36. Malam perayaan

1.5K 401 67
                                    

Hari mulai menjelang malam, dari pagi hingga saat ini, Jasmine belum menemukan Jaemin sekalipun, padahal Jasmine nyaris sudah berkeliling seluruh istana dan bahkan berpas pasan dengan semua pangeran lain dan para tamu.

"Anda sangat cantik, tuan putri," puji Razita setelah selesai memasangkan kalung Jasmine.

Jasmine tersenyum, menyentuh permata biru gelap di lehernya dengan hati hati, "Benarkah? Bagaimana dengan kalung ini?"

"Itu juga sangat cantik, bukan kah itu sudah lama hilang? Saya jadi penasaran dimana pangeran Jaemin menemukan kalung itu."

"Huh?" Jasmine mengerjap bingung.

"Anda tak tau? Dulu ada sebuah kisah di kekaisaran ini, tentang seorang putri Archduke yang sangat cantik hingga berhasil memikat seorang penyihir hebat, katanya penyihir itu memberi nya kalung yang di buat dari permata di dasar samudra saat putri archduke tersebut berada di ambang kematian nya, penyihir itu juga melepas setengah kekuatannya ke kalung itu agar sang putri tetap hidup, seharusnya kalung itu turun temurun di berikan pada keturunan mereka, namun sekitar keturunan ke dua belas, kalung itu di jual karena masalah keuangan, gelar bangsawan mereka juga di jual. Namun banyak yang ingin memilikinya karena percaya bahwa kalung itu memiliki kekuatan penyihir hebat dan berharga, juga karena kisah mereka sangat terkenal walaupun sudah hampir puluhan atau mungkin ratusan tahun berlalu. Setelah banyak yang membeli, kalung itu akhirnya hilang di pelelangan saat di beli oleh seorang bangsawan tak di kenal," jelas Razita panjang lebar.

"Kalung itu melambangkan cinta abadi, juga harapan bahwa yang memakainya akan dapat melewati kesulitan bahkan jika berada di ambang kematian."

Deg

Jasmine terpaku, ingat saat semalam kala Jaemin datang tiba tiba ke kamarnya dengan senyum teduh alih alih menyebalkan seperti biasa.

"Ini, yang ku berikan waktu itu biru laut ya? Ini sepertinya lebih indah. Ini hadiah dari ku."

Jaemin tersenyum, netra hazelnya menatap Jasmine teduh, "Dariku, pangeran kelima, Jaemin, kembaran mu, orang yang akan melindungi mu."

"Jaemin--"

"Adik ku yang cantik, jadilah legenda yang indah suatu hari nanti. Lalu aku akan berada di samping mu jika lukisan tentang kita ada, sebagai perisai yang akan melindungi mu dengan nyawa ku."

"Cahaya hidup ku, kau akan di cintai dengan cinta yang hebat, lebih dari yang aku lakukan."

"Selamat malam, Jasmine."

Semalam Jasmine pikir itu hanya kata kata aneh, menganggapnya candaan karena berpikir Jaemin berusaha romantis untuk mendekati Ryiin ke depannya.

Jasmine dengan cepat beranjak bangun membuat Razita tersentak, "Aku akan menemui Jaemin--"

Cklekk

"Adik?"

Razita membungkuk sopan, segera berlalu keluar kala Jaemin masuk dengan senyum manis.

Jaemin masih mempertahankan senyum, menatap gaun hitam yang di hiasi renda dan permata biru gelap milik Jasmine, sama dengan warna pakaiannya. Jasmine tiba tiba mengubah warna pilihan pakaian mereka.

"Ayo, yang lain sepertinya sudah datang ke aula pesta."

Ada banyak yang ingin Jasmine katakan, namun ia malah terdiam seraya menyambut uluran tangan Jaemin, melangkah bersisian dengan sang kembaran di sepanjang lorong istana yang di jaga para ksatria.

"Cantik, kau sangat cantik. Tak perlu gugup," bisik Jaemin lembut, dapat merasa tangang sang adik yang berada di atas telapak tangannya bergetar.

Jasmine menoleh pada Jaemin tanpa menghentikan langkah nya, "Jaemin, kau akan baik baik saja."

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang