Bab 4

838 86 4
                                    

Tepat pukul 06.00 Love sudah berada di depan rumah Milk. Dia terlihat sangat bersemangat. Berkali-kali dia melihat kaca spion motornya hanya untuk merapikan rambutnya yang bahkan tidak berantakan sedikitpun.

Terlihat Milk keluar dari pintu rumahnya, senyum Love semakin merekah.

"Pagiii kak Milkkk" Sapa Love dengan manis

"Pagi, ada helm gak?"

"Adaa dongg" Jawab Love semangat. Love mengambil helm cadangannya, dia berniat bersikap romantis dengan memasangkan helm ke Milk. Namun karena tinggi Milk, Love sempat berdiam kebingungan. Milk yang tahu niat Love menundukkan badannya agar Love bisa memakaikan helmnya.

Love kembali tersenyum dan memakaikan helm ke Milk. Jantung keduanya sama-sama berdegup kencang. Terlihat Milk menahan senyumnya karena memang gadis ini gengsian.

"Dahhh..." Love langsung menaiki motornya dan menepuk jok belakangnya mengajak Milk untuk segera naik.

"Pegangan yang kenceng kakk" ucap Love sambil mengambil tangan Milk dan melingkarkan ke perutnya.

Milk yang berada di kursi penumpang hanya bisa terdiam menuruti keinginan si supir dengan hati yang berbunga.

.

Entah karena keduanya berbunga, perjalanan kali ini terasa cepat.

"Love ternyata kamu udah hafal jalan ya" Heran Milk sambil membantu Love membuka Helmnya. Love yang kebingungan menjawab hanya bisa menyengir karena lagi-lagi dia lupa.

"Makasih yaa, ntar bisa dong berarti pulang sendiri? Ntar aku bareng Gun soalnya bimbel" Lanjut Milk. Love kembali kecewa namun dia tidak bisa protes karena dia bukan siapa-siapa.

Mereka berjalan menuju ruang kelas masing-masing. Milk dengan perasaan senangnya dan Love yang menyimpan cemburu sendiri.

 Milk dengan perasaan senangnya dan Love yang menyimpan cemburu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Membaca chat Love membuat Milk merasa salah tingkah dan senyum. Ciize yang menyadari itupun menegur Milk.

"Kenapa senyum-senyum sendiri? lagi chattingan sama siapa" Ciize berusaha mengintip isi ponsel Milk namun dengan sigap Milk menaruh ponselnya.

"Gak ada, lagi baca jokes di X." buru-buru dia mengalihkan perhatian Ciize dengan segera membuka buku. Ciize menaruh curiga namun dia malas kalau harus berdebat dengan gadis ini.

.

Gun yang baru datang langsung mengambil kursi disebelah Milk dan duduk didekatnya.

"Gimana? masih gak nyaman badannya?" Tanya Gun dengan khawatir.

"Naik apa tadi? dianter atau ngegojek?" Tanya Gun lagi karena dia tidak melihat sepeda Milk di parkiran.

Milk ragu untuk menjawab, karena dia takut Gun akan bertanya tentang Love.

"Bareng Love, udah sana bentar lagi bel bunyi" Namun akhirnya tetap dia jawab agar Gun cepat kembali ke tempat duduknya.

"Kenapa gak bareng gue aja? kan bisa gue jemput Milk... Sekalian mau liat si Love sih."  Goda Gun

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang