Jaemin terdiam, menatap kosong pada Jasmine yang amat pucat di pelukannya.
"Jaemin--"
"Di kehidupan selanjutnya--" Jaemin menatap semua saudaranya dengan sendu untuk pertama kalinya.
"Aku--sungguh berharap kita bukan saudara, aku berharap hanya aku dan Jasmine yang saudara, tidak untuk kalian," Ucap Jaemin lirih, memeluk kian erat mayat saudara kembarnya.
___________________________
"KAU YANG HARUSNYA BERHENTI BERSIKAP EGOIS!" Jasmine menatap Jaemin tajam dengan mata berkaca kaca.
"Aku tak peduli aku akan mati atau apapun itu jika dekat dengan mu, aku tak peduli--"
"Tapi aku peduli! Nyawamu penting bagi ku, jadi jangan pernah datang lagi!"
Air mata Jasmine luruh, menatap Jaemin yang kini melangkah mundur menjauh darinya.
"Kau--kau egois," Lirih Jasmine.
Jaemin mengangguk, "Benar, jadi menjauhlah dan selamatkan nyawamu dari monster seperti ku."
"Kakak--aku benar benar tak peduli walau aku bisa mati karena berada di dekat mu, tapi--tolong, izinkan aku memeluk mu sekali saja, aku tak bisa membiarkan mu menderita sendirian."
Jasmine jatuh terduduk di lantai seraya menangis pilu, namun Jaemin sama sekali tak berniat mendekat untuk menenangkan adik kembarnya itu.
Jaemin tersenyum tipis, "Jasmine, di kehidupan selanjutnya jadilah adik ku agar aku bisa melindungi mu."
___________________________
"Jisung--"
"Kau ingkar, kau berniat mati dalam diam?"
Jaemin terkekeh sinis, "Nyawa ku milik ku, bukan milik mu atau yang lain."
Netra Jisung berubah dalam sekejap, melesat cepat dan menyudutkan Jaemin ke dinding, "Nyawamu--milik ku, ingat itu."
"Jisung, berhenti menyiksa ku seperti ini, lepaskan aku.." Bisik Jaemin memohon.
"Jangan bermimpi, NYAWA MU HANYA MILIKKU, KAU TAK BERHAK BERPIKIR UNTUK MATI!"
Jaemin menunduk dengan senyum sendu, "Kalian--benar benar egois."
"Kalian semua egois."
___________________________
"Di kehidupan selanjutnya pun, bayang bayang penyesalan akan menghantui mu, nak."
Jaemin terpaku, menatap kakek tua yang kini tersenyum teduh padanya.
"Rasa sakit dan penyesalan--akan mengikuti mu, jadi pikirkan setiap langkah mu dengan baik agar--
--kau bisa hidup tenang di kehidupan selanjutnya."
___________________________
Haechan bersandar pada dinding, menatap Jaemin yang terikat rantai di kamar teratas kastil.
"Lepaskan aku--BERHENTI MENYIKSAKU SEPERTI INI!" Teriak Jaemin parau.
Haechan berdecak, "Diamlah, semuanya hampir selesai. Rencana ku hebat bukan?"
Air mata Jaemin mengalir, menggigit bibir bawahnya kuat saat merasa jantungnya terasa begitu panas.
Haechan menatap bayangan hitam di tangannya, "Bisa kita mulai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
Teen Fiction"Jangan bilang gue masuk ke tubuh pangeran ke lima? pangeran terkutuk itu!?" "Astaga tolong gue,siapapun tolong bangunin gue!!" "Astaga, nih tubuh belum mulai cerita juga udah dead duluan, gue gak mau di penggal!" "Gue harus gimana dong? mentang men...