Tak butuh waktu lama melvin datang ia langsung menggendong tubuh haidar memasuki mobil "kamu kenapa bisa seperti ini" tanya melvin "ga tau gw pusing banget perut gw juga sakit banget" jawab haidar ia masih setia menutup matanya
Sesampainya di rumah sakit dokter langsung memeriksa kondisi haidar "mari duduk pak" ujar dokter kepada melvin, melvin langsung duduk di kursi depan dokter begitupun dengan haidar
"Haidar terlalu banyak pikiran makanya perut dan kepalanya pusing, bukan karena faktor makanan" ujar dokter sembari memberikan obat pereda pusing dan perut sakit
"Bagaimana purut dan kepalamu apakah masih pusing dan sakit?" Tanya melvin menghampiri haidar yang sedang tiduran memainkan hp nya "udah mendingan" jawabnya masih setia memainkan hp
"Jika seseorang berbicara lihat lawan bicara bukan seperti itu, cepat turun makan malam dulu" ujar melvin ia langsung keluar kamar untuk makan di ikuti oleh haidar dari belakang
Melvin dan haidar sekarang sedang makan di meja makan hening tida ada yang berbicara hanya ada suara sendok dan piring yang beradu tak lama kemudian mereka selesai makan melvin langsung mencuci piring bekas mereka makan sementara haidar ia sedang duduk di kursi ruang tv
Ting ting ting, anggap aja itu suara bel ya ges
Bel rumah melvin berbunyi beberapa kali haidar langsung membuka pintu ia kaget dengan kehadiran orang tuanya dan orang tua melvin "silahkan masuk" ujar haidar
Haidar memang tak banyak bicara ia selalu berbicara seadanya jika dengan orang tuanya berbeda jika dengan teman" nya ia seperti anak kecil yang manja, tantrum ia sejak kecil memang tida dekat dengan orang tuanya karna haidar sedari kecil tinggal bersama neneknya
"Loh ko melvin yang cuci piring kamu ngapain aja yang harusnya mengerjakan pekerjaan rumah itu kamu" ujar teni saat melihat melvin menata piring yang telah ia cuci
Melvin duduk di samping haidar, haidar rasanya ingin menangis setiap kali ia melihat orang tuanya apalagi yang seperti ini baru saja datang sudah memarahi haidar, melvin yang menyadari bahwa mata haidar sudah berkaca" melvin langsung merangkul pundak haidar, melvin menyembunyikan wajah haidar di bidang dadanya membiarkan istrinya menangis
"Menangis lah, jangan di tahan" bisik melvin di telinga haidar "haidar sedang sakit mae jadi melvin saja yang cuci piring biasanya haidar ko" ujar melvin berbohong "kita ke sini mau liat haidar kata jean Haidar sakit jadinya kita ke sini" ujar tae
Mereka berbincang banyak hal tetapi tida dengan haidar, haidar masih menyembunyikan wajahnya di perut melvin tubuhnya mulai bergetar karena menangis
***
"Udah jangan nangis sayang, bubu tau ko kamu nangis" ujar tae lembut haidar langsung memeluk tubuh tae erat dari kecil mereka memang tetanggaan makanya haidar akrab banget sama tae dan jamal haidar memang mengenal melvin dan Jean dari dulu namun mark begitu sibuk dulu jarang bertemu
Haidar lebih manja ke tae dari pada teni ia merasakan kasih sayang seorang ibu dan ayah dari jamal dan tae bahkan dulu ia sering merebutkan tae dengan jean
"Bubu maafin idar bu" ujar haidar "hei untuk apa minta maaf sayang" ujar jamal mengelus surai haidar "maaf bu idar selalu ngerepotin kalian maaf juga idar belum bisa jadi istri yang baik buat melvin" ujarnya
"Sudah ya jangan menangis terus matamu bisa sembab haidar, sekarang kamu istirahat tidur" ujar melvin, joni dan teni memang selalu sibuk mengurus bisnisnya kesana kemari tida sibuk ya bertengkar
Haidar langsung menidurkan dirinya di kasur kepalanya mulai pusing kembali melvin ikut tidur di sebelah haidar "ada yang sakit?" Tanya melvin "ga ada" jawab haidar singkat ia selalu menyembunyikan apa yang ia rasakan sedari kecil ia selalu mengungkapkan yang ia rasakan kepada orang tertentu
"Jangan berbohong haidar, ungkapkan apa yang kamu rasakan jangan menyembunyikan nya saya suami kamu jangan sungkan untuk mengungkapkan apapun kepada saya haidar
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIN & HAIDAR | MARKHYUCK
Teen FictionJANGAN SALAH LAPAK, INI LAPAK BXB. Udah di kasih tau jangan ngeyel Haidar yang di kenal jago balapan dan sangat pendiam, di jodohkan dengan melvin anak sahabat orang tua nya Haidar sedari kecil di urus oleh nenek dan kakeknya ia tidak pernah mendapa...