Bab 10

953 56 0
                                    

"Ayah sama Mama balik besok, katanya uti udah bisa ditinggal" Love melihat Milk yang sedang memasak.

"Ya bagus dong kalau udah mendingan, gimana sih. Cucu durhaka" Milk tersenyum manis namun sebenarnya Milk sedih karena tidak bisa melihat pacarnya saat bangun tidur.

"Iya sih, tapi kan masih pengen berduan." Love menghampiri Milk dan memeluk gadis itu dari belakang.

"Kapan ya kita gedenya biar bisa tinggal bareng gini." Love menyenderkan kepalanya di punggung Milk.

"Emang kamu masih kecil?" Milk mengelus tangan Love.

"Gak mau jauh, ngekos di sini aja kalik ya?" asal Love.

"Rumahmu di depan situ ngapain ngekos di sini, ntar pas weekend aja nginep gak apa-apa kok." ucap Milk sambil membalik badannya dan melihat wajah pacarnya sudah terlihat kusut.

"Kan masih besok, masih bisa bareng sampek besok pagi kan?" Milk mencoba menghibur

"Ntar malem kan kamu belajar."

"Libur dulu deh sehari. Bentar ini ntar gosong lo nuggetnya." Milk melepas pelukannya.

"Iihh sebel, gak mau jauh." Love memeluk Milk dari belakang lagi kali ini sangat erat

"Ntar kalau gosong gak bisa dimakan lo."

"Deketan kayak gini udah bikin kenyang". ucap Love namun perutnya tidak bisa diajak kerjasama saat itu juga terdengar suara perut Love yang menandakan dirinya lapar. Milk tertawa kencang yang disusul cubitan Love di lengan Milk.

.

"Pelan-pelan makannya." Milk mengusap saos yang ada di pinggiran bibir Love.

"Kamu diajak keluar gak mau, kan bisa cari makan yang lebih enak." lanjut Milk menatap gadis mungil didepannya itu.

"Kasian kamu pasti capek. Tadi kemana aja? kok lama? sampek gak sempet bales chatku."

"Sarapan di tempat kemarin, terus..." Milk ragu melanjutkan ceritanya dia takut Love berpikiran bahwa dia kembali ke Gun.

"Terus?"

"Tapi ini cuma jengukin doang gak yang aneh-aneh lo. Jangan marah". Milk ingin memastikan Love tidak akan marah.

"Jengukin siapa? Gun?"

Milk mengangguk.

"Dia masih kaget kayaknya aku tiba-tiba minta dia berhenti. Tapi udah aku selesain baik-baik, udah aku ajak ngobrol juga." jelas Milk

"Gara-gara aku ya? maaf ya aku malah bikin masalah gini." Love menghentikan makannya.

"Gak kok Love, aku yang salah. Aku jadiin Gun buat bisa lupain kamu. Bukannya bisa lupa malah makin keinget jadinya bikin sakit 2 orang sekaligus." Milk mengelus salah satu punggung tangan Love berusahan menenangkannya.

"Sejak kapan sih kamu suka aku?" tanya Love penasaran.

"Pas ketemu pertama kali di lorong bareng View. Kamu waktu itu cantik banget, gak tau kenapa pas liat tu ngerasa bahagia. Aku sempet nungguin kamu sama View selesai nyari buku tapi keburu dipanggil Ciize jadi gak bisa ketemu lagi."

"Aku pas selesai tu nyariin kamu tauk. Sedih kamunya udah ilang, mana pas itu si View bilang si Gun pacar kamu. Sedih banget tapi sekarang udah seneng karena kamunya udah jadi pacar aku." Love memegang tangan Milk dan tersenyum manis.

"Emang aku secantik itu ya?" lanjut Love menatap Milk.

Milk mengangguk dan mencubit pelan pipi Love yang baginya sangat menggemaskan.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang