Bab 6

811 70 1
                                    

Alarm Milk berbunyi seperti biasanya, Milk merasa hari itu dia enggan untuk berlari. Namun dia berusaha untuk melawan rasa malasnya itu. Dia beranjak dari kasurnya dan mulai siap-siap untuk berlari. Pikirannya masih kalut, Milk membuka gerbang rumahnya dan mengambil nafas dalam agar dia lebih bersemangat.

Betapa kagetnya Milk, Love sudah berdiri di depan gerbang Milk.

"Love sejak kapan di sini? Mau ngapain?" Tanya Milk melihat Love yang terlihat kedinginan

"Mau ikut lari"

Milk memandangi Love heran karena kemarin gadis itu enggan menemuinya. Namun Milk hanya bisa tersenyum dan mengiyakan Love.

"Udah pernah lari di sini?" Milk mulai berlari kecil untuk memulai.

"Belum."

Milk mengimbangi kecepatan Love yang bahkan tidak sampai dengan kecepatan dia biasanya.

15 menit berlalu dan Love sudah terlihat sangat kelelahan. Milk menghentikan langkahnya.

"Istirahat dulu deh." Pinta Milk.

"Gak apa-apa masih kuat." Ucap Love bohong.

"Udah merah gitu, gak apa-apa istirahat dulu aja."

Love menuruti Milk. Dia segera duduk disebelah Milk.

"Kak.." Love membuka suara

Milk tidak menjawab, dia menatap gadis itu.

"Aku gak suka kak Gun, kok bisa sih kak Milk mikir gitu?" lirih Love entah kenapa matanya mulai berkaca-kaca. Milk hanya memandangi gadis itu, dia tidak sanggup mengeluarkan kata-kata.

"Kak Milk sadar atau gak sih siapa yang aku suka?" Lanjut Love kali ini suaranya sedikit bergetar.

"Kak Milk sadar atau gak sih siapa yang aku suka?" Lanjut Love kali ini suaranya sedikit bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milk langsung memeluk Love dan menenangkannya. Milk mengelus punggung gadis itu, rasa bersalahnya berkurang karena Love ternyata tidak menyukai Gun. Milk belum juga menyadari bahwa yang disukai Love adalah dirinya.

Love melepaskan pelukan Milk.

"Kamu sadar gak sih?! Kenapa gak nanya siapa yang aku suka?!" Love mulai meninggikan suaranya. Milk terdiam karena dia bingung kenapa Love bisa semarah itu.

"Aku tu suka sama kak Milk, kak Milk masih gak sadar?" lanjut Love kali ini suaranya lirih karena dia sudah tidak tahan dengan Milk yang tidak peka keadaan.

Saat Milk mendengarnya dia hanya bisa memandangi Love tanpa bersuara. Mulutnya susah untuk terbuka.

"Kenapa diem? aku pikir kak Milk juga suka aku setelah yang kak Milk lakuin ke aku selama ini." kali ini tangisan Love pecah.

"Love.. maaf."

"Apa? ngomong dong kak! kak Milk suka atau gak? aku capek mikirin ini, aku capek cemburu, aku capek kak..."

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang