14.

3.2K 254 2
                                    

Ku buka mataku perlahan. Tadi malam, kami pulang dari rumah papah dan mamah cukup larut. Setelah sampai rumah, aku tidak langsung tidur karena harus menyusun berkas yang akan aku bawa hari ini.

Mataku membelalak saat ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 8.30

Aku langsung bangkit dari tidurku lalu masuk ke kamar mandi.

Ku ambil dasi ku, lalu hanya ku kalungkan dasi ku asal pada leher.

Ku turunkan tangga dengan terburu-buru. Saat sudah di bawah, aku melihat Araby yang sedang duduk di sofa ruang tamu sedang bermain dengan handphonenya.

"Saya berangkat dulu ya. Maaf ga bikin sarapan, tadi bangunnya telat." Ucapku berpamitan pada Araby.

"Gue bikin sandwich. Makan aja dulu sedikit, biar ga lemes banget."

"H-hah?" Ucapku seperti orang bego. Pasalnya, ini kali pertama Araby menyiapkan sarapan untukku.

Araby bangkit dari duduknya dan pergi menuju dapur. Sedangkan aku masih ter-bengong di tempat ku.

Setelah menunggu beberapa saat, Araby kembali dari dapur menuju ke arahku dengan satu piring sandwich yang sedang ia bawa.

"Nih." Ucapnya saat sudah berada di depanku sambil menyodorkan piring berisi sandwich yang tadi ia bawa.

Aku tersadar dari lamunanku lalu dengan perlahan mengambil sandwich yang sedang Araby pegang.

Setelah aku sudah mengambil salah satu sandwich, Araby meletakkan piring yang sudah kosong itu ke atas meja yang berada di dekatnya.

"Ih, ini gimana sih." Ucapnya sambil mengambil dasi yang hanya ku lilitkan di leherku lalu memakaikannya di kerah kemeja ku.

Aku yang melihat itu hanya bisa ber-dehem pelan dan mengalihkan pandanganku dari wajahnya sambil menghabiskan sandwich yang sedang ku makan.

"Tumben ga pake jas?" Tanyanya saat sudah selesai memakaikan dasi ku.

"Tadi buru-buru, terus juga kayaknya saya inget di mobil masih ada jas cadangan." Jawabku dengan mulut penuh.

Setelah aku menghabiskan sandwichku, aku langsung berpamitan dan bergegas menuju mobil agar tidak terlalu terlambat. Walaupun aku yakin aku akan terlambat karena jam masuk kerja adalah jam 09.00 pagi, tapi aku tidak ingin makin terlambat.



















Sudah jam 19.15 dan aku baru saja sampai di rumah.

Saat sudah memasukan mobilku ke dalam garasi, aku lalu berjalan lunglai menuju dalam rumah.

Aku sangat tidak mempunyai tenaga untuk bergerak dan melakukan aktivitas lainnya, yang kini dapat ku pikirkan hanya mandi, makan dan tidur dengan nyenyak.

Ketika sudah berada di antara ruang tamu dan ruang makan, aku langsung di hadiahi pemandangan yang sangat me refreshing otakku. Pemandangan bidadari yang sedang makan. Aku hanya tersenyum-senyum sendiri melihatnya. Penatku pun seketika hilang. Aku yakin kalau ada orang yang melihat tingkah ku ini, aku akan di cap ODGJ.

Tetapi aku sangat yakin, siapapun yang melihatnya pasti juga akan sama seperti ku.

"Ngapain lo senyum-senyum disitu?"

Aku langsung menetralkan ekspresiku. Aishh, ketahuan.

"Gak ngapa-ngapain, ini mau ke kamar." Ucapku rada salah tingkah.

"Nanti selesai mandi mau temenin gue belanja ga? Skincare gue banyak yang habis. Sekalian belanja bulanan aja."

Aku langsung mengangguk antusias. Ini pertama kalinya Araby ingin ikut belanja bulanan, aku sangat senang.

Di tengah kegiranganku, Araby tiba-tiba berucap.

"Bian soalnya gabisa nemenin. Lagi sibuk."

Hufft

Tidak ada hari tanpa dia menyebut nama laki-laki itu.

Tidak ingin terlalu memikirkan, aku memutuskan untuk langsung bersiap-siap agar Araby tidak menunggu lebih lama.


















Selesai berbelanja, tanpa terasa kini sudah pukul 23.00

Jujur saja aku sekarang sudah sangat lelah, mataku sangat berat. Mungkin kalau aku munutup mataku sebentar saja aku akan langsung tertidur.

Seperti menyadari hal itu, Araby memintaku agar berhenti dan menepikan mobil sebentar untuk membeli ice cream.

"Kamu ice cream vanilla kan?" Tanyaku untuk memastikan.

"Gak, gue lagi pengen stroberi."

"Tumben banget?" Tanyaku rada heran. Karena Araby sebelumnya adalah pecinta ice cream vanilla garis keras.

"Lagi pengen aja. Lagian suka-suka gue lah, gue yang makan."

Setelah mendengar ocehannya, aku hanya menghela nafas sebentar lalu keluar dari mobil dan menghampiri kedai ice cream.

Setelah membeli dua cup ice cream, aku langsung masuk mobil dan memberikan ice cream pesanan Araby.

"Nih, makannya jangan sampai tumpah ya, nanti lengket."

"Iya bawel."

Kami memakan ice cream kami dengan tenang. Kantuk ku telah berkurang dan kini aku jauh lebih baik.

Aku menoleh ke arah Araby. Seketika aku tersenyum, ia seperti anak kecil yang habis diberikan ice cream oleh orang tuanya. Sekitar mulutnya dipenuhi oleh noda-noda ice cream stroberi.

Seperti menyadari sedang diperhatikan seseorang, Araby menoleh ke arahku.

Kami bertatapan beberapa detik sebelum aku berpaling.

"Ngapain si ngeliatin mulu, mau?"

"Hmm?" Aku mengangkat alisku. "Boleh."

"Nih." Ucap Araby sambil menyodorkan ice cream stroberi nya.

Alih-alih mengambil dari cup ice creamnya, jempolku malah mengarah ke samping bibirnya.

Ku kecup jempolku yang manis rasa ice cream stroberi.

"Enak, manis." Ucapku dengan tersenyum.

Araby langsung mengalihkan pandangannya dari ku. Pipinya sudah bersemu merah.

"Gajelas. Udah cepetan pulang." Ucapnya sewot.

Duh, imutnya.....

Aku menjalankan mobilku sambil sesekali melirik kearah Araby sambil tersenyum.


















Thank you.








MAAF BANGET KEMAREN-KEMAREN GAK UPDATE. GAK SEMPETTTT, AHEL SIBUK BANGET (BENERAN SIBUK).















don't hesitate to hurt me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang