Dewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat datang!" Kata Minho saat memperlihatkan apartemen barunya pada Chan. Chan mengekor masuk ke dalam sembari membawa beberapa tas belanja milik si manis. Apartemennya lumayan besar dan bagus tak seperti flat mungil yang mengenaskan yang kemarin.
"Aku tidak sabar membuka semua barang yang aku beli" katanya kini ke sofa. Chan terkekeh melihat Minho yang penuh semangat membuka semua tas itu.
Saat Minho sibuk, Chan kini menatap ke arah jendela kaca yang menampilkan keindahan kota di sore hari. Pandangan Chan fokus ke sana, bumi sangat berbeda dengan tempat tinggalnya di kayangan.
"Chan coba lihat ke sini" kata Minho padanya. Chan menoleh dan terkesima melihat pakaian yang digunakan oleh pria manis itu. Semuanya sangat pas di tubuhnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana menurut mu?" Tanya Minho kini mendekat. Chan tersenyum dan mengangguk. Semua yang ada di dalam tubuh Minho sangat indah dan cantik. Tapi sayangnya Chan baru sadar ketika dia sudah membuat kesalahan yang sangat besar.
"Kau sangat cantik" kata Chan. Minho terlihat merona mendengarnya. Kini pria manis itu duduk di pangkuan Chan sembari menatap wajah tampan milik Chan. Chan berusaha mengendalikan dirinya, tak ingin Minho merasa jijik padanya lagi.
"Aku tahu kau bohong" ucapnya membelai wajah tampan Chan. Chan menggeleng sembari memegang telapak tangan Minho lalu menciumnya dengan lembut.
"Aku tidak bohong tapi kau sangat cantik Lino, aku baru menyadarinya" kata Chan dengan tatapan paling tulus yang dia punya. Minho terkekeh lalu membawa tangan Minho ke perutnya.
"Tapi kenapa kau hanya diam saja? Aku membeli pakaian seksi ini tadi untuk mu" kata Minho agak merajuk. Chan menggeleng dan mencium bibir Minho dengan beraninya. Pria itu memberikan pelukan hangatnya pada Minho.
"Aku hanya tak ingin membuat mu tidak nyaman, maafkan aku" katanya. Minho tersenyum mendengarnya, Chan malam ini benar-benar sangat berbeda dari biasanya. Minho merasa dihormati dan dijaga dengan sangat baik olehnya.
"Ayo pacaran dengan ku" ucap Minho langsung. Chan terkekeh mendengarnya, ucapan yang benar-benar menguat hati Chan berdebar kencang.
"Kita bahkan sudah menikah" jawab Chan hanya dibalas dengan kekehan oleh si manis di pangkuannya. Imajinasi pria ini terlalu tinggi menurut Minho.
______
🔞
"Aghhhh ahhh ahh Chann" desah Minho sembari meremas bantal di depannya. Kini keduanya sudah melakukan dua ronde yang sangat panas dan menggairahkan. Tak ada rasa lemah di tubuh Minho ketika Chan menggagahi dirinya malam ini. Mereka malakukannya dengan penuh cinta dan kelembutan.
"Ughhh ahh Minho apa sakit?" Tanya Chan di belakang saja sembari memegang pinggang Minho membuat posisi mereka sangat pas. Si manis mendesah kuat merasakan gerakan lembut dari Chan. Cepat tapi sangat lembut membuatnya mabuk melayang ke udara.
"Tidak nghhh sama sekali, bahkan ahh ini sangat nikmat" ucap Minho senang. Chan tersenyum pelan berusaha menjaga dirinya agar tak menyakiti pria manis ini.
Minho tersenyum ketika mendapatkan ribuan ciuman dadi Chan yang dini memeluknya dari samping. Keduanya mengakhiri permainan dengan penuh kepuasan dan kenikmatan tanpa ada rasa sakit atau ketakutan.
"Kau kenapa terus mencium ku?" Tanya Minho memegang tangan Chan yang kini memeluk dirinya. Saking senangnya, Minho sampai tak mau penis Chan terlepas dari miliknya. Chan benar-benar membuat Minho terbang ke udara malam ini.
"Kau sangat menggemaskan soalnya, aku menyukai mu" kata Chan sembari mengusap perut Minho yang buncit karena ulahnya. Minho terkekeh mendengarnya, dia pun mengangguk sembari menggengam tangan kekar yang memegang tubuhnya.
"Selamat malam Chan sayang" katanya manja. Chan tak bisa tidak tersenyum melihat tingkah laku Minho yang sangat tak terduga.
______
Sesosok pria manis ini duduk di atas ranjang sembari menatap indahnya langit malam. Malam ini adalah malam purnama di mana satu malam ini dirinya bisa mendapatkan kembali ingatan surgawinya. Dan juga mengendalikan seluruh tubuh manusia ini.
"Sangat jauh di sana, bagaimana kabar kedua bayi ku ya? Ini sudah seratus tahu, mungkin dia sudah besar" katanya. Ibu mana pun tak akan rela berpisah lama dengan anak mereka. Apalagi setelah selesai melahirkan. Masih ada tujuh kali renkarnasi dan itu sungguh sangat lama.
"Aku sangat merindukan mereka" katanya sedih. Air matanya sampai menetes, tak peduli semua rasa sakit yang dia dapatkan ketika hidupnya di sini sebagai manusia. Dia hanya memikirkan kedua bayinya yang tak bersalah.
Ketika larut dalam kesedihan, Lino mendengarkan suara ketukan pintu dari luar sana. Dirinya menelan ludah, kenapa ada orang yang datang malam-malam begini. Apalagi saat ini Minho tengah tertidur jauh di dalam tubuh ini.
Perlahan dirinya bangun dari ranjang menyurusi tempat tinggalnya saat menjalani kehidupan keduanya sebagai manusia. Ketika membuka pintu pandangan Lino bergetar hebat. Sosok pria yang membuat hidupnya hancur, pria yang memberikan luka yang teramat mendalam di tubuhnya. Dan orang yang telah memisahkan dia dengan bayinya. Ya, dia adalah Bang Chan.
Minho menelan ludah langsung menunduk, tak ingin melihat wajahnya yang seketika membuka luka dalam hidupnya.
"Minho kau kenapa? Apa kau habis menangis?" Tanyanya sok perhatian, tangan Chan berusaha mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Tapi belum sempat dia menyentuhnya dia menepis tangannya kasar.
"Sebaiknya kau pergi dari sini, jangan menganggu Minho yang lugu dan polos ini. Aku tahu kau hanya memanfaatkannya sama seperti yang kau lakukan pada ku!!" katanya dengan suara rendah. Chan tercengang mendengarnya. Barang yang ada di tangannya langsung terlepas jatuh ke lantai.
Matanya langsung berkaca-kaca melihat sosok pria yang sangat dia rindukan.
"Lino? Aku.." kata Chan tersenyum, dia berusaha mendekat tapi Lino langsung masuk ke dalam seperti sangat ketakutan.
"Aku tahu semua yang kau lakukan, aku saat ini tengah menerima hukuman yang tak pernah aku lakukan. Jadi kau jangan hukum aku lagi Chan, aku sudah sangat lelah dan kecewa pada mu" katanya. Chan menggeleng berusaha menjelaskan semuanya.
"Lino aku salah, aku minta maaf pada mu. Aku terlalu kalut saat itu. Tolong kembalilah pada ku, kita sudahi semuanya. Aku akan mencabut hukuman mu dan kita kembali ke langit" katanya. Lino meremas kedua tangannya, walaupun marah tapi dia tetap tidak bisa membenci Chan.
"Tidak, aku tidak akan melakukannya. Aku akan menjalani hukuman ku. Kau kembalikan tolong jangan ganggu aku lagi. Aku sudah menerima semuanya sesuai keinginan mu" katanya. Ketika Chan akan mendekat Minho langsung menutup pintu kasar dan menguncinya.
"Lino! Dengarkan aku! Aku sudah sadar sekarang. Maafkan aku. Apa kau tidak merindukan anak kita?" Tanya Chan sembari menggedor pintu. Lino tak bisa tahan, dia kini menangis. Menangisi semua kehidupannya yang hancur walaupun menjadi seorang dewa tak membuat dirinya bahagia.