi air.

"Telfonan sama siapa?" Tanyanya setelah mendudukkan diri di pinggir kasur.

"Bukan siapa-siapa." Jawabku sekenanya karena sudah sangat lelah untuk sekedar berbicara.

"Dih." Ucapnya dengan nada malas dan mulai mengompresku dengan perlahan.

Setelah hampir satu jam Araby mengompresku, Araby turun untuk mengambilkan ku makanan dan beberapa obat.

"Nih makan, biar cepet sembuh. Biar ga ngerepotin gue lagi."

Aku tersenyum melihatnya dan bangkit dari tidurku untuk duduk.

"Saya lemes banget. Boleh tolong suapin ga?" Ucapku sambil merendahkan suaraku agar terdengar seperti orang yang sangat lemah.

"Ih, tuh kan ngerepotin." Ucapnya kesal yang terdengar sangat lucu di telingaku.

Walaupun sambil menggerutu, Araby tetap menyuapiku. Aku menahan senyumku.

Wow, ternyata ini rasanya disuapin sama istri. Maklum, baru ngerasain.

Setelah makan dan meminum obat, aku meminta tolong pada Araby untuk memapahku menuju kamar mandi.

Sebenarnya, aku bisa saja berjalan sendiri perlahan menuju kamar mandi, tapi karena ingin modus, jadilah aku meminta tolong untuk yang kesekian kalinya kepada Araby.


Author's POV.




Saat Araby sedang menunggu Nova yang kini sedang berada di dalam kamar mandi, Araby mendengar suara handphone yang berada di atas kasur berdering.

Handphone yang tidak lain tidak bukan adalah milik Nova, kini berdering dengan nama Alya yang terpampang di depan layar.

Araby mengerutkan dahinya sebentar sebelum mengangkat panggilan tersebut.

"Halo kak." Ucap suara lembut dari sebrang sana.

"Novanya lagi sakit." Ucap Araby singkat lalu langsung menutup panggilan telefon tersebut.





don't hesitate to hurt me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang