Jasmine menggeleng, menatap dada Jaemin yang sama sekali tak bergerak, "KAKAK! APA YANG KAU LAKUKAN?! CEPAT PERIKSA KAKAK KU! KAU MAU KU PENGGAL HAH?!"
"Biar saya saja," Gaury yang baru datang langsung berdiri di samping Jaemin.
"Putri Jasmine, tolong mundur."
Jasmine terpaksa mundur kala Hera menariknya, ia menatap Jaemin dengan mata berkaca kaca.
Chenle maju, ikut membantu Gaury menekan sihir di jantung Jaemin yang terasa acak.
'Bukan kah ada yang mengatakan sihirnya hilang?"
"Apa yang kalian lakukan?!" Jasmine berseru marah kala Jaemin lagi lagi terbatuk darah, Hera dengan cepat menahan gadis tersebut.
"Jasmine biarkan mereka mengobati kembaran mu," Ucap Hera tegas.
Air mata Jasmine mengalir, hanya bisa melihat bagaimana panik dan kewalahannya Gaury serta Chenle mengobati Jaemin.
Jeno mengernyit kala merasakan energi hitam di antara angin di dalam kamar Jaemin, ia menatap Jaemin yang kini lagi lagi terbatuk keras.
"Panggil penyihir di istana utama," Titah Mark pada Exel.
Exel segera berlari pergi dari sana, mengikuti perintah Mark yang pasti tak akan bisa di bantah walau nyatanya penyihir di istana utama hanya untuk kaisar dan permaisuri serta kandidat pewaris terkuat.
PRANGGG
BRUKK
Tubuh Gaury terlempar hingga menghantam bingkai lukisan, pun dengan Chenle yang hanya termundur dan segera di tahan Haechan.
"Kakak!" Jasmine menepis tangan Hera dan segera mendekati Jaemin, dengan cepat memeriksa denyut nadi Jaemin hanya untuk mendapati tak ada detakan apapun disana.
Jasmine menggeleng, tetap berusaha mempertahakan diri saat ingatan asing mulai masuk ke kepalanya.
Netra hazel Jasmine berbinar kala menemukan cara, ia dengan cepat meraih pisau buah dan menyayat tangannya sendiri.
"Jasmine!"
Teriakan Hera dan Kaizy ia abaikan, Jasmine memilih mengangkat sedikit kepala Jaemin dan meneteskan darahnya ke mulut abangnya itu.
"Bangun, KU BILANG BANGUN!" Teriak Jasmine putus asa, kembali menggores tangannya lebih dalam.
"Jasmine--"
Trakk
Renjun mengerjap kala tubuhnya terdorong mundur, seolah terdorong kaca tak kasat mata saat hendak mendekati kedua saudara itu.
Jeno menggeleng dan menahan Renjun, menatap netra Jasmine yang berubah menjadi biru, gadis itu terlampau panik dan marah hingga mengeluarkan kekuatannya, tak ada yang bisa mendekat jika seperti ini.
"Jasmine sadarlah!" Hera memekik, jika Jasmine terlalu lama membangun pertahanan diri, itu juga akan berdampak buruk untuk kondisi gadis itu.
"AKU MEMERINTAHKAN MU UNTUK BANGUN, LEE JAEMIN!" Jasmine terisak, darah mulai mengotori gaunnya dan baju Jaemin, namun lelaki itu malah kian pucat hingga membuat Jasmine ketakutan.
"Bangun, aku bilang bangun Jaemin, aku memerintahkan mu untuk bangun! Kau tak mendengarku?!"
"JASMINE!" Semua berteriak panik saat Jasmine menarik jepit rambutnya yang berujung runcing dan mengarahkannya tepat ke jantungnya sendiri.
Gadis itu mulai bertindak gila di hadapan mayat kembarannya sendiri.
Mark maju, menyentuh kaca tak kasat mata tersebut di tengah teriakan panik semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
Teen Fiction"Jangan bilang gue masuk ke tubuh pangeran ke lima? pangeran terkutuk itu!?" "Astaga tolong gue,siapapun tolong bangunin gue!!" "Astaga, nih tubuh belum mulai cerita juga udah dead duluan, gue gak mau di penggal!" "Gue harus gimana dong? mentang men...