11

1.2K 72 14
                                    

jeno sedang makan malam dengan keluarga kecilnya

dimeja makan sudah tersiap berbagai aneka makanan masakan sang istri

"mama jie pengen itu" tunjuk anak kecil manis itu dengan sendok kearah lauk udang goreng crispy kesukaanya

jaemin yang baru saja menyajikan makanan untuk suaminya, kemudian berbalik mengambilkan anak manisnya lauk kesukaan pria kecil itu

"daddy ayo makan jie udah laper" ujar sang anak

melihat swaminya yang terdiam, jaemin menepuk bahu sang swami pelan

"Jen kmu gak papa?" tanya Nana

Jeno tersadar dari lamunannya "huh?? oh aku ngak papa, ayo kita makan"

'setelah pulang dari taman sikapnya kenapa berbeda sekali, apa dia memikirkan anak itu yang mirip dengan jisung??...tapi wajah jie dan arsen kenapa bisa se persis itu' batinya

sudahlah Nana tidak mau pusing memikirkannya

dia sudah bahagia dengan keadaany yang sekarang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan ataupun dipikirkan seperti waktu pertama menikah dengan Jeno bahkan kejadian dimana Jeno menyentuhnya untuk pertama kali setelah menikah

namun memikirkan tentang pernikahanya, jaemin kembali teringat dengan sahabatnya yang telah menghilang setelah hari itu

jaemin berpikir jika sahabat renjuna yg ingin dikenalkan pemuda manis itu padanya, mungkin tau dimana keberadaan renjuna

namun jaemin bahkan tidak tau siapa dia dan siapa namanya...akhirnya jaemin memutuskan untuk menanyakannya kepada doyoung melalui Kun, karena dia tidak pernah bisa bertemu maupun menghubungi doyoung

tetapi tetap saja semuanya sia sia, doyoung bilang dia tidak tau, bukankah sedikit aneh jika adiknya hilang tetapi dia tidak panik sekalipun??

jaemin merasa doyoung memang tidak ingin memberitahukan padanya dimana renjun, namun kenapa?? apa dia berbuat kesalahan hingga sahabat manisnya menghindarinya bahkan doyoung, yang sudah dianggap sebagai seorang kakak oleh jaemin ikut menghindar darinya

"besok kita tidak perlu makan dirumah, bubu mengundang kita untuk makan malam sekeluarga besok" ujar Jeno sambil pokus kemakananya

"berarti semua keluarga kita akan kumpul??" tanya Nana

"ya" jawab singkat Jeno

"YEAYY...Jie udah ngak sabar mau ketemu kakek jejep" ucap jie sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang lucu dan rapi

Jeno terkekeh mendengar perkataan anaknya

"jie mulai besok jangan memanggil kakekmu seperti itu lagi ya, itu tidak sopan" ujar Nana menasehati anaknya

"tapi daddy bilang jie harus memanggil kakek dengan sebutan itu mah" ucap polos anak itu

Nana menatap tajam kearah Jeno yang pura pura tidak mendengar pembicaraan nya dengan jie

"kakek bilang jie boleh memanggil kakek dengan nama itu mah" lanjutnya

"namun tetap saja itu tidak sopan sayang, jangan diulangi lagi Oky, jika tidak mama akan marah" ancam Nana namun dengan halus sambil mencubit pelan pipi gembul putranya

"iyaa ma~ jie ngak akan manggil kakek dengan nama itu lagi" jawab anak itu

.

.

.

"aku akan membawanya bersama kita"

"apa kmu bilang?!"

Duri FaktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang