Bab 29

1K 100 11
                                    

"Aku mau putus." Ucap Love, dia melepas tangan Milk dan berlalu meninggalkannya sendiri.

Milk tertegun mendengar ucapan Love. Dia sama sekali tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut Love. Cukup lama dia berdiri dengan tatapan kosong namun pikirannya penuh.

Milk merasa sakit namun kali ini air matanya menolak untuk keluar. Dia berjalan memasuki halaman rumah Love dan memencet bel rumahnya. Berkali-kali dia memencet, mengetuk bahkan memanggil Love namun tidak ada yang membukakan pintu. Dia mengambil ponselnya dan mencoba menelfon Love, mengiriminya pesan namun sama saja tidak ada balasan.

.

Love mendengar suara Milk dan dia hanya bisa menghela nafas. Dia sudah benar-benar kehabisan tenaga. Dia memejamkan matanya berharap bisa tertidur dan melupakan semuanya namun kepalanya sangat berisik.

Love melihat ponselnya yang sudah mendapat banyak panggilan dan pesan dari Milk. Love langsung mematikan ponselnya. Sepanjang perjalanan dia hanya mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan kata putus pada Milk. Dia tidak ingin kehilangan Milk namun hatinya benar-benar terasa sangat sakit. Air matanya kembali membasahi pipinya.

Terputar kembali momen bahagia dia dan Milk dalam pikirannya. Namun ingatan tentang Milk dan Nanon muncul yang membuat air mata Love mengalir lebih deras.

.

Milk menunggu Love hingga sore namun Love masih belum juga muncul.

"Milk? Kok gak masuk?" Sapa Mama Love.

Milk langsung menghapus air matanya.

"Kayaknya Love tidur tante."

"Gak ditelfon?" Tanya Mama Love sambil membuka pintu rumahnya.

"Gak aktif." Suara Milk bergetar.

"Ayo masuk, gak apa-apa. Langsung ke kamarnya juga gak apa-apa."

Milk mengangguk dan berjalan menuju kamar Love. Sebelum masuk dia mengetuk pintu kamar Love. Terlihat Love terbaring dengan menutupi wajahnya dengan bantal. Milk menghampiri Love.

"Love." Panggil Milk.

Love yang mendengar suara Milk langsung terbangun karena dia pikir itu hanya delusinya saja. Namun itu benar suara Milk.

"Aku minta maaf." Milk langsung duduk bersimpuh di sebelah kasur Love.

"Aku pengen istirahat. Pulang aja."

Milk memegang tangan Love namun ditepis.

"Udah, kita udah selesai. Please, aku capek Milk pengen istirahat."

"Tapi aku gak mau putus Love."

"Egois tau gak?!" Love beranjak dari kasurnya dan menutup pintu kamarnya.

"Kamu maunya apa? Punya pacar dua? Gitu? Kamu gak sadar udah nyakitin aku? Kok gak malu sih udah ketauan masih berharap bisa balik lagi?" Ucap Love dengan kesal.

"Tapi aku gak ada hubungan apa-apa sama dia Love."

"Gak ada hubungan apa-apa tapi pegangan tangan? Kalo punya hubungan bakal ngapain? Tidur bareng?!"

"Love!"

"Apa?! Salah?! Kurang apa sih Milk aku tu sama kamu? Kok aku masih gak bisa gantiin dia?!"

Milk terdiam.

"Jawab dong jangan cuma diem! Aku kurang apa lagi?! Karena gak sepinter dia? Karena aku cewek? Atau apa kasih tau Milk!"

"Aku udah bilang kan, aku gak peduli mau kamu sembunyiin tapi aku gak mau kamu sama orang lain. Aku sayang banget Milk sama kamu, aku gak mau kayak gini tapi sakit banget Milk." Ucap Love yang membuat tangisnya kembali.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang