50. Who?

977 115 10
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.

Lorong rumah sakit diributkan oleh banyaknya suara kaki yang berlari hingga membuat banyak yang berbondong-bondong untuk melihat apa yang terjadi.

Asal suara ribut itu tidak lain dari Kim minji dan kawan-kawannya.

Mereka semua berlari menuju ke lantai dua dimana ada si bos G-SKY yang sedang dalam kesusahan.

Hanni yang kakinya kecil sendiri dipaling belakang, gadis itu menghirup oksigen sebanyak-banyaknya lalu lanjut berlari mengikuti rombongan minji dan yang lain.

Saat mendapatkan panggilan dari salah satu anak buahnya bahwa istri haerin mengalami kecelakaan, tanpa buang waktu minji berlari meninggalkan Hanni dan Bae dibelakang. Dan Bae segera menelfon teman-temannya yang lain untuk segera menyusul, untungnya ada Bae karena saking paniknya minji ia meninggalkan Hanni dan Bae.

Sampainya di lantai dua, minji berhenti berlari dan berjalan pelan kearah sang sahabat yang terduduk di lantai rumah sakit yang dingin dengan tatapan kosong.

"Bos?..." Haerin tak menyahut bahkan tak menoleh.

"Haerin-aa!!? Hah~ hah..." Hanni mendekati haerin dan langsung menjatuhkan dirinya disamping haerin.

"H-haerin-aa? Hikss.. Danie mana? Hikss hikss... Apakah- dia baik-baik saja?" Tangis Hanni pecah seraya mengguncang tubuh haerin yang hanya terus-terusan diam dengan tatapan kosong itu.

"Haerin-..." Minji tak bisa melanjutkan ucapannya. Melihat sang sahabat yang terlihat seperti dulu saat dirinya dipermainkan oleh kekasihnya itu membuat minji tak bisa berucap.

Perlahan urat-urat muncul hingga ke leher dan dahi minji, wajah memerah menahan amarah. Ia berbalik menatap teman-teman beserta anak buahnya.

"Selidiki dan cari penyebab kecelakaan itu terjadi! Jangan percayakan kasus ini pada polisi!. Bawa pelaku padaku entah itu dalam keadaan hidup ataupun mati! SEKARANGG!!"

"BAIKK!" Seru mereka semua dan segera pergi melaksanakan perintah minji.

"Aku juga akan menggerakkan anak buahku ji, rin. Tenang aja" ucap J menepuk bahu minji agar perempuan berwajah datar itu tenang.

"Aku juga. Akan ku kirimkan detektif ku dari jepang untuk menyelidiki kasus ini" sahut rei.

"Rin? Hikss jawab aku haerin! Hikss jihye-aa!!" Hanni memeluk haerin yang terus ia guncang tubuh itu.

Melihat air mata yang terus mengalir dari mata haerin tapi dengan tatapan kosong membuat teman-temannya merasa ibah.

"Aku ngga punya masalah sama siapapun! Hikss WAEE?!!! SHIBALL!!!!"
Haerin bangkit dan membanting kursi yang ada di lorong rumah sakit membuat teman-temannya panik seketika.

Mereka segera menenangkan haerin.

"YAAA SEKIYAAA!!? LEPAS!! HIKSS LEPAAAAASSSS HIKSS HIKSSS... SHIBALL SEKIYAAA!!!" Haerin mendorong tubuh teman-temannya berusaha terlepas dari mereka dan kembali membanting apa yang bisa ia gapai disana.

Setelah Itu ia memukul-mukul kepalanya di dinding hingga darah mengalir dari dahinya, kepalanya ingin pecah saat itu juga karena nyut-nyutan akibat menahan tangis.
Merasa kurang ia kembali memukul tembok dengan kuat tanpa memperdulikan rasa sakit yang ia dapat di tangannya.

"HAERIN?!!"
"Kalian pegang kaki dan tangannya cepet!!" Panik minji membuat J, Bae, Rei dan jinni bergegas memegang kedua kaki dan tangan haerin.

Walaupun haerin mengamuk untuk dilepaskan, tetapi teman-temannya berusaha agar pegangan mereka tak terlepas. Mereka benar-benar merasa ibah, sedih akan kondisi haerin yang baru pertama kali mereka lihat dari haerin.
Hingga perlahan haerin berhenti mengamuk. Ia menangis dan perlahan pegangan pada kaki dan tangannya oleh teman-temannya terlepas.

I LOVE YOU MAFIA || BBANGSAZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang