Chan berjalan menyusuri jalanan besar, seperti yang dia kira. Malam ini banyak sekali pria dan wanita seksi di jalanan. Mereka kerap kali menggoda Chan hingga membuat sang dewa mulai bergairah.
Namun, entah kenapa setelah mendengarkan ucapan Jaekhyung membuat pikirannya kalut. Apa benar Lino ada di sini? Tapi benar ini sudah 100 tahun mungkin pria itu sudah dalam renkarnasi keduanya. Dia sangat ingat dulu ketika membuang pria itu ke bumi saat usianya mungkin 25 tahunan bagi manusia.
Setahu Chan manusia memiliki usia yang pendek, paling panjang mungkin 70-80 an tahun. Anggap saja Minho mati saat itu di kehidupan pertamanya sebagai manusia pada usia 80 tahun artinya dia hidup di dunia ini 55 tahun di kehidupan pertamanya. Setahu Chan setelah mati, manusia punya waktu 20 tahun untuk lahirkan kembali. Jika itu benar mungkin pria itu saat ini sudah lahir kembali dengan usia 25 tahunan jika Chan tidak salah menghitungnya.
"Sial aku benci matematika" kata Chan seketika kepalanya panas. Pria itu berusaha berpikir positif jika benar Minho dilahirkan kembali dan berusia 25 tahun pasti ada di tempat yang lain bukan di sini.
Bumi ini sangat luas, mungkin pria itu kini ada di antartika. Seberusaha mungkin dia berpikir positif. Setelah mulai merasa tenang, pria itu berjalan menuju sebuah bar yang berada dekat dengan penthouse tempat tinggal mereka sementara.
Setelah perang besar beberapa saat yang lalu, dia sangat ingin menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan minum. Tapi karena iblis brengsek itu, dia harus melakukan tugas yang sangat tidak menyenangkan.
Mata Chan berbinar melihat plang bar yang ada di depannya. Apalagi di depan sana, dirinya melihat sesosok pria dengan tubuh seksi serta rambutnya yang hitam. Punggungnya sangat putih dan mulus membuat gairah sang dewa memuncak.
Ketika Chan akan mendekatinya, pria itu tiba-tiba melambai ke seorang pria yang berjalan ke hadapannya.
"Sayang kau terlihat mabuk" guman pria kekar tersebut membawa pria langsing itu ke pelukannya. Si manis melengguh saat dipeluk. Chan mendecih melihatnya, dasar manusia rendahan. Tanpa berpikir panjang Chan masuk ke dalam bar untuk menghabiskan malam.
Suara yang menggelegar membuat hati Chan sangat senang. Apalagi saat beberapa wanita mendekati dirinya, menggoda sang dewa hingga sangat terhibur. Entah sudah berapa banyak wanita dan pria manis dia cium tadi.
Ketika sudah setengah mabuk, Chan menatap ke sekeliling. Matanya kini tertuju ke sebuah tempat. Seorang penari tiang kini tengah digauli di sana dengan dua orang sekaligus.
Mata Chan berusaha fokus menatap pria manis yang tengah birahi itu. Tubuhnya hanya dihiasi dengan hiasan rantai emas tanpa apapun. Rambut merah dan wajah cantiknya seperti familiar.
Chan berusaha mengusap wajahnya, apa dia kini salah lihat? Kenapa wajah penari itu seperti wajah istrinya yang sangat dia benci?
"Tuan apa anda pelanggan baru?" Tanya sang bertender yang menghampiri Chan. Sang dewa mengangguk dengan wajah sayunya.
"Pasti terkejut melihat pemandangan di sana, memang manusia yang datang sangat liar. Tapi jujur penari itu yang paling berani. Dia seperti siap digauli di mana pun dan kapan pun tanpa malu seperti saat ini. Namanya Lee Minho, cantik dan manis" katanya menatap ke sana.
Chan menelan ludah, namanya agak familiar. Pria itu kemudian tersenyum miring, apa benar seperti itu? Apa pria itu akan mau memuaskan nafsunya malam ini. Chan di sini punya banyak uang, mungkin akan membuat pria itu mendesah di bawahnya.
Dengan percaya diri, Chan turun dari kursinya berjalan ke sana. Suara desahan terdengar ketika dirinya mendekat ke kerumunan pria itu. Chan terpesona melihat bagaimana pria manis itu mendesah saat tubuhnya dijamah oleh dua pria sekaligus.
"Nghhhh ahhh tunggu ahh" suara itu membuka pikirannya Chan. Perlahan sang dewa menggosok matanya agar tidak buram. Wajah yang familiar dan juga suara yang sangat Chan ketahui.
"Lino?" Gumam Minho menatap pria di depannya.
_____
Chan berlari menuju ke arah tempat tinggalnya. Napasnya memburu cepat begitu juga dengan keringat dingin di tubuhnya. Seperti takdir mempermainkan dirinya. Pria itu, dia ada di sini. Hidup untuk kedua kalinya sebagai seorang pelacur.
"Sial! Sial!! Kenapa aku harus bertemu dengannya di saat seperti ini" Teriak Chan emosi sembari menendang bak sampah yang ada di sampingnya hingga hancur.
Chan tidak pernah salah mengingat orang, pria itu, pria jalang itu adalah Lino istrinya. Istri yang paling dia benci selama hidupnya. Harusnya memang Chan langsung membunuhnya saja dulu ketimbang memberikan hukuman di sini.
"Kenapa aku? Harusnya aku senang kan dia menderita?" Gumam Chan berubah. Kini dia tertawa melihat penderitaan pria yang menghancurkan hidupnya. Membunuh kekasihnya dengan brutal hingga musnah dari dunia ini.
Ketika akan masuk, tiba-tiba Jaekhyung menampakan dirinya di depan Chan. Chan tak ingin menggubris pria itu saat ini, dia hanya ingin kembali ke kamar dan tidur sejenak.
"Aku merasakan Lino ada di sini" katanya saat mereka saling melewati. Chan meremas kedua tangannya emosi.
"Kau sangat perhatian padanya, apa kau menyukai dia Kak?" Tanya Chan dengan nada menyindir. Jaekhyung menghela napas pelan kemudian berbalik menatap ke arah adiknya yang nakal.
"Chan apa kau tidak peduli dengannya? Dia ibu dari kedua anak mu. Kenapa kau tega memperlakukan Lino seperti ini?" Tanya Jaekhyung mulai geram. Mendengarnya Chan tertawa bahagia.
"Benar. Aku memang tidak peduli dengan si jalang itu, aku juga tidak peduli dengan anak yang dia lahirkan. Biarkan saja mereka berdua menjadi bayi selamanya. Aku tidak peduli" kata Chan masuk ke dalam. Jaekhyung jujur tak habis pikir dengan pemikiran dari Chan. Dari mereka bertiga sebenarnya Chan yang paling pintar, paling kuat dan paling diagungkan. Tapi kenapa dia bisa memperlakukan Lino seperti ini.
Jaekhyung jadi sedih mengingat bagaimana pria manis itu dulu ketika masih di langit. Sebelum menikah bersama istrinya.
Chan sungguh menelantarkan mereka, hanya menghamili Lino dan pergi dengan kekasihnya yang lain. Jaekhyung tahu bagaimana dulu sosok istrinya yang hamil. Dia begitu rapuh dan butuh kasih sayang yang lebih. Namun, saat hamil sampai melahirkan Lino hanya mendapatkan penderitaan dari Chan. Tanpa kasih sayang sedikit pun. Malah pria itu kerap menyiksa dirinya dan memfitnah Lino hingga nyaris dibunuh.
"Aku berdoa semogaa Lino kuat menghadapi tiap hukumannya dan kembali, saat dia kembali aku akan berusaha untuk memutuskan hubungannya dengan Chan walaupun sulit. Aku tidak tega melihat pria polos seperti dia diperlakukan seperti ini" gumam Jaekhyung sembari menghembuskan napas panjang. Lino harus mendapatkan keadilannya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [ Banginho ]
FanfictionDewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...