Karma - Chapter 15

238 22 14
                                    

Setelah membereskan semua kekacauan di samudra Imsol baru sempat datang ke rumah masa kecilnya. Dirinya benar-benar terlambat mendengarkan kabar besar yang terjadi.

Dengan pakaian yang masih basah, pria yang sudah bertunangan itu kini masuk ke aula istana. Wajah semua orang terlihat lemas dan lesu apalagi kedua orang tuanya.

"Ibu! Ayah!" Panggil Imsol. Biasanya saat dia pulang kedua orang tuanya akan segera menyambut si bungsu dengan suka cita. Namun hari ini sangat berbeda. Perlahan dirinya mendekat ke arah mereka.

"Imsol jika kau lapar cari saja makanan di dapur" ucap sang ibu yang terlihat sedih. Imsol tak merengek seperti biasanya dia hanya mengangguk.

"Aku sudah dengar semuanya, di mana Kak Lino ibu?" Tanya Imsol pada keduanya.

Imsol berjalan menyusuri ruangan bawah tanah menuju ke penjara kerajaan. Penjara yang sudah bertahun-tahun tak pernah ditempati. Saat dia sampai cuaca kayangan terlihat mendung dan bergemuruh. Selama hidupnya dia tak pernah melihat kilatan petir di langit kayangan.

"Sampai semesta pun marah" ucapnya. Bagaimana tidak, Lino adalah orang yang sangat baik. Walaupun tidak terlalu kenal tetapi Imsol tahu. Auranya sangat positif dan bersih tak mungkin pria sepolos Lino membunuh seorang dewi. Dan dewi itu adalah jalangnya para dewa, kakaknya memang sangat bodoh.

Saat acara pertunangan Imsol baru tahu jika umur mereka sama oleh karena itu keduanya sempat mengobrol banyak dan santai soal kisah asmara Imsol dengan tunangannya.

Dari semua dewa, Linolah yang paling mengerti dia. Pria manis itu tak pernah menyela atau mengabaikan Imsol jika bicaranya nyeroscos tanpa henti. Hal itu membuat dia merasa punya teman baru.

"Semoga Lino baik-baik saja, aku dan Jaekhyung sudah berusaha untuk membuat petisi resmi untuk mengurangi hukumannya" ucap Imsol sembari menuruni tangga.

Telinga Imsol sepertinya saat ini tidak beres, mungkin karena sering bergaul dengan lumba-lumba di laut. Bisa-bisanya dia mendengar suara tangisan bayi di ruangan penjara yang kosong ini.

Tapi sepertinya telinganya tidak salah, mata sang dewa lautan itu menatap hal yang sangat memilukan di depan sana.

"Lino" panggil Imsol melihat genangan darah yang membasahi lantai penjara. Di gendonganya pria manis itu membawa dua bayi yang menangis kejar.

"Imsol tolong aku, tolong hangatkan mereka" kata Lino panik dan cemas. Tanpa berpikir panjang, Imsol menghancurkan sel yang sudah diberikan matra khusus oleh sang kakak. Karena panik atau bagaimana pertama kalinya dia bisa melawan mantra dari sang dewa perang.

"Lino hiks kenapa bisa seperti ini" kata Imsol melihat keadaan Lino yang penuh darah. Lino tak bisa menjawab, semuanya terjadi sangat cepat. Tanpa berpikir panjang Imsol menggendong Lino ala bridal dan membawa mereka bertiga  keluar dari penjara.

______

Chan tersenyum saat mendengar bahwa Lino sudah melahirkan bayinya. Tanpa berpikir panjang sang dewa pergi menuju istana untuk melakukan tugas tambahan yang harus dirinya selesaikan. Memusnahkan pria itu.

Chan sudah membawa senjata yang tak kalah berbahaya dari belati pemusnah. Ini adalah senjata yang memang karunia langsung untuknya sebagai calon penerus tahta. Pedang kematian.

Dengan sekali tebas semua mahkluk langsung menjadi abu dalam hitungan detik. Rasanya tak sabar untuk membalaskan dendam sang kekasih pada pria yang telah melenyapkannya.

 Rasanya tak sabar untuk membalaskan dendam sang kekasih pada pria yang telah melenyapkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KARMA [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang