Haidar nempelin Melvin terus kemanapun Melvin pergi ia ikuti sedangkan anaknya di anggurin, Havvi nontonin Haidar dan Melvin "Daddy sama Bubun ngapain si pusing Avi liatnya"
Melvin menoleh ke sumber suara sementara Haidar enggan mengalihkan pandangannya ia malah menempelkan tubuhnya di tubuh Melvin sembari menggelantung di tangan Melvin
"Avi pusing liat Daddy sama Bubun mondar mandir terus" omel Havvi "yaudah si ga suka ga usah di liat" jawab Haidar dengan tatapan sinisnya "sut ah ga boleh gitu sama anaknya"
"Bubun dari tadi sinis banget sama Avi, mau berantem ayo Bubun Avi ga takut" Havvi berdiri dari duduknya tangannya ia taruh di pinggang "kamu pikir Bubun takut hah" jawab Haidar sama dengan Havvi menaruh lengannya di pinggang
"Gini" juga mantan balapan, berantem" ujar Haidar songong, Melvin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak dan istrinya Melvin duduk di kursi menyaksikan perdebatan antara anak dan istrinya
Havvi berlari ke pangkuan Melvin, Haidar yang melihat Melvin memangku anaknya langsung duduk di samping Melvin "aaa mau di pangku juga, ini suami Bubun pergi kamu" Melvin memukul jidatnya pelan
Nasib punya dua bayi yang sangat amat manja ya gini "apaan Daddy punya Avi" ujar Havvi memeluk erat tubuh Melvin "huaaa aku juga mau di pangku Mas" ujar Haidar menggoyang"kan tangan Melvin
Ten yang baru datang dan langsung di suruh masuk saat Ten menelpon Melvin "astaga mantu kesayangan Bubu kenapa" Ten menghampiri Haidar dan memeluk tubuh Haidar "Bubu mau di pangku juga sama Mas" adu Haidar dengan wajah cemberut
"Avi turun ya, Avi sama Bubu" bujuk Melvin, Havvi menggelengkan kepalanya, sebenarnya Melvin bisa memangku keduanya namun Havvi menghalangi paha sebelah melvin menggunakan kakinya
"Bang punya bayi dua lu" J
"Anying lu dar manja banget" R
"Emang kamu engga?" J
"Aku manjanya dikit" R
"Dikit apaan setiap har-" belum sempat Jean menyelesaikan ucapannya Rio dengan cepat membekam mulut Jean
"Diem ih malu tau" R
"Makanya jangan gitu sama orang lain sayang" J
"Iya maaf" R***
Havvi tertidur di pangkuan Melvin, Ten mengambil alih Havvi untuk ia tidurkan "sini katanya mau di pangku juga" ujar Melvin menepuk pahanya "ga mau kelamaan" jawabnya dengan nada ketus
"Jangan ngambek, sini cepet keburu sama Havvi lagi nanti" M
"Yaudah sama Havvi aja" H
"Yakin nih ga mau" M
"Ga" H
"Yaelah kaya bocah lu ngambekan" R
"Sayang jangan gitu" J
"Udah sini cepet ga usah malu" gitu" MHaidar berjalan ke atas menghampiri Ten "Bubu" Haidar memanggil Ten dengan wajah lesu "aduh kenapa sayang" bagi Ten Haidar itu masih sama seperti dulu sangat manja, lucu wajahnya juga masih seperti anak kecil
Ten memeluk tubuh Haidar "kenapa sayang" ujar Ten mencoba menenangkan menantunya "Melvin udah ga sayang ya sama aku" tanyanya "Melvin sayang banget sama kamu udah ah jangan nangis, tuh Melvin nya liatin kamu"
Tanpa Haidar sadari Melvin mengikuti Haidar ke atas dan ia berdiri di depan pintu menyaksikan, Haidar menoleh ke arah pintu setelah melihat Melvin ia memalingkan pandangannya dari Melvin
Melvin menghampiri Haidar duduk di samping Haidar "jangan bilang gitu, Mas sayang banget sama kamu" ujar Melvin mengelus surai Haidar lembut "kamu sakit? Akhir" ini kamu sensitif banget"
Ten, Jamal, Jean dan Rio juga sudah mengetahui perbuatan Joni kepada Haidar, Jamal sudah tahu pasti bagaimana sifat Joni dia memang selalu main kekerasan dari kecil tidak pernah membicarakan nya secara baik"
Melvin memeluk Haidar dari samping dan mencium kening Haidar "kamu habisin waktu berdua sama Mas? Nanti Havvi nya di titip ke Bubu" ujar Melvin "setiap hari Havvi sama kamu berantem gini sayang" tanya Ten
"Jarang tapi sering" jawab Haidar "kadang Havvi sama Aku rebutan Haidar" sambung Melvin "keluarga satu ini emang bener" lucu ya" Ten tertawa mendengar jawaban Haidar dan Melvin
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIN & HAIDAR | MARKHYUCK
Teen FictionJANGAN SALAH LAPAK, INI LAPAK BXB. Udah di kasih tau jangan ngeyel Haidar yang di kenal jago balapan dan sangat pendiam, di jodohkan dengan melvin anak sahabat orang tua nya Haidar sedari kecil di urus oleh nenek dan kakeknya ia tidak pernah mendapa...