25.

4.1K 385 59
                                    

Araby's POV.

"Araby, aku berangkat dulu ya." Pamit Nova kepadaku.

Aku berjalan kearahnya. Ku benarkan dasinya yang miring.

"Makasih." Ucapnya dengan senyuman yang merekah setelah aku telah menyelesaikan pekerjaanku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"Dah..." Ucapnya canggung sambil melambai.

Aku terkekeh melihat itu. Terkadang Nova menjadi sangat lucu.

Setelah mobil Nova sudah tidak tertangkap oleh pandanganku, aku langsung masuk ke dalam rumah dan menyalakan TV.

Hanya itu yang bisa ku lakukan sehari-hari. Aku sudah tidak sebebas dulu yang kemana-mana tidak harus memikirkan apapun. Sekarang aku sedang membawa nyawa lain. Aku harus menjaganya.

Hanya Nova dan lawakan garingnya yang selama ini menghiburku. Maka dari itu, jika Nova tidak kunjung pulang aku akan merasa sedih dan kesepian.

Saat tengah asik menonton, handphoneku bergetar dan memunculkan notifikasi pesan dari sahabatku.



Melaniiiiii

Lo ga bosen apa ngumpet mulu di rumah?

Jalan yuk, kemana gitu. Refreshing kali, stress lo lama-lama di rumah mulu.

Mauuuuuu.

Iya, bosen banget ☹️

Mau kapan emangnya?

Sore aja mau ga? Kita ke kafe xxx yuk, udh lama ga ke sana.

Ngobrol-ngobrol. Udah lama kan kita ga ketemu.

Gue banyak bahan ghibahan niih

Okkk, sore yaaa. Lu jemputtt.

Amannn.




Aku menutup handphoneku saat sudah menyelesaikan pembicaraanku dan Melani.

Melani adalah sahabat dekatku. Sejak aku masih kuliah dan bahkan masih berjalan sampai sekarang.

Dia tempatku berkeluh kesah selama ini.

Selama ini kami bertukar kabar hanya dengan mengirim pesan ataupun panggilan telepon saja. Karena pekerjaan Melani yang mengharuskan ia sering berpindah-pindah tempat.

Saat masih terduduk santai di depan TV, aku langsung teringat untuk mengabari Nova.




Nova.

Nava, nanti sore aku mau pergi ya. Ke kafe xxx.

Kalau kamu sudah pulang, kunci rumah aku taro di belakang vas.


Aku tersenyum geli kearah pesan yang baru ku kirimkan tadi. Aku kini memang lebih sering menggunakan aku-kamu dengannya.

Entahlah, aku hanya merasa lebih nyaman seperti itu.




Nova.

Nava, nanti sore aku mau pergi ya. Ke kafe xxx.

Kalau kamu udah pulang, kunci rumah aku taro di belakang vas.

Kamu mau pergi sama siapa?

Sama temenku. Dia yang anter jemput kok.

Ohh, yaudah. Hati-hati yaaa....









18.30 PM



don't hesitate to hurt me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang