Karma - Chapter 1

469 50 8
                                    

Rapat besar diadakan di kayangan. Semua penghuni diundang ke sana termasuk ketiga pangeran besar agung yang sangat disanjung. Semuanya benar-benar kebingungan, entah apa penyebab acara ini digelar.

"Aiss benar-benar menganggu hari libur ku" kata seorang dewa tampan yang kini ada di atas ranjang dengan dua orang dewi cantik memeluk dirinya. Seperti biasa, saat memenangkan sebuah peperangan dia akan mengisi tenaga dengan meniduri dewi atau dewa dan para bidadari cantik di langit.

"Tuan Chan apa akan ke sana?" Tanya salah satu dari mereka yang kini mengusap perut berotot milik sang dewa.

Chan tersenyum sembari mencium wajah dewi cantik itu dengan nafsu yang menggebu-gebu. Jika tidak ada rapat mendadak ini rencananya dirinya akan menambah beberapa ronde lagi sampai puas. Walaupun permainan tadi malam sangat menggairahkan. Bagaimana tidak, dirinya dimanjakan dengan dua orang dewi sekaligus.

"Tunggu sampai aku kembali, kita akan lanjutkan sesi panasnya" ucapnya sembari bangun. Tubuh ketiganya masih telanjang bulat. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan pesona seorang Bang Chan di langit.

Seperti biasa, dewa tampan itu akan memaksimalkan penampilannya. Pakaian resmi dengan rambut yang ditata rapi kini dia lihat dari cermin. Tak ada setitik keburukan di wajahnya. Seketika semua keburukan yang dia miliki tertutup dengan begitu rapat.

"Acara ini sepertinya penting, aku tak akan melewatkannya" kata Chan tersenyum pada wajah tampannya. Ketika akan pergi, dirinya tak sengaja menginjak benda bulat di lantai.

"Sial kenapa masih ada barang sialan ini di sini" ucap Chan. Pria itu kini mengambil sebuah cincin berlian yang berserakan di tanah. Dia tiba-tiba meneguk salivanya mengingat sang pemilik.

Sudah seratus tahun setelah kejadian dulu, setelah sebuah sandiwara besar yang dia lakukan untuk mengusir pria itu dari hidupnya.

"Seratus tahun, mungkin kini si brengsek itu sudah lahir kembali untuk kedua kalinya" kata Chan meremas benda itu hingga remuk. Wajah sok polos itu sekarang ada di kepalanya.

"Seharusnya aku sarankan ayah untuk membunuhnya saja agar langsung lenyap. Lagipula dia hanya seorang dewa rendahan biasa tanpa kekuatan" kata Chan sembari keluar dari kamar tidurnya.

______

Chan seperti biasa akan menjadi yang paling mentereng dari kedua saudaranya. Kakak tertuanya yang menjadi seorang pangeran neraka ditempatkan duduk di samping di anak tengah. Ketika melihat Chan pria itu langsung tersenyum sinis.

Sejujurnya hal itu mengusik Chan seperti seolah mengejek.

"Setelah semua yang terjadi kau berani berpenampilan seperti ini? Seharusnya kau malu Chan" sindirinya. Chan meremas kedua tangannya marah. Padahal moodnya tadi agak baik sebelum datang ke sini.

"Jangan sok suci kau, kita di sini dikumpulkan karena mu kan ?" Tanya Chan tak mau kalah. Pria di sampingnya kini menoleh tersenyum miring.

"Aku hanya pangeran neraka, bukan seorang pengasuh iblis. Tapi lebih baik daripada seorang suami yang menelantarkan istri dan anaknya seperti mu" katanya. Chan langsung menggeram marah mendengarnya.

"Tapi dia selingkuh dibelakang ku, kau jangan sok tahu" katanya. Suara tawa terdengar dari mulutnya membuat Chan semakin naik darah.

"Kau adalah adik ku, aku tahu sifat mu Chan. Apalagi pria polos seperti Lino tidak akan pernah melakukan seperti apa yang kau tuduhkan padanya" ucapnya. Kedua tangan Chan sudah berapi-api saat ini siap menyerang sang pangeran neraka.

Namun, dirinya langsung ditahan oleh sang adik yang baru saja sampai di tempat mereka.

"Kak tolong jangan buat keributan, ini adalah rapat penting" kata sang dewa samudra pada kakak keduanya. Chan menghembuskan napas kasar kemudian menatap ke depan.

_____

"Aku benar-benar tidak mengerti dengan ayah, kenapa kita yang harus mencari iblis itu di bumi?" Tanya si bungsu pada kakak tertuanya. Ketiga pangeran itu kini diberikan tugas secara langsung untuk membawa seorang pangeran iblis jahat kembali ke neraka.

"Tanya saja pada si sialan ini" ucap Chan kesal. Mendengar itu si bungsu menatap kakak sulungnya yang naik darah mendengar ucapan Chan tanpa rasa bersalah sekaligus.

"Apa ini adalah calon penerus ayah? Seorang dewa yang problematik dan tukang selingkuh. Menjaga istrinya dengan baik saja tidak becus apalagi menjadi pemimpin dunia langit" sindirinya. Chan diam menghela napas, mungkin pria ini hanya iri dengannya. Mengingat dia adalah putra sulung tapi diberikan kekuasaan di dunia paling bawah alias neraka.

"Sudah kak, jangan bahas itu. Lino sedang menjalani hukumannya. Kita harus hormati keputusan ayah" kata si bungsu.

"Tapi Imsol aku sangat tahu Lino, dia adalah sahabat istri ku. Jadi tidak mungkin dia melakukan hal sebejat itu. Pasti ini akal-akalan di brengsek Bang Chan ini" katanya. Imsol sungguh pasrah, saat mereka bertiga bertemu dia harus jadi pemisah pertengkaran kedua kakaknya.

"Kak Jaekhyung jangan mulai lagi, ini urusan Bang Chan. Kita harus selesaikan tugas ini dengan baik" katanya berusaha menenangkan sang kakak. Jaekhyung hanya bisa menghela napas, bisa-bisanya mereka diutus secara bersamaan untuk turun ke bumi.

"Baik-baik sudah aku yang salah pokoknya, puas kau Jaekhyung? Aku tidak akan membuat masalah jadi tutup mulut mu" kata Chan kesal. Imsol dan Jaekhyung hanya diam saja menatap Chan. Ucapan Chan sangat tidak bisa dipercaya, apalagi saat bertemu dengan para pria dan wanita cantik.

____

Chan kini terlihat sangat tampan dengan pakaian manusia ini. Pakaian yang mereka sebut dengan gaya casual. Dengan percaya diri sang dewa tak melepaskan pandangannya dari cermin.

"Aku dengar ada yang namanya klub malam, sembari beristirahat aku akan ke sana" katanya sumbringah. Berbeda dengan kedua saudaranya, seperti biasa dirinya akan melakukan hal senggang untuk memuaskan birahinya.

Tak akan ada yang bisa menolak pesona sang Bang Chan. Ketika keluar dari kamar, kedua saudaranya ada di ruang tamu sembari menyusun strategi untuk menangkap para iblis jahat dan seorang pangeran mereka.

"Sudah ku katakan Bang Chan memang tidak berguna" kata Jaekhyung sembari mencorat-coret peta itu. Imsol mulai merasakan aura dingin mereka. Jujur saja jika bukan karena sang ayah menunjuk mereka, dia tak akan mau ikut dengan kedua kakaknya ini. Lelah, Imsol sangat lelah. Dia lebih memilih berendam selamanya dilautan daripada ditempatkan bersama mereka.

"Kak Jaekhyung kita sudah seharian melakukan pencarian, biarkan saja dia jalan-jalan sebentar" katanya mencairkan suasana.

"Haha mana ada dewa istirahat, jika itu terjadi mungkin dunia akan hancur" ucap Jaekhyung. Chan yang moodnya bagus, tidak ingin hancur karena sendiran kakaknya yang iri hati ini.

"Imsol jangan khawatir, aku akan pulang mungkin besok pagi. Setelah itu kita lanjutkan pencarian" kata Chan pada adiknya. Imsol hanya diam saja memutar bola matanya, dia sangat tidak percaya dengan pria ini.

Ketika Chan melangkah ke pintu depan, suara kakaknya terdengar menggema di telinga.

"Lino mungkin ada di sini, sudah 100 tahun saat dia dihukum ke bumi. Jangan sampai kau menganggu dirinya" kata Jaekhyung dengan nada dingin sampai Imsol pun merinding.

"Haha kau tidak udah khawatir, aku yang menghukum dia sampai renkarnasi ke 7 nya. Tenang, aku tidak akan menganggu seseorang saat menerima hukuman" ucap Chan dengan santai lalu keluar dari tempat itu.







TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

KARMA [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang