Bab 34

1.7K 117 7
                                    

"Gak bakal diambil kan?" Love melihat Gun.

"Gakk, dia tetep punya lo." Jawab Gun.

Love mengangguk setuju namun ia memasang ekspresi ingin menangis.

"Tenang aja Love, gue juga tanggung jawab. Kalo sampek ni orang ngambil Milk dari lo, ntar gue sebar aib dia selama di rumah." Ucap Ciize sambil tertawa.

"Aib apaan? Ciize lo apaan sih." Gun mencubiti lengan sepupunya itu yang membuat Love dan Milk tertawa pelan.

"Ciize, gue boleh minta tolong lagi gak ke lo?"

"Boleh Milk, asal gak minta duit aja sih."

"Gue pengen pergi berdua sama Love--"

"Kalian mau kabur? Kawin lari?!" Tanya Ciize.

"Belum juga selesai ngomong udah dipotong aja. Bukaan, pengen ngabisin liburan berdua. Ntar lo bisa gak bilang kalau perginya sama lo juga. Kalaupun ntar si Kak Nanon ngasih tau orang tua gue, mereka gak bakal langsung percaya karena perginya ramean."

"Bilang ajak View juga, biar ntar aku yang ngomong." Ucap Love tersenyum lebar.

"Apa gak sebaiknya lo tunda dulu? Takutnya malah bikin mereka curiga."

"Gue takut malah ntar gak bisa lagi ketemu Love. Kan mending ngabisin waktu yang ada, kalau emang ketauan seenggaknya kita udah ngabisin waktu bareng daripada gak sama sekali." Ucap Milk.

"Kamu kok malah pesimis gitu."

"Gakkk, kalaupun emang ketauan aku bakal tetep jadi punya kamu."

"Idihh lebay. Bener sih kata Milk, mending manfaatin waktu yang ada Love. Tenang, gue bisa kalian andelin." Ucap Ciize dengan bangga.

"Kakk Ciize, makasihh yaaa."

"Iya, semoga setelah ini kalian bisa happy terus ya. Terutama lo Milk, gak usah terlalu mikirin omongan orang. Lo punya Love, gue sama Gun yang bisa lo andelin. Asal bukan soal sekolah sih gue bisa ya."

"Makasih ya Ciize, maaf ya udah bikin lo ngerasa gak disayang selama ini. Gue sayang banget sama looo." Milk memeluk sahabatnyaa itu dengan erat.

"Gue boleh ikutan peluk gak?" Tanya Gun.

"Siniiii." Milkk menyeret Gun dan memeluknyaa.

"Makasihh yaa kalian udah banyak banget bantuin gue."

"Kenapa jadi kayak perpisahan gini sih." Ucap Ciize yang pipinya sudah basah.

"Ihh nangiss." Ledek Love.

Semua tertawa dan mencoba melupakan kejadian hari itu.

.
.

"Udah bilang Mamamu?" Tanya Milk saat membantu Love packing.

"Udahh, bajuku yang kemarin belum di laundry heheh."

"Sekalian dibawa aja, ntar cari laundry deket hotel."

"Emang mau kemana sih sayang?"

"Masih di kota ini, ntar cari-cari lagi deh. Bingung juga sih soalnya dadakan. Gak mau Mama liat, ntar malah dipikir aneh-aneh lagi."

Love mendekat, melihat wajah Milk. Ia mengelus pelan pipinya.

"Tapi gak sakit kan?" Tanya Love dan Milk menggelengkan kepalanya.

.

"Ini aja kan? Mau langsung apa mandi dulu?"

"Bauk ya? Males banget mandi."

"Gakk, yaudah yuk."

"Biar aku bawa sendiri, tanganmu masih sakit kan?"

"Gak, udah gak apa-apa. Bukain bagasinya aja." Milk memberikan kunci mobilnya. Ia membawa koper Love menuju mobilnya.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang