"Dia memang sangat lemah, energinya diserap habis oleh hutan terkutuk itu. Tapi jujur saja dia sangat kuat bisa hidup di sana dalam waktu sebulan. Dewa biasa mungkin akan lenyap jika terlalu lama menginjakan kaki di sana" jelas seorang dewi pada mereka. Semua anggota keluarga terlihat sedih dan takut.
Tapi untung saja Lino baik-baik saja. Chan menelan ludah melihatnya. Lino pergi karena kecerobohannya. Jika dia menjaga istrinya dengan baik mungkin hal ini tak akan terjadi.
"Ini semua salah ku" katanya menatap wajah pucat Lino yang kini terbaring lemah di kamar miliknya. Jaekhyung dan Imsol melihat saudaranya yang akhir-akhir ini berbeda.
Biasanya Chan adalah orang yang sombong dan cuek tapi hari ini dia sangat berbeda. Kecemasan dan ketakutan dalam wajahnya terlihat sangat nyata. Pria itu pun juga terlihat lemah dan tidak bersemangat.
"Tidak, dia akan baik-baik saja Chan" kata Jaekhyung mengusap bahu lebar sang adik. Chan mengangguk pelan. Dia akan sangat bersyukur jika Lino tak meninggalkan dia lagi.
"Sepertinya dia juga mengalami masalah mental. Mungkin dia sangat syok karena dirinya belum bisa mengendalikan kekuatan yang besar yang dia miliki. Lino seperti takut jika lepas kendali dan menyakiti orang lain. Sebaiknya dilakukan beberapa sesi latihan pengendalian diri untuknya" kata dewi itu pada mereka.
"Baiklah kami akan melakukan semuanya untuk membuat Lino kembali ceria seperti dulu" jawab sang raja dengan wajah cemasnya.
Chan mengusap rambut hitam legam milik sang istri yang kini terbaring lemah di ranjang. Dia tak ingin mengulangi hal yang sama lagi. Pelukan hangat itu kini dia berikan untuk yang tercinta.
"Ayo bangun lah, aku sangat merindukan mu" kata Chan dengan beberapa ciuman di wajah manis Lino. Dia membenamkan wajahnya di bahu Lino. Air matanya lolos perlahan. Mengingat bagaimana jahatnya dia memperlakukan Lino dulu sampai kejiwaannya terganggu.
"Aku sungguh-sungguh minta maaf" kata Chan berulangkali. Karmanya sudah berjalan dengan cepat. Dirinya merasa sangat tersiksa.
_____
Setiap sore Chan selalu mengintip ke tempat di mana sesi latihan Lino berlangsung. Entah sudah berapa lama, tapi dia melihat perubahan besar darinya. Di mana Lino sudah mulai kembali seperti dulu. Ceria dan manis.
Para malaikat mengatakan dia pun sudah mau mendekati kedua putra dan putri kembar mereka. Chan benar-benar sangat bersyukur. Walaupun dia belum bisa menemui Lino, karena penyebab kemarahan Lino adalah dirinya.
Chan menghela napas pelan, dia sangat ingin berkumpul dengan mereka walaupun sebentar. Beberapa hari lagi pertempuran mungkin di depan mata. Chan tidak tahu apa dia bisa atau tidak kembali berkumpul dengan mereka.
Tempat bangunan yang Chan buat pun sudah selesai tapi masih kosong. Mungkin apa yang Chan lakukan tak ada bisa dimaafkan oleh Lino. Tapi dia cukup senang melihat istrinya itu kembali seperti dulu. Ceria dan penuh dengan senyuman manis.
"Aku mencintai mu, aku selalu berdoa akan kebahagiaan mu" ucap Chan dari kejauhan menatap pria manis itu.
______
"Lino suami ku mengatakan bahwa kau nanti akan bertugas di sana setelah mendapatkan gelar resmi mu" ucap Hana yang menemani Lino di taman. Masing-masing menggendong si kembar yang kini sudah mulai membulat gemuk. Setelah bisa mengendalikan diri, Lino akhirnya kembali memberikan susunya pada mereka.
Entah kenapa kedua bayi itu seperti mengetahui suasana hati sang ibu. Saat Lino senang dan bahagia mereka sama sekali tidak rewel. Namun jika Lino sedih dan marah mereka benar-benar terus menangis sampai tak mau menyusu dengannya.
Hal itu membuat Lino berusaha keras untuk menjaga suasana hatinya agar selalu baik. Seperti hari ini, setelah terpuruk akhirnya dia bisa berdamai dengan keadaan.
Ketika menikmati suasana pagi, sebuah cahaya terang muncul dari langit. Mata Lino silau melihat sosok yang sangat bersinar dan menyikaukan muncul di hadapan mereka. Seorang dewa paruh baya dengan pakaian keemasan di tubuhnya.
Ketika Lino menatapnya seperti ada sebuah kerinduan yang menggebu-gebu dalam hatinya. Padahal sepertinya mereka tak pernah bertemu sebelumnya.
"Lino akhirnya kita bertemu anak ku" katanya. Lino terlihat kebingungan mendengarnya. Sebenarnya siapa dewa ini. Auranya sangat suci dan agung.
"Dewa matahari!" ucap Hana melongo. Sang dewa hanya tersenyum mengangguk sembari menatap Lino.
Dewa matahari adalah seorang dewa suci dan agung. Walaupun merupakan bagian dari kayangan namun beliau memiliki tempat tersendiri di langit. Memiliki tugas menyinari seluruh dunia kecuali neraka. Dia mampu melihat apapun dan siapapun di seluruh jagat raya.
Dewa seperti dirinya tak pernah menyentuh tanah lain lagi selain tempat dirinya tinggal, namun entah kenapa setelah bertahun-tahun akhirnya beliau turun ke kayangan.
"Apa yang membuat anda datang dewa?" Tanya sang raja padanya. Dewa matahari tersenyum sembari menatap ke arah Lino yang berdiri di samping mereka. Kedua bayinya kini sudah dibawa masuk ke kamar oleh para malaikat istana.
"Aku ingin membawa anak ku kembali pulang. Jujur saja aku tidak tahu jika dewa yang ku ramal yang akan menjadi pendamping raja selanjutnya adalah anak ku sendiri. Awalnya aku kira yang terjadi padanya adalah takdir tapi ketika melihatnya masuk ke Hutan Armageddon aku sepertinya harus membawanya kembali" jelasnya dengan lembut dan sejuk.
Lino sebenarnya masih bingung dengan apa yang terjadi, kenapa dia bisa punya ayah seorang dewa matahari? Kenapa bertahun-tahun dia baru datang untuk membawa dirinya pergi?
Sang dewa memegang tangan mungil putranya sembari tersenyum. Lino merasakan sebuah kehangatan darinya, sungguh nyaman dan aman. Walaupun tak pernah bertemu tapi keduanya seperti punya ikatan yang kuat.
"Apa kau benar ayah ku?" Tanya Lino berkaca-kaca. Dirinya mengangguk sembari tersenyum, wajah cantik anaknya benar-benar tak berbeda dengan sang ibu. Walaupun tak pernah mengandung dan melahirkan Lino secara langsung tapi Lino benar-benar mewarisi kecantikan sang dewi bulan ibunya.
"Ayah dan ibu akan menjaga mu, kau tidak akan pernah disakiti lagi oleh siapapun, Lino" katanya sembari tersenyum. Mendengar membuat Lino mengangguk, dia sangat senang setelah bertahun-tahun hidup sendirian. AkhirnyabLino punya keluarganya sendiri walaupun agak terlambat.
"Jika memang begitu, kami tidak akan melarangnya. Lino adalah putra anda Dewa Matarari" katanya. Sang dewa tersenyum, dalam sekejap tubuh mereka larut menjadi sebuah cahaya dan menghilang dari hadapan semua orang.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
![](https://img.wattpad.com/cover/370921647-288-k788615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [ Banginho ]
FanfictionDewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...