bagian 13.

386 19 0
                                    

"Melv ayo nanam bunga" ajak haidar menarik" lengan kekar melvin manun melvin masih saja diam "melv ayo" ajak haidar kembali "iya deh iya ga bakalan kerja aku bakalan ngabisin uang kamu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Melv ayo nanam bunga" ajak haidar menarik" lengan kekar melvin manun melvin masih saja diam "melv ayo" ajak haidar kembali "iya deh iya ga bakalan kerja aku bakalan ngabisin uang kamu"

"Janji" ujar melvin membuka mulutnya "ga mau" jawab haidar "yasudah jika ada apa" tanggung sendiri" ujar melvin hendak pergi dengan sigap haidar menarik baju melvin "OKEY JANJI" teriak haidar

"Saya pegang janji kamu" ujar melvin haidar hanya mengangguk kepalanya sebagai jawaban "cepat katanya mau nanam bunga" ajak melvin "ayok let's go"

Haidar mulai menanam bunga yang tinggal beberapa lagi melvin menyiram bunga" yang mereka tanam selesai menanam bunga sifat jail haidar muncul

"Melv pinjem" ujar haidar meminta selang yang melvin gunakan melvin memberikan selangnya kepada haidar, haidar mengambilnya dan menyiram tanamannya

Tiba" haidar mengarahkan selang air itu ke arah melvin membuat baju melvin basah "haidar kamu ini" ujar melvin kepada haidar sang pelaku hanya tertawa gembira melihat suaminya

Melvin mengejar haidar untuk menangkapnya mereka berdua lari"an di taman belakang rumahnya "ketangkap kamu" ujar melvin memeluk haidar dan mengambil selang air dari tangan haidar, melvin mulai mengarahkan selang air itu ke tubuh haidar

Haidar yang masih di peluk melvin berusaha untuk kabur agar tidak terkena air, namun hasilnya nihil ia tidak bisa kabur haidar membalikkan tubuhnya menghadap melvin dan memeluk tubuh melvin

Mata haidar kemasukan sesuatu jadi ia mengucek matanya ke tubuh melvin karena tangan haidar masih kotor melvin menghentikan aksinya saat menyadari haidar kelilipan

Melvin menangkup pipi gembil haidar dan mencuci wajah haidar agar matanya tida perih "jangan di kucek nanti merah" ujar melvin memegang kedua tangan haidar agar diam

"AH PERIH MELV" teriak haidar, melvin masih mengecek mata haidar rupanya di sana ada semut "diam saya akan mengeluarkan semutnya" ujar melvin berusaha mengeluarkan semut yang masuk ke mata haidar

Dengan hati" ia berusaha mengeluarkan semut itu "loh melvin ada apa ini haidar kenapa" ujar ten yang tiba" ada di sana "baju kalian juga basah gini" sambung ten

"Mata haidar kemasukan semut bu" ujar melvin berhasil mengeluarkan semut di mata haidar "ganti sana baju kalian basah kuyup gini masuk angin loh nanti"

***

"Bubu sama jean dari kapan ada di sana" tanya haidar "heh bocah gw sama bubu di depan nunggu lama, terus kita denger lu teriak jadi ke sana gw kira lu lagi bikin anak di sana" ujar jean

"Anj lu ngomong kaga di saring" ujar haidar, melvin berdehem sepertinya haidar melupakan sesuatu "lu kan setres makanya gw ngira gitu"

"Lu lebih gila dari gw ya anj" melvin kembali berdehem mendengar haidar mengucapkan kata mutiara "lu setres jelek, gendut, ortu lu aja ga sayang sama lu"

Srek rasanya hati haidar sakit seperti di tusuk ribuan pisau ia diam merasakan sakit di hatinya ten yang mendengar ucapan jean anak bungsunya langsung menjewer telinga jean

"Kamu ini kalo ngomong ga pernah di saring, liat haidar sakit hati pastinya" ujar ten memarahi sang anak melvin yang menyaksikan itu juga hanya diam

"Omongan Jean jangan di denger ya sayang dia emang sedeng anaknya bubu udah marahin jean" ujar ten menghampiri haidar memeluk anak itu yang berusaha menahan air matanya

Melvin mengambil kunci mobilnya dan pergi entah kemana haidar yang melihat melvin cuek terhadap merasa aneh

Beberapa jam berlalu ten dan Jean sudah pulang haidar masuk ke dalam rumahnya "melvin udah ga sayang ya sama gw, dia tadi ga ngebelain gw"

"Mungkin dia udah capek, dia mau nyerah dapetin hati gw lagian siapa yang mau sama gw muka pas pasan, gendut, ga dapet kasih sayang ortu haha" ia tertawa di akhir ucapannya

"Sakit banget hati gw" ujarnya kembali haidar berada di balkon kamarnya ia menatap langit yang di penuhi dengan bintang "ga boleh nangis lu cowo haidar lu harus kuat" ujarnya menguatkan dirinya sendiri

"Ucapan orang" ko nyakitin banget ya" ujarnya kembali memasuki kamarnya dan berbaring di kasurnya sendirian tak lama ia sudah tertidur pulas namun melvin baru saja pulang

MELVIN & HAIDAR | MARKHYUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang