Karma - Chapter 7

240 19 2
                                    

🔞🔞🔞

Tubuh Lino bergetar hebat ketika Chan meraba bokongnya yang kini sudah tak terbalut apapun. Bulu kuduknya berdiri ketika sang calon suami mengungkung tubuh mungilnya di  atas ranjang.

Napas kerasnya beradu hebat, tangan kekar Chan meraba tubuh bagian atas  dari perut sampai pada dada si manis. Jempol tangannya kian memainkan puting Lino hingga sang empu melengguh. Karena area sensitifnya dipermainkan membuat Lino tegang.

Tanpa dia sadari sesuatu berdiri di bawah sana. Chan tersenyum melihatnya, apalagi Lino. Sang dewa muda nampak merona bukan main karena usapan mematikan itu.

"Apa ini? Kau sudah tegang? Bahkan dengan usapan" katanya. Lino menelan ludah, dia seperti tertangkap basah. Siapapun pasti akan merasakannya jika orang yang mempermainkan adalah seorang Bang Chan.

Seorang dewa yang sangat dikagumi sejagat kayangan. Lino berusaha menahan diri, Chan sepertinya memulai permainan mereka. Kedua kaki Lino dibuka olehnya mencari lubang kenikmatan yang akan membawa mereka pada kenikmatan.

"Uhhh apa yang kau lakukan?" Tanya si manis merasakan dua jari Chan masuk ke dalam dirinya. Rasanya benar-benar tak bisa dibayangkan,  untuk pertama kalinya Lino merasakan sensasi ini.

Lino menunduk sesekali menahan desahannya, tangan Chan seperti mengeksplorasi bagian dalam tubuhnya. Mencari-cari suatu tempat yang membuat Lino menggila.

"Ahhh nghhh jangan di sana" kata Lino dengan refleks mendesah. Ketika Chan menekan titik itu rasanya sangat aneh, tubuh Lino benar-benar mereaksi dibuatnya.

"Berhenti aku sentuh seperti ini?" Tanya Chan nakal. Lino tersentak berulangkali sambil mendesah, tapi jujur rasanya sangat membuat candu. Setelah puas mempermainkan si manis. Chan bangkit dari atas tubuh Lino.

"Ayo bangun, manjakan aku dulu sebelum kita memulai permainan inti" katanya. Lino yang sudah bukan main tegangnya mengangguk. Chan tak tahu jika pria ini sepenurut ini.

"Isap penis ku sampai tegang" katanya. Lino agak memperlihatkan ekspresi kebingungan tapi, seperti ada dorongan insting yang kuat dalam dirinya. Pria itu mengangguk kemudian menggapai milik sang calon suami.

Lino memegang penis Chan sembari menggulumnya dengan mulut dengan posisi bersimpuh. Chan tersenyum miring melihat betapa jalangnya pria ini.

"Maju sedikit!" Seru Chan mendorong tubuh Lino dengan tangannya. Penis Chan terdorong sangat dalam di mulutnya sampai di kerongkongan. Di saat merasakan sesaknya tekanan dari Chan. Sang dewa meraba kembali bokong Lino dengan tangannya.

Mencari kembali lubang pria manis itu dan memasukan jarinya.

"Unghhhh nghhh" Lino mendesah saat lubangnya diaduk sedemikian oleh pria itu. Tak lupa, penis Chan masih ada di dalam mulutnya. Semakin menegang dan membesar.

"Uhhh uhhh" Lino berusaha melepaskan dirinya. Tapi di belakang sana rasanya benar-benar gila. Apalagi jari Chan bermain semakin cepat hingga Lino dapat merasakan cairan keluar dari penisnya.

"Unghh!" Dia langsung jatuh ke selangkangan Chan. Chan pun menarik penisnya dari mulut Lino, cairan putih itu keluar setelah benda besar tersebut keluar.

"Kau melakukan tugas mu yang pertama dengan baik sayang, jadi setelah ini ada banyak hal yang harus kita lakukan" katanya sembari mengusap wajah Lino yang tak berdaya. Dia hanya mengangguk, apapun demi Chan. Dia hanya ingin pria ini puas bersamanya.

"Ughhhh ahhh ahhh ahhh" Lino mendesah kuat ketika merasakan penis Chan masuk ke dalam analnya. Posisinya Lino duduk di pangkuan Chan membelakangi dirinya. Pria itu dengan santai mulai menggenjot lubang si manis dengan membrutal.

Mata Lino terlihat sayu dengan mulut yang terus mendesah. Walaupun pertama tapi ini sungguh membuat dia candu. Chan melakukannya dengan sangat baik hingga dia terlena.

"Ayo remas lagi" ucap Chan kembali mendorong benda itu masuk. Lino bergetar hebat karenanya, sampai kedua kakinya bergetar hebat. Tapi dia berusaha melakukan apa yang Chan inginkan. Dia meremas penis Chan yang setia mengisi kekosongan lugangnya.

"Ughhhh" desah Lino lagi dengan kuat merasakan cipratan hangat keluar di dalam perutnya. Chan kembali pelepasan di dalam dirinya.

"Lihatlah bagaimana milik kita menyatu" ucap Chan mendongokan kepalanya di cekungan leher Lino. Si manis yang lemas menunduk sekilas.

Penis besar Chan masuk dengan sempurna di dalam lubang Minho. Lengkap dengan cairan putih kental yang keluar dari dalam. Karena lemas, Lino menyandarkan tubuhnya di dada pria itu sembari terengah-engah.

"Katakan, bagaimana rasanya? Apa kau menikmati permainan pertama mu?" Tanya Chan sembari meremas kedua puting si manis. Lino mengangguk, ini terlalu sulit dijelaskan.

"Nikmat ahh" kata Lino. Hanya itu yang ada dalam pikirannya. Mendengarnya Chan semakin bersemangat. Tanpa memikirkan Lino, dia pun kembali menggenjot lubang si manis.

"Ahhhh ahhh ahh" Lino mendesah untuk kesekian kalinya. Tubrukan kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Lubang Lino terasa sangat perih, tapi ujung penis Chan membantahkan semua rasa sakit yang dia rasakan.

"Ahhh nikmat ahh" desahnya menggoda. Chan tersenyum miring, saat akan pelepasan. Dirinya mendorong tubuh Lino jatuh ke ranjang hingga posisi tengkurap.

Dengan cepat Chan menarik pinggang Lino dan menghentakan bokongnya dengan kasar dan cepat. Lino menangis sambil mendesah, tapi ini rasanya benar-benar nikmat.

"Ahh nikmat ah, remas lagi sayang" kata Chan. Lino meremas seprei merasakan semuanya. Tubuhnya sudah sangat lemas hingga bergetar cukup hebat. Semuanya terjadi sampai Lino mendapatkan semburan cairan hangat dari penis Chan.

"Uhh ughh apa sudah selesai?" Tanya Lino. Chan melepaskan penisnya dan kembali membenahi posisi si manis. Tubuh Lino diposisikan terlentang. Chan kembali mendekat lalu mengungung tubuh mungil di depannya.

"Belum, aku masih belum puas. Kau terlalu nikmat jika dilewatkan" katanya mulai mencium perut hingga dada Lino. Mendengar itu membuat Lino bahagia, padahal belum resmi tapi dia sudah dapat memuaskan pria ini. Ternyata benar apa yang Hana katakan, menikah itu menyenangkan.

"Baiklah kita akan istirahat sebentar, aku tahu kau pasti lelah kan sayang? Penis ku ini terlalu rakus dan besar" katanya. Lino terkekeh tapi dia pun mengangguk, apapun untuk kebahagiaan Chan.

Permainan benar-benar dilanjutkan, berbeda dari yang tadi. Kini keduanya ada si ruang mandi. Lino berusaha berpegang di dinding sembari mendesah hebat. Salah satu kakinya kini dinaikan ke atas oleh Chan. Sedangkan pria ini terus menyodok lubang Lino dengan penis besarnya.

"Ahhh ahhhh dingin" desah Lino, tubuh keduanya diguyur dengan air saat ini. Ceceran sperma terlihat di lantai yang berasal dari milik mereka.

"Jangan seperti itu, kau harus semangat" kata Chan. Lino berusaha berbalik memegang bahu lebar Chan.

"Cium aku ahh" kata Lino memohon. Chan menelan ludah, dia pun mendekatkan wajahnya untuk menautkan bibir mereka. Lino merasakan hal yang sangat dia bayangkan selama hidupnya.

Bang Chan, orang yang saat ini sangat dia percaya akan memberikan kebahagiaan di hidupnya. Orang yang akan menjadi pendamping dirinya sampai mati nanti. Lino sangat mencintai pria ini, sangat. Semoga kehidupan pernikahan mereka selalu dipenuhi cinta kasih seperti malam ini.









TBC

Sorry sekali ya kemarin aku gak up, soalnya part ini ternyata masih rumpang huhu.

Kalau aku buat NC itu harus mood soalnya. Kalau gak mood susah ges. Tapi semoga suka ya 😆

KARMA [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang