Ku parkiran mobil hitamku ke dalam garasi mobil. Ku pijat keningku refleks karena sangat lelah dengan hari-hari yang melelahkan ini.
"Huffft" ku buang nafasku berat sebelum turun dari mobil.
Saat memasuki rumah, aku langsung di sambut dengan papah yang sedang duduk santai sambil menonton sinetron kesukaannya itu.
"Baru pulang Nova?" Tanya papah sambil menengok ke arah jam dinding lalu mengarahkan pandangannya lagi kearah diriku.
"Iya pah, hari ini kantor lagi padet banget" Jawabku dengan muka memelas.
"Oh iya, mamah dimana pah?" Tanyaku sambil celingak-celinguk mencari keberadaan mamah.
"Mamah mu lagi nyiapin makan malam. Kamu mandi dulu gih, setelah itu turun makan malam, nanti ada yang papah mau ngobrol sebentar sama kamu"
Aku pun mengguk sebagai jawaban. Karena ini memang sudah jam makan malam, dan aku sudah sangat lelah untuk sekedar basa-basi bertanya apa yang akan papah obrolkan nanti. Aku menaiki tangga dan langsung menuju kamarku untuk mandi dan bersih-bersih"
Setelah selesai bersih-bersih, aku langsung menuruni tangga dan menuju ke arah ruang makan karena perutku sudah sangat berisik ingin diberi makan.
"Nah ini Nova. Sini makan dulu." Ucap mamah yang langsung menyuruhku duduk ketika melihatku.
"Anak mamah udah gede sekarang ya." Ucap mamah sambil memijat bahuku pelan dari belakang.
"Mahh...." Aku langsung membawa tangan mamah melingkari leherku sambil ku senderkan kepalaku manja pada lengannya.
"Udah kali peluk-pelukannya. Udah laper nih." Aku yang mendengar itu hanya mendengus sebal.
"Papah ga diajak. Makan aja sendiri." Ledekku yang langsung mengundang tawa para orang tua.
Setelah menyelesaikan makan malam, papah mengajakku untuk ke ruang keluarga karena ada yang ingin dibicarakan dengan ku. sedangkan mamah sudah ke kamar duluan karena sudah mengantuk.
"Nova" panggil papah setelah dia menyesap kopinya.
"Iya pah, kenapa?" Tanya ku penasaran juga agak gugup menjadi satu.
Papah terlihat ragu ingin melanjutkan perkataannya. "Kamu kan sudah besar dan sudah mapan. Apakah kamu tidak ada pikiran ingin menikah dan memiliki keluarga sendiri?" Tanya papah dengan pelan.
Aku kaget dengan pertanyaan papah, karena selama ini, aku memang sangat sibuk bekerja dan tidak ada waktu untuk memikirkan tentang percintaan.
Aku terdiam selama beberapa detik sebelum menjawab. "Pah, aku belum siap menikah. Papah kan juga tau, Nova gaada ketertarikan sama laki-laki"
Aku langsung melihat kebawah karena tidak tega melihat mata papah, aku merasa tidak enak hati karena jawabanku yang terkesan menolak.
Papah tersenyum mendengar jawabanku lalu berkata. "Papah sudah ada calon kok, kamu tenang aja, dia perempuan. Dia anak dari teman bisnis papah. Cantik sekali, kamu harus ketemu sama dia. Kamu mau ya?" Aku menatap papah yang saat ini terlihat sangat berharap.
Karena tidak tega, aku pun meng-iya kan tawaran papah yang ingin mempertemukanku dengan anak temannya itu.
Nanti setelah bertemu orang itu, aku bisa ngomong ke papah kalau aku tidak cocok dengan anak temannya itu. Setidaknya aku sudah menemuinya.
•
•
•
•
•Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
don't hesitate to hurt me.
RomanceTidak pernah terbayangkan oleh Nova bahwa ia akan dijodohkan dengan wanita yang sangat ia kagumi disaat dirinya masih menempuh pendidikan di universitas tempatnya belajar. Araby sangat kesal, ia tidak menyangka ayahnya akan tega menjodohkan dirinya...