6. Bocah gila!

4.2K 542 146
                                    

"Waah ada apa ini? Kalian bertengkar tapi kenapa tak ada yang memberi tahu ku? Di istana ku tak ada yang bisa di lihat, kurasa aku hampir melewatkan adegan menarik disini~"

Semua menoleh, menemukan lelaki yang mengenakan pakaian elegan berwarna hitam tersenyum lebar.

"Bjirr putih banget, itu manusia apa hantu?" Gumam Jasmine entah kagum atau mengejek.

"Lebih putih dari gebetan gue dulu, dek," Balas Jaemin berbisik.

Jasmine menepuk bahu Jaemin heboh, "Bang itu pangeran ke enam, orang yang lo racunin di novel itu!"

"Ha? Chenle?"

Jasmine mengangguk, "Gak nyangka seputih itu, untung gue juga putih jadi gak ke banting."

Jaemin menatap lekat pangeran ke enam, Chenle. Putih sekali! Gebetan Jaemin dulu saja kalah!

"Oh, kalian berbaikan? Kapan?" Tanya Chenle menatap Jaemin dan Jasmine yang terus berbisik bisik.

"Ada apa ini?"

Seorang gadis yang mengenakan gaun berwarna lavender mendekat, langkahnya anggun dengan wajah datar yang mengintimidasi.

"Itu Hera, lebih tua 2 tahun dari kita, sedarah sama Haechan," Bisik Jasmine tanpa embel embel putri atau pangeran.

"Kakak kita dong?" Tanya balik Jaemin yang di angguki Jasmine.

"Apa yang kalian semua lakukan disini? Apa ada pesta?" Suara dingin Hera terdengar, menatap tajam para pengawal.

"Bang bungkuk bjir, kasih hormat ke dia, dia senior itu."

Jaemin mengernyit, "Ogah, dia gila hormat sampe harus gitu?"

Jasmine memejamkan matanya lelah, "Bang sumpah lo bisa langsung mati kalau gini, belajar etika kekaisaran sana."

Chenle tersenyum setelah menundukkan kepala singkat pada Hera, "Maaf mengganggu, tapi aku datang karena melihat keramain disini, itu tontonan yang menarik kan?"

Hera menghela nafas kasar, beralih menatap Jaemin dan Jasmine yang masih asik berbisik bisik, lalu menatap Renjun yang kini bersedekap dada menatap kelakuan kembaran tersebut.

"Kalian pergilah, tinggalkan kami disini," Titahnya pada para pengawal, membuat mereka semua menunduk hormat sebelum berlalu pergi.

"Putri Jasmine, dan--pangeran kelima? Apa yang kalian lakukan?"

Jasmine berdehem pelan sebelum menarik senyum tipis, "Maaf kakak, saya rasa ada kesalahpahaman disini, pangeran kedua mengira saya dan kakak kembar saya ribut dan bertengkar."

Renjun mengangkat sebelah alisnya, "Lalu? Kalian tak bertengkar?"

Jasmine menggeleng cepat dan memeluk lengan Jaemin, "Kami bertemu setelah bertukar surat, kami sama sekali tak bertengkar."

Chenle mengernyit, " Tapi bulan lalu terakhir bertemu kalian sama sama saling menodongkan pedang, sudah berbaikan?"

Jasmine tersenyum manis, melirik Jaemin yang memasang tampang datar, "Tentu, kami sudah berbaikan, iya kan, kakak?"

Jaemin berusaha menahan senyum, kakak?

"Tentu, pangeran kedua, lain kali anda tak boleh menuduh sembarangan begitu."

Renjun berdecih, "Siapa yang tak salah paham dengan mu? Semua orang pasti berpikiran sama dengan ku."

Jaemin ikut berdecih, "Waah, hebat sekali semua orang berani salah paham dan menuduhku seperti yang kau lakukan, apa begitu sopan santun di kekaisaran ini?"

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang