19

1.2K 103 13
                                    

pagi pagi buta Jeno pergi kerumah Kun untuk menemui arsen

sesampainya dia didepan gerbang, beberapa kali ia memanggil bahkan menekan tombol bel, tidak ada satupun yang keluar untuk membukanya pintu

kebetulan sekali seorang nenek lewat dari depan rumah itu, kemudian menghampiri Jeno yg sepertinya sedang berusaha memanggil pemilik rumah

"maaf, anda siapa?" tanya nenek itu

Jenopun menoleh kebelakang
"saya Jeno, apa nenek tinggal didekat sini juga" tanyanya

nenek itu mengangguk sebagai balasan

"klo begitu, apa nenek tau dimana pemilik rumah ini pergi?" tanya Jeno sekali lagi

"seingat saya, mereka sudah pindah 5 hari yang lalu...oh tidak tidak mungkin 6 hari" ucap nenek itu memegang kepalanya seperti berpikir

"ingatan saya sudah buruk" keluh nenek itu

"untuk apa km mencari mereka?" lanjut tanya nenek itu

"saya kesini untuk mencari seseorang" jawabnya, kemudian Jeno mengeluarkan sebuah fto dari dompetnya

"apa nenek mengenal pria ini?" tanya Jeno

"saya sudah tinggal disini seumur hidup saya, tpi saya tidak pernah melihat pria cantik ini" jawabnya jujur sambil trus memandangi fto itu

"dia sangat cantik, apa dia pengantinmu?" tanya nenek itu membuat Jeno merasakan sakit yg nyeri di dadanya

"dia cinta sejati saya nek, saya sangat mencintainya lebih dari hidup saya" jawabnya sambil menatap penuh kerinduan dlm fto itu

"cinta sejati? sepertinya km tidak tau apapun tentang cinta" balas nenek itu membuat Jeno mengerenyit bingung

"maksud nenek?"

"jika kmu benar benar tulus mencintai pria cantik itu, kmu tidak mungkin menikah dan mempunyai anak dari orang lain"

Jeno menurunkan tanganya yg tadinya masih menyodorkan foto itu pada sang nenek

"harusnya kau tidak menikah dengan orang lain, jika km benar benar mencintai pria yg ada di fto itu"

Jeno seperti menerima azab dari tuhan, atas semua yg telah ia perbuat karena menyakiti renjun dana arsen, bahkan orang lain tau siapa dirinya

"bagaimana nenek tau aku menikah dgn orang lain?"

"meskipun aku pelupa, aku tidak akan pernah lupa, dengan wajahmu yg selalu membuat cucu kesayanganku menangis" jawab sang nenek

"maksud nenek??" Jeno tidak mengenal nenek ini bahkan keluarga sang nenek

nenek itu menoleh menghadap kearah gerbang rumah Kun

"meskipun aku bukan siapa siapa mereka, tapi mereka adalah keluargaku, keluarga ini sangat baik padaku, trutama putra mereka" nenek itu tersenyum saat mengatakan hal itu

ternyata cucu kesayangannya yg ia maksud adalah arsen, Jeno mengerti sekarang, tapi bagaimana ia tau soal ini

"lalu bagaimana nenek bisa tau soal ini?" tanya Jeno sekali lagi

"mungkin karena aku sudah tua, penyakitpun bisa menyerang orang yg sepertiku, jadi putra mereka selalu membawaku pergi ke taman setiap pagi atau sore, dia anak yg sangat baik meskipun wajahnya seperti tidak peduli dgn orang lain"

"dia memiliki hati dan jiwa yg lembut seperti kedua orang tuanya" lagi lagi nenek itu tersenyum bahagia saat menceritakan tentang keluarga itu

tapi dada Jeno terasa sakit saat nenek itu mengatakan tentang kedua orang tua arsen, yg dimana dia sendiri telah melantarkan anaknya sendiri selama ini

Duri FaktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang