Karma - Chapter 32

301 28 4
                                    

Chan merasakan tubuhnya sangat penuh dan sakit. Perlahan dirinya pun membuka mata. Sosok manis itu kini berbaring di samping Chan dengan sebuah handuk kecil di tangannya. Senyuman Chan mengembang, ini bukan mimpi kan?

Chan rencananya ingin memeluk tubuh mungil itu tapi tubuhnya saat ini sangat kaku karena luka bakar yang ada di dalam tubuhnya.

"Lino" panggil Chan pada sang istri. Lino membuka matanya dan menatap Chan terkejut. Dirinya langsung bangun dan menjauh dari Chan. Napasnya terengah-engah dan seperti agak takut.

"Kau sudah bangun ya. Aku akan panggilkan beberapa malaikat untuk datang ke sini" katanya berlari keluar. Chan yang tubuhnya kaku terlihat sedih melihat sikap Lino yang menjauhi dirinya. Padahal saat di istana matahari sikapnya berbeda. Dia malah sangat khawatir dan memcermaskan Chan.

Chan kita Lino sudah kembali seperti dulu, tapi nyatanya tidak.






______





Lino kembali pada kegiatan utamanya adalah menjaga kedua bayinya. Saat sampai dia langsung memberikan susu pada keduanya. Seperti mengerti dan tahu kedua bayi itu menyusu dengan lahap dan tenang. Lino tersenyum melihatnya, hampir saja dia meninggalkan kedua bayi manis ini.

"Aarick dan Arletha ya?" Tanya Lino menatap kedua anaknya. Karena depresi Lino sampai lupa memberikan nama pada mereka. Tapi untungnya Chan melakukan tugasnya sebagai ayah saat dia pergi.

"Lino!!" Teriakan itu membuat Lino menoleh. Si manis menoleh ke pintu dan senyumannya langsung mengembang. Itu adalah Hana dengan anaknya yang sudah bisa berjalan.

"Aku kira kau akan tinggal bersama mereka" katanya menangis. Lino berusaha mengisyaratkan wanita itu agar menurunkan suaranya. Karena si kembar baru saja terlelap.

"Tidak, aku tidak akan meninggalkan mu Hana" katanya tersenyum manis. Seharian itu dirinya habiskan untuk mengobrol dengan Hana. Apa yang dia lakukan di sana dengan kedua orang tuanya. Hana sontak sangat gembira mendengarnya.

"Kau ternyata memang suci, tapi sialnya Bang Chan memperlakukan mu dengan tidak baik" katanya. Lino menggeleng pelan, sesuai dengan perkataan sang ayah ini adalah takdir Lino jadi tak perlu saling menyalahkan.

"Sudahlah jangan bahas itu, sekarang anak ku sudah punya nama Hana" katanya dengan semangat. Hana menoleh wajah ceria Lino sepenuhnya telah kembali, dia adalah Lino yang dia kenal.

"Siapa nama putri dan pangeran ini?" Tanya Hana penasaran.

"Ini Bang Aarick dan Bang Arletha. Chan yang memberikan nama untuk mereka" katanya dengan merona. Hana tersenyum melihatnya, jika ada kontes orang-orang baik di dunia ini dipastikan jika Lino lah yang akan menjadi juara satu. Setelah semua hal buruk yang terjadi dia masih saja bersikap baik dan menerima suaminya. Jika Hana jadi Lino mungkin dia akan tinggal bersama kedua orang tuanya di sana dan melupakan suami brengseknya.

"Bagus sekali. Tapi Lino, kau pasti tahu kan perasaan Bang Chan saat ini pada mu?" Tanyanya. Lino mengangguk pelan.

"Jangan langsung diterima, kau harus agak cuek padanya. Biarkan dia mengejar mu sama seperti kau dulu. Kau pun harus mempermainkan dia. Jadilah jual mahal" kata Hana. Lino agak ragu dan bingung.

"Aku tidak mau jadi jahat, aku sudah memaafkan dia Hana" katanya. Hana menghela napas, Lino masih saja saja polos dan lugu.

"Bukan singguhan, rapi cuma permainan. Dengan ini kau bisa lihat, apa dia benar-benar setia atau tidak. Apa kau pernah dengar jika selingkuh itu tidak bisa disembuhkan" katanya. Lino terdiam, saat menjadi manusia dia pun pernah memerankannya.

"Baiklah aku akan coba" katanya.

Hana tersenyum mendengarnya, tak sadar melihat Bang Chan agak tersiksa karena perbuatannya sendiri.

"Oh ya Lino, Jaekhyung mengatakan bahwa kau adalah seorang dewa neraka. Jadi mungkin nanti kita akan sering bertemu di rumah ku. Katanya juga kau bisa datang bertugas saat kau sudah siap" katanya. Lino tersenyum mendengarnya, kedua pasangan ini benar-benar selalu membantu Lino.

"Terima kasih banyak Hana, dan Pangeran pertama juga" ucapnya dengan senyuman  manis.





_____






Chan sudah mulai pulih, seluruh tubuhnya sudah bisa digerakan dengan baik. Padahal ada peperangan yang akan menanti Chan tak bisa tidur lebih lama di sini. Dia harus menyiapkan semuanya walaupun sedang sakit.

Kini pria itu berjalan menuju ke arah tempat sang istri dan anak-anak mereka berada. Dia sangat merindukan ketiga dewa itu sekarang. Ketika akan masuk ke kamar itu, Chan terkejut ketika pintu dibuka dari dalam menampakan sang pemilik kamar yang cantik jelita.

Chan melihat Lino sudah kembali seperti dulu, tubuhnya langsing dan terawat. Dirinya pun memakai pakaian bagus dan juga agak terbuka. Seksi seperti Minho saat dia renkarnasi menjadi manusia.

Tak lupa dengan rambut Lino yang kian memanjang sampai bisa dia kepang dengan rapi membuat aura feninim kian melekat padanya.

Tak lupa dengan rambut Lino yang kian memanjang sampai bisa dia kepang dengan rapi membuat aura feninim kian melekat padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat wajah Chan dia langsung ngelengos menatap ke arah lain. Kedua alisnya bertaut menandakan dirinya tengah marah dan kesal.

"Kenapa kau ke sini?" Tanya Lino sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Chan terkekeh, tapi dia sangat lucu saat marah. Sembari mendekatkan diri dia berusaha menggoda istrinya yang mempesona ini.

"Kenapa dengan pakaian mu?" Tanya Chan mencolek perut Lino yang terpampang nyata dengan pakaian itu. Dalam sekejap Chan mendapatkan tatapan tajam menusuk dirinya.

"Jangan sentuh aku" katanya ketus. Chan semakin suka melihatnya. Dia jadi ingin lebih banyak menggoda istrinya ini.

"Kau cantik sekali sayang ku" ucap Chan sembari mencolek ke arah dada Lino. Si manis langsung menepis tangan Chan dan memberi jarak.

"Jangan kurang ajar ya kau, kau kira aku murahan? Sana selingkuh lagi dengan orang lain  hmmm aku tidak peduli" katanya. Chan tersenyum gemas. Apa Lino cemburu. Sebenarnya ingin menggoda dia lebih banyak tapi waktu Chan sudah sangat minim. Dia harus segera ke tempat latihan.

"Aku ingin melihat keadaan kalian, apa semua baik-baik saja?" Tanya Chan tersenyum. Lino seperti memerankan perannnya sangat baik dan menikmati.

"Tapi melihat mu marah-marah seperti ini aku jadi lega artinya kau baik-baik saja Lino" ucap Chan.  Lino kini berbalik dan menatap pria itu. Chan mendekat dan mencium pucuk kepala Lino.

"Hmmm aku sangat merindukan mu, aku sebenarnya ingin menggoda mu lebih banyak tapi aku harus pergi untuk latihan perang" katanya. Lino menepis tangan Chan di bahunya dan  kembali melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sana pergi saja! Lagipula aku bukan siapa-siapa kan?" Sindir Lino.

"Kau kan istri ku, aku yang membuat mu hamil anak kembar kan? Masa kau tidak ingat" katanya. Lino jadi merona tapi dia menatap ke arah lain.

"Sudah pergi sana, aku masih marah dengan mu" kata Lino langsung pergi meninggalkan Chan dengan wajah marah padam.

"Aku suka pakaian mu sayang, kau seksi sekali" Teriakan Chan membuat Lino kembali merona sampai telinganya merah.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

KARMA [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang