Bab 8

823 71 0
                                    

Terlihat mobil Gun terparkir di depan rumah Milk.

"Ada Gun..." Ucap Love melihat Milk yang juga terlihat kebingungan.

"Gak apa-apa?"

"Emang kenapa?" tanya Love

Milk memandangi Love lama, dia takut orang disebelahnya merasakan sakit. Dia tidak lagi memikirkan perasaan Gun.

"Aku gak bisa Love, aku gak bisa nemuin Gun." suara Milk bergetar

"Aku beneran gak masalah kalaupun kamu sama orang lain, selama itu cowok sih." Love menggoda Milk padahal sebenarnya perasaannya sakit.

Milk tersenyum dan mencium kening gadis dihadapannya itu.

"Aku sayang sama kamu Love"

.

Saat memasuki rumahnya sudah terdengar suara Gun sedang mengobrol dengan Papa Milk.

"Nah ini udah pada dateng, Gun udah nungguin dari tadi di depan rumah." Ucap Papa Milk

"Kan udah gue bilang mainnya sampek malem Gun." Milk melihat Gun dengan kesal.

"Aku baru dateng kok." Gun berusaha menenangkan Milk.

Papa Milk yang melihat akan terjadi pertengkaran mulai menghilang pelan menuju kamarnya.

Love yang juga berada di situ merasa bingung harus melakukan apa.

"Love kamu bebersih dulu deh sana."

Milk mengajak Gun untuk berbicara di luar karena dia tidak mau orang tuanya mendengar.

"Gue kan udah bilang Gun, denger kan tadi papa ngomong apa?" Milk mulai kesal.

"Iya aku kan pengen liat kamu bentar Milk."

"Kita tu udah ketemu 5 hari dalam seminggu dan itu masih kurang ta? gue tu capek tau gak lo paksa-paksa gini." Milk mulai meninggikan suaranya.

Gun hanya terdiam melihat Milk mulai emosi. Dia sebenarnya bingung kenapa Milk bisa semarah itu dengannya padahal bukan sesuatu yang cukup besar untuk diributkan.

Gun memegang tangan Milk berusaha untuk menenangkan gadis itu namun Milk menolak.

"Kamu udah mau aku berhenti Milk? kamu waktu itu mau ngasih aku kesempatan tapi selama 2 minggu ini sikap kamu ke aku aja gak berubah dari sebelumnya. Kamu ke aku masih pakek lo gue padahal aku udah lama ngeganti panggilan itu ke kamu"

"hah? cuma perkara-"

"Gak cuma Milk, bahkan perubahan kecil itu udah bikin aku seneng. Buat kamu mungkin itu hal kecil tapi buat aku itu berarti banget." potong Gun

Milk terdiam, dia akui dirinya memang yang salah. Dia emosi karena Gun datang disaat dirinya ingin menghabiskan waktu dengan Love. Dia tau dirinya sangat egois namun dia tidak bisa mengendalikan emosinya itu.

"Gun sorry, gue... eh aku gak ada niatan mau tantrum gini tapi bener-bener butuh waktu buat ngilagin stresku. Aku lagi capek belajar." Milk masihh berusaha membela dirinya

"Gak bisa sama aku aja ngilangin stresnya? aku bakal selalu ada buat kamu." Ucap Gun yang masih berusaha menggenggam tangan Milk dan kali ini usahanya tidak sia-sia. Milk membiarkan Gun menggenggam erat tangannya.

"Aku masih belum suka kamu sebagai pasangan sampe hari ini." ucap Milk hati-hati.

"Gak apa-apa Milk, baru 2 minggu kan? masih banyak waktu yang bisa aku pakek buat ngeyakinin kamu."

Milk menatap Gun yang terlihat sangat tulus, dia mengumpat dirinya sendiri karena sudah mempermainkan sahabatnya ini.

"Kasih aku waktu lagi ya, aku janji gak akan ngelakuin hal tanpa persetujuan kamu."

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang