bagian 39. rindu yang menyakitkan.

380 12 0
                                    

Melvin menyandarkan tubuhnya di headboard dengan memegang foto Haidar "Mas kangen kamu sayang, Mas ga punya semangat lagi buat jalanin hari" Mas tanpa kamu, rasanya males buat pulang ke rumah tapi Mas punya Havvi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melvin menyandarkan tubuhnya di headboard dengan memegang foto Haidar "Mas kangen kamu sayang, Mas ga punya semangat lagi buat jalanin hari" Mas tanpa kamu, rasanya males buat pulang ke rumah tapi Mas punya Havvi"

Melvin meneteskan air matanya "setiap Mas liat Havvi, Mas selalu keinget kamu tingkah dan keras kepala sama kaya kamu, Mas ga punya tujuan hidup, Havvi selalu nanyain kamu"

"Sesusah itu saya mendapatkan hati kamu, tapi dengan gampangnya orang lain membunuh kamu"

Melvin mengambil ponselnya ia membuka galery di hpnya melihat foto" mereka berdua "kita sebahagia ini kenapa harus berakhir seperti ini, apa kesalahan yang telah saya perbuat"

Tok tok tok

"Vin makan dulu ya udah dua minggu kamu ga makan Vin, cuma makan roti" setelah Ten mengetuk pintu kamar Melvin, Ten langsung memasuki kamarnya Ten melihat anaknya yang sedang menangis

"Sayang, ikhlasin Haidar ya, dia bakalan sedih kalo liat kamu kaya gini" Ten memeluk tubuh Melvin "kamu kuat sayang"

"Kesalahan apa yang udah Melvin buat di masalalu Bu sampe tuhan ngebiarin semua ini terjadi, setidanya biarin Haidar bahagia lebih lama sama Melvin"

Ten mengelus punggung anaknya lembut "kalo boleh jujur, Bubu juga belum ikhlas tapi mau gimana lagi kita harus belajar mengikhlaskan"

"Melvin masih butuh Haidar Bu, Melvin ga punya tujuan buat hidup, Melvin males pulang ke rumah karena selalu inget Haidar Bu"

"Rumah Melvin udah ga ada Bu" rilihnya "bertahan sayang, kamu masih punya Havvi yang masih butuh sosok ayahnya"

"Melvin kangen Haidar Bu, Melvin kangen di omelin sama Haidar, aku ga akan lupain Haidar Bu sampai kapanpun"

"Jika dia tida abadi di dunia maka dia akan abadi di hati Melvin, dunia harus tau sesayang apa aku sama Haidar, dunia harus tau sosok Haidar"

"Mau hidup hancur berkeping" atau ga punya tujuan sekalipun hidup harus terus berlanjut" sambung Jean

***

Melvin mengunjungi pantai yang sering Haidar kunjungi ia duduk di pinggir laut melihat ombak dan mendengarkan berisiknya suara ombak

"Kamu pernah ingin mengakhiri hidup kamu di sini Haidar" rilih Melvin "tida ada yang berharga di hidup aku selain kamu"

Melvin mengenang kembali kenangan mereka di pantai itu "dulu aku kerja buat kamu sama Havvi biar kalian tercukupi tapi sekarang cuma buat Havvi"

"Banyak tempat yang kita kunjungi dan banyak kenangan bersama, saya masih ingat saat saya pulang kamu sudah tida mengenali saya padahal kata Bubu, kamu sering nanyain saya"

Melvin mengingat saat pertama kali ia pulang dan bertemu dengan Haidar yang sudah tida mengenali dirinya

"Heh cil" M

"Siapa lu, ga sopan manggil gw cil"

"Saya Melvin yang sering kamu tanyain" Melvin mencubit pipi Haidar gemas

"Heh lu ga sopan ya"

"Saya pikir kamu akan tumbuh besar ternyata masih sama seperti jamur"

"Gw manusia bukan jamur pea"

"Sekolah yang bener ya cil"

"Lu tuh kuliah yang bener"

"Saya sudah lulus, sudah punya perusahaan sendiri"

"Songong amat"

"Jalan yu cil"

"Ga mau ah gw mau pulang bye"
Haidar berlari keluar dari rumah Ten

Air matanya mengalir deras mengingat pertemuannya dengan Haidar yang masih terlihat sangat lucu dan keras kepala

"Jika bisa muter waktu saya akan terus menjaga kamu dan saya yang akan mengambil bola itu"

"Saya lebih memilih di tinggalkan karena perselingkuhan atau semacamnya, bukan di tinggalkan seperti ini"

"Jika di tinggalkan karena perselingkuhan dan semacamnya saya masih bisa melihat kamu Haidar"

"Ikhlasin dia Vin, mengikhlaskan juga bagian dari mencintai, lu harus nunjukin kalo lu emang sayang sama Haidar dengan cara mengikhlaskan kepergian nya yang tida akan kembali atau muncul di kehidupan siapapun" ujar Doyin

"Gw suka sama Haidar dari dulu tapi gw sadar Haidar lebih bahagia sama lu, jadi gw ikhlasin dia sama lu, sekarang" Doyin menggantung ucapannya

"Sekarang giliran lu yang harus ikhlasin dia, biar dia tenang di sana Vin, dia pasti sedih liat lu gini terus Vin" Doyin melanjutkan ucapannya yang sempat ia tunda

MELVIN & HAIDAR | MARKHYUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang