26. Superhero

2.3K 437 177
                                    

Jaemin tersenyum, membakar habis surat di tangannya, suara kicauan burung dan semilir angin lembut terasa menerpa nya.

"Maaf Jeno, dia milik ku," Bisik Jaemin sinis.

"Abang, liat gue!" Jasmine berseru riang, menari dengan lincah di atas rumput hutan tersebut setelah melepas sepatu nya. Gaun putihnya bergerak indah seirama dengan gerakannya.

Jaemin tersenyum, adiknya benar benar mirip peri..

"Ayo ikut!"

Jasmine berputar cepat seolah seorang ballerina handal, walau nyatanya malah berakhir pusing dan jatuh dalam pelukan Jaemin.

"Lo emang darah rendah bukan darah biru, dek."

Bukan nya marah Jasmine malah tertawa, mengalungkan tangannya pada leher Jaemin, tertawa riang kala Jaemin mengangkat dan membawa tubuhnya berputar.

"Hoop, stop!"

Jaemin berhenti, menatap teduh Jasmine yang masih tertawa riang, keduanya terlihat amat cocok di tengah hutan yang sinar cahaya mataharinya hanya bisa masuk dari celah celah rerimbunan daun.

Apalagi pakaian putih mereka, Jaemin bahkan memakai baju putih dan celana putih, terlihat kontras dengan rambut nya.

"Seneng amat, apa kita tinggal di hutan aja ya?"

Jasmine sontak menepuk pipi sang abang pelan, "Jadi tarzan dong?"

"Bukan, kita peri, peri cinta~"

"Ahahah, ah gila banget kita hari ini," Bisik Jasmine.

Pagi pagi sekali Jaemin sudah mengajaknya pergi, bahkan ia hanya memakai dress putih di lapisi selendang putih dan rambut yang tergerai begitu saja, tau tau dia di bawa ke hutan, menatap Jaemin yang memanah seekor gagak hitam yang membawa surat setelah menyuruh Jasmine memasang perisai agar burung itu tak terbang lebih jauh.

"Ini kayak di mimpi, kita bahagia, banget," Bisik Jasmine lagi, membiarkan Jaemin memeluknya kian erat.

"Hooh, harusnya gue disini sama istri gue, bukan tarzan kayak lo."

Jasmine dengan geram menginjak kaki Jaemin yang juga tak memakai apa apa, "Gue peri!"

"No, lo bukan peri."

Jasmine melotot kesal, "Gue peri--"

"Lo bidadari, cantik, tapi gak baik."

Ah anjing, jadi pengen ngumpat..

Jasmine memilih tersenyum sabar, "Bodo amat gue gak denger lo ngomong apa, subtitle nya blur bang."

Jaemin tertawa pelan, dengan mudah menggendong Jasmine ala bridal style membuat gadis itu memekik kaget, Jaemin melangkah masuk lebih jauh ke hutan tersebut.

"Aba aba napa!"

"Galak lo, gue lempar nih?"

Jasmine memeluk leher Jaemin erat, "Jangan dong, nanti sayap gue patah."

"Lo gak punya sayap ege."

Jasmine terkekeh, "Padahal kalau dari jauh kayaknya kita keliatan estetik, tapi kalau denger omongan kita, kacau dah.."

"Hidup emang ga se estetik itu, wajar sih ya," Ucap Jaemin sok iya, netranya menatap sekeliling hutan, sepi..

"Abang, gue mau bunga paaaaaling cantik di hutan ini."

Jaemin tersenyum, menunduk pada sang adik yang berada di gendongan nya, "Okay, bunga yang cantik untuk orang yang cantik."

Jasmine mengerjap, tangan lentiknya mengusap pipi Jaemin membuat sang abang lagi lagi menunduk, "Abang, kenapa?"

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang