bagian 40. beberapa tahun berlalu.

248 9 0
                                    

Melvin pulang dari kantornya, baru saja ia membuka pintu rumahnya ia sudah melihat anaknya sedang memakan camilan sambil menonton tv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melvin pulang dari kantornya, baru saja ia membuka pintu rumahnya ia sudah melihat anaknya sedang memakan camilan sambil menonton tv

Melvin ta ingin mengganggu anaknya yang sedang fokus menonton sampai ta menyadari kehadiran Melvin, Melvin menaiki tangga menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaiannya

Havvi melihat sekeliling "tadi kaya ada yang lewat deh" ujarnya pelan "harusnya tadi pulang ke rumah grandma biar ga sendirian di sini, tadi siapa ya"

Havvi beranjak dari duduknya menuju ke arah tv melihat sekeliling "tadi siapa" rilihnya matanya sudah berkaca" karena ketakutan

"Havvi" Havvi yang sedang ketakutan mendengar suara Melvin langsung menghela nafasnya lega "nyari apa kamu" tanya Melvin "Avi cari yang lewat tadi"

Melvin tertawa mendengar jawaban anaknya ia berjalan menghampiri anaknya "tadi yang lewat Daddy, kamu kaya Bubun ya kalo udah nonton fokus banget"

"Avi kangen Bubun deh Dad" ujarnya mengingat Haidar "Daddy juga sama kangen banget sama Bubun, apalagi kalo liat kamu Daddy makin kangen Bubun"

"Bubun Udah bahagia di sana ya Dad sampe ga mau ketemu Avi di dalam mimpi"

"Kita harus tetep doain yang terbaik buat Bubun, sayang" Melvin mengelus surai anaknya dengan lembut "oh iya Dad, tunggu Avi ya" Havvi berlari ke kamarnya mengambil sesuatu

Ta butuh waktu lama Havvi kembali dengan membawa piala dan piagam, ia duduk kembali di depan ayahnya "Avi ikut lomba, liat Avi juara satu"

Melvin tersenyum melihat prestasi anaknya yang semakin aktif, Melvin mengelus kepala anaknya "hebat kamu Daddy makin bangga sama Avi, mau Daddy beliin apa sayang?" Tanya Melvin

"Avi mau Daddy anterin Avi ke makam Bubun besok" ujarnya menatap ayahnya penuh harapan "laksanakan sayang"

Havvi menarik lengan Melvin untuk ke taman belakang rumahnya "Dad ayo buat ala" liburan" ujarnya excited "astaga sayang, kamu mau liburan beneran aja ga usah di sini"

"Ga mau Dad Avi mau di sini aja" semenjak kepergian Haidar, Havvi memang selalu menolak untuk pergi jalan" keluar, ia keluar rumah hanya saat ia perlu atau sedang merindukan Ten, Jamal, Jean dan Rio

***

Melvin mengamparkan tikar kecil dan membawa makanan, minuman dan buah"an ta lupa dengan gitarnya

"Dad Avi mau nyanyi tapi Daddy yang mainin gitarnya ya" ujarnya dan di angguki oleh Melvin, mengambil gitarnya ke pangkuannya "mau nyanyi apa sayang?" Tanya Melvin

"Judulnya ayah, tapi Avi cuma hapal reffnya aja dikit" Melvin mengangguk "nggak papa sayang" Melvin mulai memetik  gitarnya

Havvi mulai bernyanyi dan duduk di samping Melvin dengan menatap teduh wajah Melvin

Untuk ayah tercinta..

Aku ingin bernyanyi

Walau air mata di pipiku

Ayah...

Dengarkan lah

Aku ingin berjumpa dengan Bubun

Walau..

Hanya dalam mimpi

Havvi tersenyum kepada Melvin ia merasa malu karena menambahkan lirik di lagunya, Melvin membalas senyuman Havvi ta lupa ia mengelus kepala Havvi

"Nyanyi lagu apa lagi sayang?" Havvi berpikir sejenak "ah itu Daddy yang judulnya bunda" jawabnya penuh semangat "lagi kangen banget sama Haidar kayanya" batin Melvin

Melvin memetik gitarnya kembali dan Havvi mulai bernyanyi

Ku buka album biru...

Penuh debu dan usang

Baru beberapa lirik yang Havvi nyanyikan, ia sudah menangis sementara Melvin menahan air matanya menyembunyikan kesedihannya dari anaknya

Ku pandangi semua gambar diri

Kecil bersih belum ternoda..

Pikirku pun melayang

Dahulu penuh kasih

Teringat semua cerita orang.. tentang riwayatku

Melvin ta sanggup lagi menahan air matanya, air matanya bercucuran

Kata.. mereka diriku selalu di manjaaa..

Kata.. mereka diriku selalu di timanggg..

Nada nada yang indah

Selalu terurai darinya...

Tangisan nakal dari bibirku

Takkan jadi deritanya...

Tangan halus dan suci.. telah mengangkat tubuh ini

Havvi sudah ta sanggup lagi untuk melanjutkan lagunya ia menunduk dengan air mata yang mengalir deras, Melvin menaruh gitarnya dan memeluk tubuh anaknya

"Kamu kuat sayang, Daddy juga kangen Bubun" rilih Melvin mengelus punggung anaknya lembut tangisan Havvi semakin deras

MELVIN & HAIDAR | MARKHYUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang