Sudah 2 hari Jaemin menghindari Jasmine dengan sikap sok sibuknya itu, tak tau harus bersikap bagaimana pada sang adik. Pasalnya--Jaemin tau tiap malam Jasmine datang ke kamarnya dan--mengambil darah nya..
Jasmine memurnikan kutukannya diam diam, membahayakan nyawa dan kekuatannya sendiri.
"Pangeran, perayaan besok, apa tak ada yang harus anda bicarakan dengan putri Jasmine?"
Dan yang heboh jelas Exel, takutnya hubungan Jaemin dan Jasmine kembali memburuk seperti dulu.
"Tidak, aku akan berlatih pedang, jika dia datang, katakan aku sibuk, aku akan menemuinya besok malam saat kami ke aula perayaan," Jawab Jaemin seraya memasang kancing baju nya.
"Kau tak perlu ikut," Lantas Jaemin segera berlalu pergi keluar kamar di ikuti Exel.
Melewati lorong lorong istana sendirian, benar benar akan menuju tempat latihan jika saja tak berpas pasan dengan Jeno yang tampak nya baru kembali.
Jeno tersenyum sinis seraya mengikis jarak, "Tak ku sangka, kelakuan mu--cukup buruk, bermain wanita adalah tindakan rendah, Jaemin."
Hening, butuh waktu sampai Jaemin sadar jika Jeno ternyata menguntitnya saat itu.
Bibir Jaemin menarik senyum miring, "Menguntit orang lain juga tindakan rendah, kakak ketiga."
Jaemin kian mendekat, berbisik pada Jeno, "Urusi saja dirimu sendiri, siapa yang tau, bisa saja kau yang pertama mati dalam perebutan tahta walau tak termasuk dalam kandidat terkuat."
Rahang Jeno mengeras, "Kau--pengecut, seharusnya kau urus masalah mu sendiri, kenapa harus adik ku yang turun tangan? Dasar lemah, seharusnya kau mati saja daripada menyusahkan adik ku, Jaemin."
Kekehan Jaemin terdengar, "Benar, seharus nya kau juga mati saja daripada mengurusi hidup orang lain, Jeno."
___________________________
Jasmine berdecak, mondar mandir di ruang tengah istana nya dengan raut kesal dan bingung, "Kenapa? Jangan bilang Jaemin tau apa yang sudah ku lakukan?"
"Persetan jika dia marah, nasib buruk tak boleh terulang lagi untuk kedua kali nya di kekaisaran sialan ini."
Razita yang baru masuk menunduk sopan, "Putri, pangeran ketiga meminta untuk bertemu anda."
Jasmine mengibaskan lengan baju nya kesal, "Dimana dia?"
"Pangeran ketiga ada di luar."
"Suruh dia masuk," titah Jasmine yang langsung di angguki.
Cklekk
Jasmine menatap Haechan datar sebelum kemudian menunduk singkat, "Saya memberi salam pada bintang ketiga kekaisaran."
Haechan menarik senyum dan mendekat, menatap Jasmine lekat, "Rencana mu tak sepenuh nya berhasil ya?"
Jasmine balas menatap Haechan dengan tajam, "Lalu kau? Kau pikir kau akan berhasil? Aku tak akan membiarkan mu menyiksa Jaemin lagi!"
Decihan Haechan terdengar, "Angkuh sekali seolah kau bisa menyelamatkan Jaemin saja."
"Dia akan selamat, kalaupun tidak--"
Jasmin mengikis jarak, menepuk pipi Haechan dengan kipas lipat di tangannya lalu menarik seringai lebar.
"Aku akan menjual jiwa ku pada iblis dan mengulang waktu."
Netra biru Jasmine berkilat, "Atau--aku akan membunuh seluruh orang di kekaisaran ini untuk ku tumbalkan pada iblis agar dia menghidupkan Jaemin kembali."
Haechan terdiam tak percaya, "Kau gila, apa kau sadar kau baru saja berbicara seolah merencanakan kudeta?"
"Itu tak termasuk dalam pemberontakan, pangeran. Kau terlalu bodoh, itu lebih cocok di sebut pambataian," sinis Jasmine lantas mendorong Haechan untuk mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
Teen Fiction"Jangan bilang gue masuk ke tubuh pangeran ke lima? pangeran terkutuk itu!?" "Astaga tolong gue,siapapun tolong bangunin gue!!" "Astaga, nih tubuh belum mulai cerita juga udah dead duluan, gue gak mau di penggal!" "Gue harus gimana dong? mentang men...