Bab 23

1.8K 104 4
                                    

Mengandung 18++
Yang masih dibawah umur please skip aja

.......

Ciize berhenti di depan apotik dan Nanon langsung turun.

Love menggigit bibir bawahnya berusaha menahan air matanya melihat kondisi Milk.

"Tenang Love." Hibur Namtan.

"Nih, kasih ke Milk." Nanon memberi Namtan beberapa obat.

"Kan udah aku bilang, masih maksa makan tadi." Ucap Nanon.

"Udah iih." Namtan menutup mulut Nanon.

Nanon menepis tangan Namtan.

"Tunggu 15 menit dulu, kalau masih gak enak badannya baru cari klinik atau apa lah." Ucap Nanon sedikit meninggikan suaranya.

"Kak mau pindah di tengah aja? Lebih lega." Tawar View.

"Gak apa-apa, maaf ya bikin panik. Udah enakan banget. Maaf yaaa." Ucap Milk tersenyum tipis.

"Bener gak apa-apa? Ini masih 3 jam lagi. Mau cari tempat istirahat dulu?" Tanya Ciize.

"Gak apa-apa beneran, maaf ya. Gue jadi gak enak."

"Kok malah gak enak, kalau masih sakit bilang daripada ntar makin parah." Ucap Nanon.

"Serius gak apa-apa, cuma butuh tidur kayaknya karena kurang tidur. Lanjut aja Ciize, gue mau lanjut tidur." Ucap Milk.

"Gak apa-apa Love, gak usah nangis." Milk menyeka air mata Love dan langsung menidurkan kepalanya ke paha Love.

"Maaf ya."

"Gak usah minta maaf." Milk mengarahkan tangan Love untuk mengelus kepalanya.
.
.

Sepanjang perjalanan Love memandangi wajah dan badan Milk. Ruamnya masih belum hilang yang membuat dirinya beberapa kali meneteskan air mata tanpa sadar.

Milk melihat wajah Love dan tersenyum.

"Gak usah nangis." Ucap Milk tanpa suara.

Ciize melajukan mobilnya pelan.

"Love, Milk bangun gak?" Tanya Ciize.

"Kenapa?" Saut Milk beranjak duduk.

"Di mana Villanya?"

"Ujung jalan, ikutin aja jalan ini."

"Lah katanya lo yang mau mesen kak." Protes View.

"Gak jadi, Milk tu kenal sama yang punya jadi dikasih murah." Bela Ciize.

15 menit setelah mengikuti arahan Milk, Ciize memarkirkan mobilnya pas di depan Villa.

"Buset gede amat, ini patungan berapa?" Tanya View saat keluar dari mobil.

"Dibayarin papanya Milk." Celetuk Ciize saat mengeluarkan kopernya.

"Beneran?" View langsung menghampiri Milk yang baru turun dari mobil.

"Gak bayar juga sih. Ya gitu deh." Jawab Milk.

"Gimana?" Nanon mendekati Milk dan memegang keningnya dan melihat ruam di tangannya.

Love hanya melihat pasrah karena memang dia tidak paham dengan kondisi Milk, daripada makin parah pikirnya.

"Udah aman. Jangan lebay gitu, ntar yang lain jadi ikutan panik. Ntar juga ilang. Makasih yaa." Ucap Milk lalu berjalan mengambil kopernya dan koper Love.

"Biar aku bawa sendiri." Love langsung mengambil kopernya.

"Oh iya kamarnya ada 3, kak Nanon sendiri sisanya gimana baginya?" Tanya Milk.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang