Happy reading
a month later
Chika dan christian sedang duduk santai di ruang tamu karena hari ini christian sedang libur.
dan itu sangat di manfaatkan oleh sepasang suami istri tersebut. mengingat satu bulan ini christian. selalu full ke kantor dan pulang malam. membuat waktu berduaan mereka sering tersita.
dan hari ini mereka berdua berencana ke rumah mami Aya karena sejak satu bulan pindahan mereka belum berkunjung ke rumah maminya.tiba-tiba bel rumah christian berbunyi, Chika beranjak dari duduknya untuk membukakan
pintu.saat pintu di buka, disana berdiri bundanya tapi tidak sendiri. di belakang Gracia ada perempuan cantik yang usianya kira-kira 20an.
"bunda"
"ehh hai sayang, Tian mana?"
Gracia mencium kedua pipi Chika"siapa yang dateng sayang?"
tanya christian dari belakang Chika"Tian"
"marsha"
pekik christian dan perempuan muda di belakang bundanya bersamaan langsung berpelukan.
"gue kangen banget sama Lo"
"gue juga, Lo lama banget sih nggak kesini lagi. nggak tau apa orang kangen"
omel christian menangkup wajah perempuan yang tadi disebut marsha."ajak masuk dulu kek"
Marsha mengerucutkan bibirnya kesal dan christian menarik gemas ujung hidungnyasakit, itu yang Chika rasakan.
bahkan mereka seakan tidak menganggap Chika ada. begitupun bundanya yang sedari tadi hanya tersenyum melihat kemesraan christian dan Marsha.selanjutnya mereka bertiga masuk dan sama sekali tidak ada yang mengajaknya masuk.
Chika duduk di teras rumah, dan tanpa sengaja air matanya menetes begitu saja."yaa ampun mba, mba Chika kenapa?"
tanya bi Ningsih yang baru pulang dari pasarBi Ningsih adalah asisten rumah tangga mereka sejak mereka pindah.
"nggak papa bi"
jawab Chika dengan senyum terpaksanya" beneran nggak papa?"
"nggak papa kok bi, itu di dalam ada tamu. bibi bikin minuman yah"
"yaudah, tapi mba Chika jangan nangis. mba masuk aja"
Chika masuk kedalam rumahnya dan melihat ketiga orang itu sudah duduk di ruang tamu. jangan lupakan Marsha yang sudah duduk berjejeran dengan Marsha yang ada di pelukan christian.
Chika melanjutkan langkahnya ke kamar. dirinya tetap berniat pergi ke rumah bundanya.
setelah mengambil tas Selempangnya Chika turun ke bawah lagi."tian, aku ke rumah bunda sendiri"
ucap chika berdiri sendiri di raung tamu"iya"
hanya itu jawaban christian."yaudah, kamu hati-hati. Tian masih kangen-kangenan. lagian Marsha juga nginep di sini"
"ya. assalamualaikum"
ucap Chika sewot lalu berjalan keluar rumahChika menunggu taksi yang lewat tapi tidak ada satupun taksi yang lewat di depannya.
akhirnya Chika memutuskan untuk berjalan, siapa tau nanti ada taksi yang lewat.
sepanjang jalan, air matanya tak henti-hentinya mengalir menyusuri pipinya.di tengah jalan, Chika merasakan tubuhnya lemas,
kepalanya pusing dan perutnya mual seperti ingin memuntahkan sesuatu."sabar Chik, sebentar lagi sampe"
"plis jangan tumbang"
"kamu pasti kuat"
ucap Chika menguatkan dirinya sendiridi saat kondisinya seperti ini, yang dia butuhkan malah bermesraan dengan orang lain.
satu yang tetap berputar di pikiran Chika saat ini."siapa perempuan itu"
"kuatkan Chika ya Allah"
dengan sisa tenaga yang ada akhirnya Chika sampai di depan rumah maminya
Chika menekan bel rumah maminya dan tak lama maminya keluar membukakan pintu rumahnya."CHIKAA!!"
pekik Aya kaget melihat Chika langsung ambruk di depan pintu rumahnya."bibi, mang Asep tolong mang"
teriak Aya memanggil satpam dan asisten rumah tangganya."astagfirullah non Chika kenapa Bu?"
tanya mang Asep kelimpungan"saya nggak tau mang, tolong bawa Chika ke mobil.
cepet mang""iya Bu"
akhirnya Chika di bawa ke ruang sakit oleh supir pribadi maminya, bersama maminya yang sepanjang perjalanan terus menangis.
bagaiman tidak sedih, hampir dua bulan tidak bertemu dengan anaknya. ketika bertemu langsung di suguhkan dengan keadaan anaknya yang tidak bisa di bilang baik-baik saja.
apalagi Aya sempat melihat air mata Chika sebelum Chika ambruk tak sadarkan diri.sesampainya di ruang sakit, Aya mondar-mandir di depan pintu rawat Chika.
setelah menunggu beberapa menit, akhirnya seorang dokter perempuan keluar dari ruangan anaknya."gimana keadaan anak saya?"
"anak saya tidak apa-apa?"
tanya Aya dengan muka paniknya.dokter itu tersenyum
"ibu tenang saja, anak ibu tidak apa-apa. dan selamat ya Bu, sebentar lagi ibu akan mempunyai cucu""anak saya hamil?"
tanya Aya dengan gugup"iya Bu, usia kandungannya masih berusia satu Minggu jadi masih sangat rentan keguguran. maka dari itu ibu saya minta jaga anak ibu, jangan terlalu capek, dan jangan terlalu memikirkan sesuatu yang membuat dia terbebani"
"iya dokter, terima kasih"
"yasudah saya permisi"
setelah dokter itu pergi Aya memasuki ruang rawat anaknya.
disana dia melihat anaknya dengan wajah yang sangat memprihatikan. mata sembab, hidung merah, dan jangan lupakan bibirnya yang pucat.Aya sedih melihat kondisi anaknya yang begitu menyedihkan.
dan satu pertanyaan Aya, dimana menantunya sekarang? di saat istrinya dalam kondis seperti ini malah tak terlihat batang hidungnya sama sekali."mami"
panggil dari Chika yang begitu pilu"sayang, kamu udah sadar?"
"kamu mau apa sayang?"
Aya menghampiri anaknya, mengusap rambut panjang anaknya dengan lembutChika hanya menggeleng dengan air mata yang terus mengalir.
"mami kenapa? Chik sakit apa? kenapa mami nangis?"
tanya Chika yang sekarang sudah meneteskan air mata.Aya tersenyum
"kamu hamil sayang"tiga kata yang Aya ucapkan membuat air mata Chika semakin deras melewati pipinya
"kenapa nangis sayang? kamu kenapa? ada yang sakit? kamu nggak seneng kamu hamil?"
Aya menarik putrinya kedalam pelukannya.Chika hanya menggeleng di pelukan
maminya.Aya menangkup wajah anaknya
"kenapa sayang? mau bilang apa?""Tian"
lirih Chika"mami nggak Liat Tian. kenapa kamu ke rumah mami sendiri? kalian ada masalah?"
Chika tidak bisa menjawab dan kembali memeluk maminya.
kembali menangis di pelukan maminya.Bersambung............
Tian jahat banget sih
serang Tian aja guys wkwkw
#Jangan lupa vote & komen
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN KONYOL (END)
FanfictionCerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan saling sapa saling tatap saja mereka tidak pernah meskipun mereka berada di satu sekolah yang sama. apak...