18. Murid baru

2.6K 101 3
                                    

Aku yang melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.45 pun dengan bergegas turun ke lantai satu sambil menenteng tas ransel milik ku.

" Mas maaf ya lama." Ujar ku kepada mas Raka yang menjemput ku

" Gapapa dek lagian masih jam segini, ya sudah yuk berangkat." Tuturnya dengan lembut

" Oma bintang sama mas Raka berangkat dulu." Teriak ku sangat kencang

Aku dan mas Raka pun berangkat menuju ke sekolah menggunakan motor milik mas Raka jika kalian tanya dimana Arga jawaban nya ia sudah berangkat terlebih dahulu karena hari ini jadwal piket nya.

Setibanya di parkiran kami berdua pun disambut sama mas Anjas,mas agung,mas Willy sama mas bima keempat nya sedang bergurau diatas motor yang mereka duduki

" Lah Iki arek e wes tekan." Kata mas Anjas 

Aku pun langsung turun dari atas motor dan berjalan ke arah mereka sedangkan mas Raka sendiri memarkirkan motornya

" Eh mas Anjas,mas agung,mas Willy,mas bima kok kalian masih disini." Sapa ku 

" Pagi dek bintang iya nih biasa nunggu Raka kan kita besti." Ujar mas agung

" Masuk satu masuk semua pokoknya mah." Timpal mas Willy

" Waduhhh gak cukup atuh kalau masuk semua mas Willy." Gurau ku sambil ketawa kecil

" Bisa aja sih dek hahahah." Balas mas Willy 

" Kalau gak muat mah gantian atuh depan belakang wkwkwkw." Timbal mas Anjas 

" Bahas apa an?"ujar mas Raka tiba-tiba

" Gak kok mas kita cuma lagi berguru aja ya udah yuk mas masuk mau bel soalnya." Ucap ku sambil menyuruh mereka semua masuk ke dalam sekolah

Kami semua pun langsung berjalan meninggalkan area parkiran dan melangkah ke kelas masing-masing 

" Sayanggggggg." Teriakan Arga pun menggelegar tak kalah aku masuk kedalam kelas semua anak yang mendengar teriakkan Arga pun langsung menatap ke arah Arga dan diriku secara bergantian sedangkan diri ku sudah sangat malu dengan tingkah lakunya.

" Apa an sih ga bikin malu aja." Dumel ku sambil meletakkan tas ku 

" Hehehe biarin lagian aku kangen entar malam aku nginep ya." Ucapnya tanpa rasa berdosa sama sekali

"Hmmm." Ucap ku seadanya.

Bel masuk pun berbunyi kami semua pun dengan aktivitas masing-masing sedang menunggu guru yang akan mengajar kita yang dimana jam pertama adalah pelajaran bahasa inggris lalu dilanjutkan fisika kemudian kimia lalu diakhiri dengan pelajaran olahraga.

" Hufttt hari ini pelajaran nya menguras energi dan pikiran untung jam terakhir olahraga." Keluh Anisa 

" Iya bener banget rasanya kepala mau pecah mana fisika tadi disuruh ngapalin hukum-hukum Newton pula sama pak Agam." Timpal teman ku yang bernama sindy

" Oh ya bin tuh anak gak kamu bangun in." Tunjuk Anisa ke arah Arga yang tidur diatas paha ku 

" Biarin aja nis males aku entar aja kalau bel masuk berbunyi." Jawab ku 

" Guys....guys..guys aku ada info terbaru dan terupdate." Teriak heboh temen ku bernama Yuliana

" Hah apa an yul." Tanya Anisa kepo

" Entr ada anak baru dikelas kita loh katanya sih nih anak dari kota kaya kamu bintang." Ujarnya sambil menarik bangku miliknya kemudian duduk dihadapan kita.

" Ahh masa sih Yul cowok apa cewek? Tanya sindy

" Cowok tapi kayanya dia radak ngondek gitu." Ujar Yuliana

" Yahhhh boti dong dia ehhh bin ati-ati loh kelas kita kedatangan boti ngondek." Ujar Anisa 

" Husttt Nisa gak boleh gitu kan kita belum tau anaknya gimana." Tegur ku

" Bener tuh nis jangan asal bicara." Timpal sindy yang bikin Anisa ketawa kecil

Kami berempat pun melanjutkan gibah kita sampai bel masuk pun berbunyi oh ya btw bangku Nisa itu ada dibelakang ku bersama sindy lalu di samping kanan bangku milik Yuliana.

" Siang anak-anak." Sapa mas Agam yang tiba-tiba masuk

" Siang pak." Jawab kami semua

" Loh pak kok masuk lagi." Tanya Edo temen cowok ku 

" Iya jadi bapak mau kasih tau kalau hari ini ada anak baru lagi dikelas kita...ayo masuk nak." Ujar mas Agam sambil menyuruh anak baru tersebut masuk ke kelas.

Kami semua pun dengan reflek melihat ke arah pintu dan bayangan anak laki-laki muncul dan langsung berjalan ke arah mas Agam.

" Ayo perkenalkan dulu sama temen-temen kamu." Ucap mas Agam.

" Hai semuanya." Sapa anak tersebut

" Hallo." Jawab kita semua

" Yahhh pak kok Lanang maneh seh." Dumel temen ku yang bernama sakti.

" Sudah diam dulu, lanjut nak." Tegur mas Agam

" Ehmm perkenalkan nama ku ariya Dewangsa kalian semua boleh panggil aku Ariya aku dari kota Bandung salam kenal semua." Ucap anak baru itu yang bernama Ariya.

" Salam kenal juga Ari." Celetuk salah satu teman ku

" Ihhhh jangan panggil Ari panggil ariya atu riya' aja." Koreksi Ari

" Ihhhh kok kamu cucok meong si." Ujar sakti yang langsung membuka kita semua ketawa terbahak-bahak sedangkan sih ariya hanya memanyunkan bibirnya.

" Hmmm sudah sudah nak Ari kamu duduk disebelah Yuliana ya tuh bangku yang kosong itu." Lerai mas Agam sambil menunjuk ke arah bangku Yuliana yang memang kosong 

" Njirrr nis tebakan lu bener dia ngondek." Ucap Yuliana ke kita sebelum ariya itu duduk disebelahnya 

" Bintang Tolong bangun in tuh anak kuda nill." Seru mas Agam yang melihat Arga yang masih tidur dikelas 

" Siap pak." Ucap ku yang langsung membangunkan Arga namun nihil nih anak susah banget bangun

" Sayang bangun yuk udah masuh loh." Bisik ku pelan

" Ehmmm." Arga hanya membalas  dengan dehem an saja.

" Arga ada pak Agam loh." Bisik ku terus yang berusaha membangunkan kekasih ku ini.

" Hmmmm...." 

Aku yang kesal pun dengan spontan teriak ditelinga Arga.

" ARGA BANGUN GAK LIHAT NOH ADA PAK AGAM KESEL SENDIRI LAMA-LAMA AKU !!" 

sontak semua teman-teman ku pun langsung terkejut bukan main bahkan Edo yang sedang minum pun kesedak sama air yang ia minum tak hanya itu saja mas Agam pun yang kaget pun langsung memegang dadanya sambil mengelus-elus.

" Masyaallah Bin kaget gue Sampek berak." Ujar Anisa

" Yeekkkk Nisa kecirit." Ucap sindy

" Canda kali ah." Balas Anisa sambil menoyor kepala sindy

" Ishhh yank kaget tau aku." Gerutu Arga 

" Makanya kalau dibangun in itu bangun tuh lihat ada pak Agam." Dumel ku 

" Eh pak Agam maaf-maaf saya ngantuk banget tadi hehehe." Ujar Arga dengan cengengesan.

" Kamu tuh ya bisa gak sih jangan tidur dikelas terus dan bintang lain kali jangan gitu ya kaget saya." Tutur mas Agam

" Maaf pak." Balas ku sambil menatap tajam ke arah mas Agam yang langsung membuat dirinya menelan ludahnya sendiri.

" Ya sudah kalau gitu saya keluar dulu." Ujar mas Agam yang langsung pergi gitu saja.










Bintang Si Uke Binal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang