Bab 19

666 57 0
                                    

"Love, udah sejam lo kayak gini. Kenapa?" ucap Namtan

"Selama sama dia kemarin, dia ngejaga gue banget. Gue makin gak pengen jauh dari dia."

"Terus? bukannya harusnya lo seneng?" tanya Namtan heran

"Ya lo tau dia gak megang hp, bentar lagi liburan. Gue makin susah liat dia, ditambah dia bentar lagi udah lulus. Dia nyimpen semua bebannya sendiri, gue tau dia juga lagi berantakan tapi di depan gue--" Love menggigit bibir bawahnya karena dia sudah lelah menangis namun usahanya sia-sia.

Air matanya mengalir lagi, dia sudah sangat merindukan Milk.
"Sakit banget, gue gak pengen jauh dari dia. Kenapa sih gue tu cewek..." ucap Love sambil memukul dadanya yang terasa sesak.

"Bukan salah lo, gak ada yang salah sama perasaan kalian." Namtan memeluk temannya itu berusaha untuk menenangkan.

"Gue aja ngerasa kesepian padahal masih ada lo sama View, masih bisa main keluar. Tapi dia? gue kasian banget sama hidup dia. Dia pasti jauh lebih sakit." Tangis Love pecah dipelukan Namtan.

"Hari ini dia berkali-kali nanya kita bakal bisa bareng terus apa gak, dia juga sempet takut mau balik. Gue takut dia gak bisa gue liat lagi." lanjut Love

.
.

Sebelum turun dari mobil, Milk menghapus air matanya. Dia menghela nafas panjang.

Saat masuk ke dalam rumah Milk sudah melihat orang tuanya di ruang tengah.

"Milk mau langsung istirahat."

"Duduk dulu." pinta Mamanya

"Coba jelasin ke Papa yang kamu omongin ke Mamamu. Kamu ngerasa capek? ngerasa tertekan kalau di rumah. Itu maksudnya apa? padahal kita selalu ngeusahain yang terbaik buat kamu." ucap Papa Milk

Milk hanya diam tertunduk lemas. Dia sudah tidak bertenaga untuk berdebat dengan orang tuanya karena dia pasti tetap salah dimata mereka.

"Kenapa cuma diem? kasih tau ke kita bagian mana yang salah, kenapa kamu jadi gak bisa diatur gini." lanjut Papa Milk.

"Milk cuma pengen kayak yang lain. Orang tua mereka juga gak pernah nuntut anaknya buat selalu jadi yang terbaik, yang penting anaknya bahagia. Mama sama Papa pernah gak sih nanyain Milk bahagia apa gak?"

"Tapi yang kita lakuin tu baik Milk, kita mau masa depan kamu baik. Gak ada orang tua yang mau anaknya gagal." ucap mama Milk

"Tapi Milk gak bahagia ma."

"Bahagia yang kamu mau kayak gimana? Mama sama Papa gak pernah ya gak ngasih apa yang kamu pengen beli. Kita selalu pilihin sekolah terbaik buat kamu, tempat bimbel terbaik. Semua yang kita kasih itu demi kamu bahagia juga." Papa Milk mulai meninggikan suaranya.

"Milk bener-bener capek pa, Milk mau istirahat." Milk beranjak dan meninggalkan kedua orang tuanya itu.

Sesampainya di kamar dia langsung melemparkan badannya ke kasur. Milk melihat kopernya, dia langsung beranjak dan membuka kopernya. Dia memegang dan memeluk baju Love.

.

Mobil Namtan memasuki garasi rumahnya.

"Lo beneran gak mau pulang?" tanya Namtan

"Mata gue bengep gini, ntar ortu gue curiga. Boleh ya nginep di sini?"

"Boleh lah, gak ada siapa-siapa juga sih."

"Bokap Nyokap--" Love langsung teringat kalau Mama Namtan sudah tidak ada

"Bokap kerjanya di luar kota. Abang gue juga kuliah di luar kota." ucap Namtan sambil membuka kunci pintu rumahnya

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang