Dewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...
"Nghhhh anghhhh anghhhh ahhh" mulut Lino terus mendesah saat Chan menunggangi dirinya dari belakang. Lubang bagian dalamnya seperti sangat perih karena gesekan kasar oleh pria itu. Aroma darah yang anyir juga dia hidup saat ini.
Lubangnya sudah seperti robek karena gerakan brutal tanpa ampun darinya. Entah sudah berapa ronde dia lakukan pada Lino. Kenapa bisa dia berubah seperti ini? Padahal pertama kalinya saat itu Chan seperti orang yang berbeda.
"Arhhhh" Lino runtuh ke ranjang. Tubuhnya terasa penuh oleh cairan sperma oleh pria ini. Lino sangat lelah sampai sekujur tubuhnya bergetar hebat. Tanpa berperasaan, Chan menarik rambut Lino hingga tubuh bagian atas pria itu terangkat.
"Aku tidak menyuruh mu untuk tidur" kata Chan. Dia kembali memegang bokong Lino yang mengalir darah segar dari analnya dan memasukan kembali penisnya ke dalam. Lino menjerit kesakitan karenanya. Apalagi kini Chan melakukan itu sambil mencengkram rambutnya.
"Dasar bodoh!! Kau kira aku mau menikahi mu karena takdir? Dasar naif" kata Chan melepaskan cengkramnnya hingga tubuh Lino kembali runtuh.
"Nghhh ahhh kenapa ahh kau sangat jahat" desah Lino sambil menangis. Chan tersenyum kini dirinya mendudukani tubuh istrinya.
"Hanya status saja, aku sama sekali tidak tertarik dengan dewa rendahan seperti mu sial!" Katanya sembari mencekik leher Lino hingga kuat.
"Lihat sampai kapan kau akan bertahan" kata Chan setelah melepaskan semua tubuhnya dari Lino.
_____
Beberapa bulan berlalu kekerasan Chan padanya tak pernah terlewatkan. Tak hanya melakukan kekerasan, pria itu pun terang-terangan tidur dengan seorang wanita di kamar mereka saat Lino ada di sana.
Tubuh Lino kian mengurus, tapi dirinya masih berusaha untuk melakukan tugasnya sebaik mungkin. Siapa tahu dia bisa meluluhkan hati suaminya. Sebenarnya Lino sudah sangat takut, tapi dia adalah istri Bang Chan. Chan adalah suaminya yang sudah bersumpah akan dia cintai dan setia selama hidupnya.
"Chan siapa wanita ini?" Tanya Lino ketika pria itu membawa seorang wanita ke kamar mereka. Wanita seksi dengan pakaian yang sangat terbuka. Pria itu kini menempel di tubuh Chan memeluk tubuh kekar dari sang dewa perang.
"Dia kekasih ku dan dia akan bermalam di sini dengan ku. Kenapa?" Tanya Chan dengan santainya. Jantung Lino bergetar hebat mendengarnya. Dia pun mendekat berusaha memberikan pemahaman.
"Chan sekarang kau sudah menikah, jadi lebih baik berhenti melakukan hal itu dengan orang lain. Aku akan berusaha melakukannya untuk mu" ucap Lino. Chan seketika menampar pipi Lino dengan kuat hingga pria manis itu jatuh ke lantai.
"Orang lain? Rupanya kau memang sudah kurang ajar ya!!" Teriak Chan sembari mencengkram leher si manis. Lino berusaha keras melepaskan tapi cengkramannya begitu kuat.
"Chan sepertinya kau memang harus memberikan dia pelajaran. Wajahnya sok polos tapi kita tidak tahu apa yang ada di dalam otaknya" kata wanita itu berusaha untuk memengaruhi Chan.
"Tidak, Chan. Jangan aku tidak ada maksud apapun, aku hanya tidak ingin kau berselingkuh dengan orang lain. Aku di sini aku akan berusaha menjadi istri yang baik. Aku mencintai mu dengan tulus" kata Lino dengan berkaca-kaca menggengam tangan kekar milik suaminya. Chan yang sudah kehilangan kesabaran menyeret tubuh Lino ke sebuah ruangan yang ada di dalam kamar tersebut. Lino menangis, dia tidak mau disiksa di sana lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Masuk sial!!" Teriak Chan padanya. Lino kini dibawa paksa dan diikat ke sebuah alat aneh. Seperti biasa Chan akan memasangkan tubuh Lino di alat siksaan itu.
"Chan tolong, jangan ini menyakitkan" kata Lino memohon. Tapi Chan yang memang punya dendam dengannya tak mau mendengarkan apapun. Semuanya dia masuknya ke dalam lubang Lino hingga membuat Lino menjerit. Tak lupa dia menusukan penis Lino sebuah alat agar pria manis itu tak bisa klimaks.
"Renungkan lah semua perbuatan mu, kau hanya sampah yang kebetulan di pungut karena berguna jadi jangan sok menjadi istri dan seorang ratu yang baik. Kau bukanlah siapa-siapa" kata Chan sembari memberikan sebuah pukulan dengan sebuah pecut ke tubuh Lino.
Lino hanya bisa diam saja dengan posisi itu tanpa berkutik. Seluruh tubuhnya sudah sangat sakit. Apalagi kini suara suaminya tengah bercinta dengan wanita lain terdengar di telinganya. Hati Lino seperti remuk rasanya mendengar itu. Padahal dia sangat tulus mencintai Chan sebagai seorang istri. Jika saja dia tahu rencana pria itu dari awal, Lino tak akan mau masuk ke kehidupan pernikahan ini.
Lebih baik rasanya hidup sendirian dan mengurus kebun bunga milik Hana. Air mata Lino sudah surut karena kebanyakan menangis. Apa dia akan kuat terus menghadapi siksaan yang semakin gila dari suaminya?
_____
Wajah Lino terlihat sangat kurus dan pucat saat ini. Semua orang seperti menatap dirinya sekarang. Tatapan yang penuh rasa iba dan kasihan. Sebenarnya mereka semua sudah tahu apa yang terjadi dalam rumah tangga pasangan itu. Tapi seakan mereka semua menutup mata dan telinga karena Chan adalah dewa agung yang sangat dihormati.
"Lino apa kabar?" Tanya Hana saat pertemuan penting keluarga kerajaan. Pria manis itu hanya tersenyum perlahan. Sempat dia mendengar jika beberapa bulan yang lalu sahabatnya ini sudah melahirkan. Karena terus dikurung di kamar membuat Lino tak punya akses untuk keluar dari istana milik Bang Chan.
Kehidupan pernikahan Hana dan dirinya mungkin sungguh berbeda. Dilihat dari sekarang pun, pasangan itu masih sangat serasi dan penuh cinta. Keduanya duduk saling berdekatan penuh senyum ceria. Berbeda dengan Lino, Chan bahkan duduk di tempat yang berbeda dengannya seakan tidak mau ada di dekatnya.
"Lino kau sakit ya? Kau pucat sekali" kata Hana panik. Lino menggeleng berusaha untuk tak membuat mereka cemas. Jaekhyung yang duduk di samping Hana menoleh.
"Bang Chan kemana? Kenapa dia duduk jauh di sana?" Tanyanya menatap sang adik kini ada di kursi samping singgasana bersama seorang dewi muda. Lino hanya diam tak menjawab, apa yang bisa di lalukan di sini?
Lino hanya mendengarkan apa yang mereka katakan, kepalanya kini sudah sangat sakit seperti ingin pecah. Refleks dirinya mengengam tangan Hana yang ada di sampingnya berusaha untuk meminta pertolongan.
"Lino kenapa?" Tanya Hana panik sembari mengguncangkan lengan suaminya. Lino tiba-tiba jauh pingsan di tengah rapat yang membuat kepanikan para dewa di sana.
Dari semuanya Hana yang terlihat paling panik. Dia membantu membawa si manis hingga sampai di kamar. Sampai saat ini wanita itu masih setia menemani Lino yang terbaring lemas di ranjangnya. Di sana kini ada Jaekhyung, Hana dan juga Imsol. Saking paniknya, bukan Chan yang menggendong Lino ke sini tapi adik iparnya Imsol yang kebetulan berada duduk di samping Jaekhyung.
"Sialan si Bang Chan, ke mana dia?" Gumam Jaekhyung marah. Bisa-bisanya dia bersama wanita lain saat istrinya pingsan. Imsol terlihat takut melihat kakak sulungnya yang sudah marah.
"Mungkin dia tengah memanggil dewi atau dewa yang bisa membantu kak Lino" kata si bungsu membuat alasan. Padahal dia tahu apa yang sebenarnya kakak keduanya itu lakukan.