19.

4.8K 363 12
                                    

Pada pagi yang cerah ini, aku sudah sangat rapih dan siap untuk pergi ke luar.

Hari ini aku sangat bersemangat. Senyuman terus terpampang di wajah menawanku. Sampai-sampai wajahku sampai agak pegal gara-gara terus-menerus tersenyum.

Pagi ini aku dan Araby akan melakukan check up pertama kami pada trimester kedua. Karena usia kehamilan Araby yang telah mencapai 13 minggu, jadi kami bisa melakukan USG dan mengetahui jenis kelamin sang bayi. Aku sangat bersemangat akan itu, aku tidak sabar akan mengetahui apakah itu bayi laki-laki atau perempuan.

Setelah siap, aku keluar dari kamar dan menuruni tangga.

Buah-buahan dan susu Araby seperti biasa telah ku siapkan untuk perjalanan.

Ku genggam Tote bag berisi buah dan susu, lalu ku hampiri Araby yang berada di ruang tamu.

"Yuk!" Ucapku bersemangat menatap Araby yang sedang duduk di sofa.

"Semangat banget." Ucap Araby yang terkekeh melihat tingkahku.

Aku hanya tertawa geli dan mengangguk leherku yang tak gatal.







Seperti biasa, jalanan hari-hari weekend memang selalu ramai.

Saat sedang menunggu mobil di depan berjalan, aku sesekali menengok ke arah kanan kiri jalan guna menghilangkan rasa bosan.

Lalu pandanganku berhenti ketika melihat Araby. Aku tersenyum sebentar karena sangat terpana melihat bidadari yang sedang duduk di sampingku ini.

Aku mengerutkan keningku saat menyadari Araby dari tadi hanya melamun sambil memakan buahnya.

"Kamu kenapa? Kok melamun. Ada masalah?" Tanyaku yang khawatir.

Araby hanya menggeleng lalu menunduk mengelus perutnya.

"Dia udah mulai tumbuh. Nanti kalau gue jadi gendut gimana?" Ucap Araby melengkungkan bibirnya sambil melihat kearahku.

Lucunya......

Melihat itu aku langsung memalingkan wajahku ke depan.

Aku ber-dehem sebentar.

"Kamu mau gimanapun bentuknya tetap cantik Araby." Ucapku seadanya.

Araby yang mendengar itu hanya ber-decak kesal lalu lanjut memakan buahnya.

~~~~~~~~~~~~~~

Selesai melakukan check up. Kami langsung otw menuju pusat perbelanjaan yang ada di tengah kota.

Kami memutuskan untuk membeli baju khusus ibu hamil dan perlengkapan kehamilan lainnya untuk Araby.

"Menurut lo bagusan yang ini atau yang ini?" Tanya Araby kepadaku sambil memegang dua baju yang menurutku hanya berbeda di warnanya saja.

Aku menggaruk keningku sebentar sebelum menjawab. "Beli dua-duanya aja ya by, itu cuma beda warna doang."

"Ih apaansih, ini designnya beda tau, coba lo liat lebih detail." Ucapnya sambil mengarahkan kedua baju itu kepadaku.

Dengan bingung, aku tetap menuruti keinginannya. Ku pegang dan ku lihat kedua baju itu.

Aku tetap tidak tahu apa perbedaan kedua baju itu....

"Araby, kamu beli aja ya dua-duanya. Bagus semua kok." Ucapku sambil tersenyum.

"Huhh, yaudah deh." Ucapnya pasrah.

Mendengar itu aku menghela nafas lega. Akhirnya penderitaan ini selesai. Pasalnya, aku sudah duduk disini satu setengah jam yang lalu sambil menunggu Araby memilih-milih baju hamilnya.

"Nih." Ucapku memberikan kartu kreditku.

Melihat itu Araby mengangkat sebelah alisnya lalu mengambil kartuku.

"Wow, orang kaya ya kak?" Ucap Araby sambil membolak-balikan kartu Titanium di tangannya.

Mendengar itu aku hanya terkekeh.

"Iya nih, mbaknya mau ga sama saya?" Ucapku balik ber-gurau.

"Dih." Ucap Araby sambil memutar bola matanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ku tuang mie instan dan airnya ke dalam mangkuk yang lumayan besar.

Setelah pulang ber-belanja, aku dan Araby memutuskan untuk tidak mampir untuk makan, melainkan kami memilih untuk membeli mie instan dan memakannya di rumah. Karena sudah sekitar sebulanan kami tidak memakan makanan tersebut, kami sangat rindu dengan rasa mie instan.

Ku letakkan tiga butir telur yang sudah ku rebus sebelumnya di atas mie instan yang terlihat sangat menggiurkan dengan kuah merah.

"Huhhh, siapp." Ucapku bangga saat melihat mie instan buatanku sudah jadi. Lalu ku siapkan dua mangkuk kecil dan dua pasang sumpit

Ku bawa mangkuk besar berisi mie dan 2 mangkuk kecil itu ke ruang tamu. Saat sampai di ruang tamu, aku melihat Araby yang sedang memilihkan film yang akan kami tonton sambil menikmati mie instan ini.

Ku letakkan mangkuk di meja dan bergabung duduk di sofa bersama Araby.

Kami pun makan dengan tenang sambil menikmati film yang tadi Araby pilih.

Saat mie nya sudah habis, masih ada satu telur yang belum dimakan. Saat ingin mengambilnya, sumpitku tiba-tiba bertabrakan dengan sumpit Araby.

Aku langsung menoleh kearahnya yang saat ini juga sudah menatap kearahku dengan tatapan sengit.

"Lo kan tadi udah makan satu." Ucapnya lalu menggeser telur itu ke arahnya.

"Kamu kan tadi juga udah makan satu. Itu sengaja saya masak lebih buat saya. Kamu kalau mau juga harusnya tadi bilang biar saya bikin lebih" Ucapku tidak mau kalah sambil menggeser telur itu ke arahku.

"Kok Lo gamau ngalah sih." Ucapnya marah lalu menunjukkan wajahnya sambil melipat tangan depan dada.

Aku menggaruk leherku panik lalu segera menenangkan Araby.

"Y-yaudah ini buat kamu." Ucapku mendorong mangkuk yang masih tersisa satu telur di dalamnya.

Melihat Araby yang tidak bergerak sedikitpun, aku memutuskan untuk menggodanya sedikit.

"Gamau nih? Yaudah buat saya aja kalau gamau." Mendengar ucapanku, Araby langsung mengambil telur itu dan memasukkannya kedalam mulut bulat-bulat.

Saat sudah masuk mulut. "Huhh, huhhh. Hanashh." Ucapnya tidak jelas karena kepanasan.

Aku yang panik melihat itu pun langsung menyodorkan tanganku ke depan mulutnya.

Araby melepehkan telur yang baru ia gigit dan langsung meminum air agar menghilangkan rasa panas yang ada di mulutnya.

Setelah minum, Araby menggenggam lenganku lalu meniup telur yang ada di tanganku dan memakannya dengan perlahan.

Aku hanya diam. Tidak melakukan apapun dan hanya melihat apa yang dilakukannya.














Thank you.






Sabar dulu ya gusy, kita lucu-lucuan duluu 😍😍.
Belum pisah gusy, skem ia.





Don't Hesitate To Hurt Me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang