Bab 12

746 55 0
                                    

Milk memegang lehernya, dia tidak tau kalau yang dilakukan Love meninggalkan bekas.

"Kalau papamu tau abis kamu! Siapa itu yang buat kamu kayak gitu?! Udah sejauh apa hubungan kalian?! Ngapain aja?!" Mama Milk makin emosi. Milk masih tetap diam.

"Jawab Milk! Mama kerja dari pagi sampek pagi lagi cuma biar kamu hidup berkecupan, dapetin pendidikan yang layak tapi kamu malah ngelakuin hal gak senonoh kayak gitu!"

"Mulai besok kamu dianter sama pak Ton aja, pulang sekolah langsung bimbel setelah itu langsung pulang! Jangan ngecewain mama sama papa!" mama Milk beranjak meninggalkan Milk sendirian di ruang tengah.

Milk langsung menuju kamarnya, air matanya sudah tak bisa dia bendung lagi. Milk menangis, dia merasa kecewa pada dirinya sendiri.

.

Pagi itu Love langsung menuju kelas Milk. Dia melihat sekeliling kelas namun tidak menemukan Milk, bahkan Ciize dan Gun tidak terlihat.

"Kak, kak Milk udah dateng belum ya?" Love mencoba bertanya pada salah satu siswa yang ada di kelas itu.

"Milk dibawa ke uks baru--"

Belum selesai menginformasikan Love sudah langsung lari menuju uks sekolahnya. Sesampainya di sana Love melihat kaki Milk sudah dibalut perban elastis. Love mendekati Milk.

"Kamu kenapa? kok gak ngabari aku? kenapa chatku gak kamu bales? kenapa sih?" Love langsung menangis tanpa memperdulikan bahwa di dalam ruangan itu juga ada Ciize dan Gun.

Milk terlihat panik, dia tidak ingin hubungannya dengan Love diketahui.

"Kalian balik ke kelas dulu deh, ntar gue jelasin" pinta Milk ke Gun dan Ciize yang terlihat sedikit kaget dengan sikap Love yang langsung dituruti.

.

"Gun, menurut lo hubungan mereka apa?" tanya Ciize sesaat setelah keluar dari uks

"Maksud lo?"

"Ya kenapa Love manggil Milk gak pakek Kak, kenapa pakek aku kamu. Si Love juga langsung nangis ditambah Milk minta kita buat balik duluan." Ciize mencoba menyebutkan kejanggalannya satu persatu.

"Pikiran lo aja gak waras, wajar Love kayak gitu mereka tu udah kayak adek kakak. Gila lo." Gun meninggalkan Ciize begitu saja.

.

"Sini duduk" Milk menepuk sisi kasur sebelahnya dia melihat Love yang masih menangis dan menghapus air matanya.

"Gak usah nangis, bentar lagi kalau balik kelas malu sama yang lain matanya bengkak." hibur Milk.

"Kenapa gak bales chatku?" tanya Love dengan suara pelan.

"Maaf ya, kemarin malem lagi ada masalah jadi aku gak sempet megang hp." jelas Milk.

"Masalah apa?"

"Gak bisa aku kasih tau yaa, tapi udah aku tanganin kok." ucap Milk menenangkan.

"Terus kakinya?"

"Kesleo kemarin, aku pikir gak apa-apa tapi ternyata harus dibalut perban. Ntar disuruh ke rs tempat mama. Paling bentar lagi dijemput." Milk tersenyum agar Love bisa lebih tenang padahal hatinya sedang sakit.

Love memandangi wajah Milk, dia membuka kacamata Milk.

"Matamu kenapa sembab banget?" tanya Love lagi sedikit memaksa. Milk menghela nafas panjang, dia mengambil kacamatanya lagi.

"Kamu balik ke kelas deh, udah mau bel."

"Gak mau, aku mau sama kamu." tolak Love.

"Kalau kamu kayak gini malah bikin aku makin sakit tau gak?! aku tu gak mau ya jadi pengaruh buruk buat kamu!" Kali ini Milk sudah kehilangan kesabarannya.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang