Bab 31

997 96 10
                                    

"Kak aku mau ngomong sesuatu."

"Iya, apa?" Nanon menatap Milk.

Cukup lama Milk terdiam.

"Aku udah punya pacar. Maaf banget kalau aku ngecewain kak Nanon. Aku gak bisa nyuruh kak Nanon nunggu, aku harap kak Nanon bisa menemukan kebahagiaan lain."

"Aku udah tau."

"Tau apa?"

"Kamu punya pacar."

Milk dan Love saling tatap kebingungan.

"Love kan pacarmu?"

"Sejak kapan? Tau darimana?"

"Sejak liat dia nangis pas kamu alergi, yang lain panik tapi dia sampe nangis. Terus pas itu dia juga marah waktu tau aku mau deketin kamu. Makin yakin pas dia sakit setelah liat kita pegangan tangan."

"Terus kenapa masih deketin aku?"

"Hubungan kalian cuma buat seneng-seneng aja kan? Gak bakal serius atau gak bakal bikin kamu hamil juga, jadi gak masalah toh aku baru boleh sama kamunya abis kamu lulus."

"GILA LO YA!" Love langsung menunjuk wajah Nanon dan beranjak pergi.

"Love!" Milk berusaha menahan namun Love tetap pergi. Milk melihat Nanon dengan tatapan kecewa dan langsung mengejar Love.

"Love, tunggu." Milk menahan tangan Love.

"Aku pikir dia cowok baik, aku udah minder tau gak dia deketin kamu. Ternyata sampah!"

"Tenang, kita lagi di tempat umum." Milk mengelus lengan Love.

.

"Kok bisa sih Milk kamu gak move on dari cowok kayak dia?!" Amarah Love pecah sesaat setelah masuk mobil.

Milk hanya terdiam.

"Kenapa? Kamu sedih?"

"Iya, aku gak nyangka aja dia punya pikiran kayak gitu. Aku sempet goyah karena dia keliatan serius sama usahanya. Tapi dia mandang hubungan kita main-main cuma karena kita sama-sama cewek." Ucap Milk. Air matanya menetes tanpa permisi.

Love menyeka air mata Milk lalu memeluknya.

"Makanya aku takut kalau orang tau hubungan kita, mereka bakal mikir kita cuma main-main padahal aku beneran sayang sama kamu. Kamu sakit kemarin aja aku udah ngerasa kehilangan semangat hidup. Emang bisa nilai serius gak nya perasaan tu harus berdasarkan gender." Lanjut Milk.

Love melepas pelukannya dan mengelus pipi Milk.

"Kenapa sih kamu peduli sama penilaian orang lain? Yang ngejalanin hidup kan kamu bukan mereka. Jalanin mana yang bikin kamu bahagia, kalo kamu nurutin apa kata mereka tapi kamu gak bahagia ngapain idup."

"Aku nyesel tau gak sedih cuma gara-gara cemburu sama cowok kayak dia. Kamu lagi kenapa sih kegoda sama modelan kayak dia. Mending Gun kemana-mana deh walaupun dia gampang nangis." Lanjut Love.

"Kalau sama Gun boleh?"

"Gak lah! Kan dibanding sama dia, tapi lebih mending lagi sama aku aja. Udah, jangan nangis ya."

"Terus kapan balikannya?" Tanya Milk.

"Kapan ya?"

"Kalau gak mau yaudah, aku mau telfon Gun aja."

"Iih kamu tu!"

"Apa? Kan aku jomblo sekarang, siapa tau Gun mau."

"Gak! Udah deh, sekarang udah balikan."

"Eh bentar, tau dari mana kalau Gun gampang nangis? Kamu deket banget kayaknya sama Gun."

"Iya, kenapa? Cemburu? Udah ih, gak penting banget. Lagian Gun tu sukanya sama kamu. Harusnya aku kan yang cemburu?"

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang