"Saya memberi salam pada pangeran kelima," Jisung menunduk sopan, lantas kembali mendudukkan diri kala Jaemin duduk di hadapannya.
"Ada apa? aku sangat sibuk, pangeran bungsu."
Jisung terkekeh, "Sibuk meracuni orang lain?"
Jaemin mengangkat sebelah alisnya, masih memasang raut tenang seolah tak melakukan apapun, "Apa ini pencemaran nama baik? Kau seorang pangeran, bersikaplah seperti bangsawan yang memiliki tata krama."
"Menuduh orang lain sembarangan--adalah tindakan rendahan," Lanjut Jaemin.
Jisung mengangguk dengan senyum geli, "Benarkah? Kau pikir aku tak tau? Kau meracuni Mark, kan?"
'Mark? Songong amat kaga pake embel embel abang, parah ni anak, kaga menghormati senior.'
"Berpikirlah sesuka mu, lagipula pandangan mu terhadap ku tak penting," Jawab Jaemin malas.
"Jangan bertindak gegabah, kakak," Bisik Jisung.
Jaemin terkekeh, mendekatkan wajahnya pada Jisung, "Aku tau langkah ku sendiri, adik bungsu."
"Jadi diamlah sebelum aku merobek mulut mu hingga kau tak bisa menegur ku lagi," Desis Jaemin kesal.
Netra perak Jaemin berkilat, "Aku tak peduli selama ini kau melindungi ku atau malah ingin membunuh ku, namun jika aku--merasa kesakitan, aku menganggap mu sebagai musuh, bahkan jika kau ternyata melindungi ku."
Jaemin tetap tak bergeming kala netra Jisung berubah menjadi merah, menyorotnya dengan tajam.
"Apa kau akan melawan?"
Seringai lebar Jaemin terbit, "Ya, bisa saja kau akan menjadi sasaran ku selanjutnya."
"Lindungi saja nyawa mu, Jisung."
_________________________
Jasmine dan Hera berjalan bersisian melewati lorong lorong istana. Akhir akhir ini Jasmine sering mendekati Hera kala sadar kekuasaan perempuan tersebut lumayan juga sebagai anak pertama.
"Kau tak menemui pangeran kelima?" Tanya Hera membuat Jasmine mengerjap.
"Tidak, mungkin dia sedang sibuk berlatih pedang," Jawab Jasmine santai.
"Kakak, apa kakak mau menemani ku melihat kain kain yang baru datang? Aku bingung memilihnya, aku ingin baju yang cantik walau untuk sehari hari."
Hera terkekeh, "Tentu, apa semua kainnya sudah datang?"
"Iya, ayo kita lihat."
Jasmine tersenyum cerah, berusaha menjadi adik menggemaskan bagi Hera yang amat anggun dan tegas ini.
_____________________________
"Pangeran pertama sadar," Bisik Exel pada Jaemin yang sedang duduk sendirian di rumah kaca.
Jaemin mengernyit, meletakkan kembali cangkir teh nya, "Kau yakin?"
"Iya, semua pangeran dan putri Hera serta putri Jasmine ada disana, dan--baginda Kaisar juga berada disana."
Jaemin segera beranjak bangun, "Kita ke sana sekarang."
Langkahnya melewati lorong lorong istana dengan tergesa di ikuti Exel, sorot hazelnya menatap ke depan dengan kesal, hanya sehari?! Jaemin pikir pengaruhnya akan berdampak besar, tapi ternyata hanya sehari?
'Sial, ini merepotkan.'
Dua ksatria yang berjaga di depan kamar Mark membungkuk sopan, lantas membuka pintu membiarkan Jaemin masuk dan Exel menunggu di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
Teen Fiction"Jangan bilang gue masuk ke tubuh pangeran ke lima? pangeran terkutuk itu!?" "Astaga tolong gue,siapapun tolong bangunin gue!!" "Astaga, nih tubuh belum mulai cerita juga udah dead duluan, gue gak mau di penggal!" "Gue harus gimana dong? mentang men...