20.

4.3K 326 29
                                    

Araby's POV.

Ku buka mataku perlahan saat sinar matahari sudah masuk ke dalam kamarku. Ku dudukan diriku perlahan.

Semenjak hamil, aku jadi lebih berhati-hati dalam melakukan apapun. Apalagi Nova sangat posesif dengan kehamilanku. Aku tidak mengerti, mengapa dia seperti itu padahal ini bayiku?

Ku ambil handphoneku lalu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Aku bangkit dari tidurku dan langsung membereskan tempat tidur.

Selesai bersih-bersih dan membereskan diri, aku turun dan langsung menuju dapur.

Seperti biasa, Nova pasti sudah menyiapkan sarapanku sebelum ia berangkat bekerja, tidak lupa juga catatan yang berisi. "Dihabiskan ya makanannya, jangan takut gendut. Jangan lupa minum susu!!" Aku hanya tersenyum melihat catatan tersebut. Tatapanku beralih ke arah dua buah sandwich yang berisi sayur-sayuran.

Nova sangat baik, aku lama-lama tidak tega jika harus memperlakukannya secara kasar. perlahan-lahan, kini aku sudah bisa menerimanya keberadaannya.

Selesai makan, aku langsung menyeduh susu dan mengeluarkan buah-buahan yang sudah Nova potongkan untukku di dalam kulkas.

Ku bawa susu dan buah ke ruang tamu, ku makan buahku sambil meminum susu.

Saat sedang santai menonton tv, bel rumah tiba-tiba berbunyi. Aku mengerutkan keningku lalu segera beranjak untuk mengetahui siapa yang datang pagi-pagi seperti ini.

Saat ku buka pintu, terlihat lah siapa yang datang pagi-pagi seperti ini.

"Loh. Ayah, bunda? Kenapa pagi-pagi dateng kesini?" Tanyaku sambil mengecup pipi kedua orangtuaku.

"Main doang sekalian ngecek, emang gaboleh."

"Boleh, tapi tumben, biasanya bilang dulu kalo mau main." Balasku pada bunda.

"Biar surprise. Btw ini ga disuruh masuk?" Ucap ayah.

Aku terkekeh lalu langsung mempersilahkan mereka untuk masuk.

Setelah sampai di ruang tamu, kami langsung duduk dan berbincang-bincang ringan.

"Kamu sudah sarapan Ara?" Tanya bunda kepadaku.

"Udah bun, tadi Nova buat sandwich."

"Hhhhh, sayang banget Ara, Nova tuh baik banget sama kamu, tapi malah kamu sia-siakan" Aku hanya diam mendengar ucapan ayah.

"Udah-udah gausah dibahas." Lerai bunda yang peka dengan keadaan.

Setelah mengobrol dan bertanya soal kehamilanku, ayah dan bunda langsung pamit pulang.

Ku antar mereka sampai depan pintu. Ku kecup pipi mereka. "Ara, nanti siang kamu ke kantor Nova gih. Kasih dia makan siang. Kamu masak, kasian dia punya istri tapi kayak gak punya." Ucap bunda sambil menepuk pundakku.

"Iya, nanti Ara kesana." Ucapku agak terpaksa.

Setelah ayah dan bunda pergi, aku lalu melanjutkan aktivitasku yang tadi sempat terganggu. Ku teguk habis susuku yang masih tersisa, dan ku habiskan potongan buah yang masih ada di piring.

Ku dudukan diriku di atas sofa yang empuk, lalu lanjut menonton film.

Saat sedang asik menonton, handphoneku berbunyi, pertanda ada notifikasi yang masuk.

Ku buka handphoneku guna memeriksa notif apa yang masuk.

Bunda 💓

Ara, jangan lupa.....

don't hesitate to hurt me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang