"Sudah aku katakan kan. Aku tidak kau bertemu dengan mu lagi!!! Dasar maniak!!' Teriak Minho saat menyadari apa yang pria ini kembali lakukan.
"Tapi kau juga mau kan? Jangan khawatir aku akan bayar" ucap Chan setelah mendapatkan pukulan dari bantal yang dibawa Minho. Pria manis itu memegang wajahnya frustasi, tapi sepertinya dia juga sangat bersemangat semalam. Jika saja dia tak minum obat perangsang itu maka tak akan seperti ini.
"Tidak usah. Pokoknya cukup. Aku tidak ingin bertemu dengan mu lagi Bang Chan. Aku tidak bisa menghadapi maniak seks seperti mu. Keluar! Keluar dari sini" usir Minho. Chan menelan ludah mendengarnya.
"Bukannya kau suka uang? Aku punya banyak untuk mu jika kau mau melayani ku" kata Chan. Minho langsung naik pitam, dia mendekat dengan tubuh yang masih bergetar lalu menampar pipi Chan dengan kuat.
"Kau kasar!! Kau sangat kasar! Aku sangat benci diperlakukan seperti budak oleh mu. Aku...aku masih punya hati, aku bukan barang yang bisa dipakai sesuka mu. Aku masih punya harga diri walaupun seorang pelacur. Jadi pergi dari hadapan ku" katanya marah. Chan melihatnya agak takut, tapi dirinya tak bisa memaksa.
______
Minho kini pergi ke sebuah mall untuk menghabiskan semua uang yang dia punya untuk membeli beberapa pakaian seksi dan alat kecantikan. Sebulan yang lalu dia sudah bisa membeli rumah impiannya dari uang yang diberikan oleh pria kaya itu.
Walaupun agak membosankan tapi entah kenapa Minho merindukan uang dari pria itu.
"Kenapa aku tiba-tiba memikirkan dia?" Gumam Minho agak kesal. Dirinya kini melihat-lihat merk keluaran terbaru dari produk kesehatan kulit kesukaannya.
"Astaga mahal sekali" gumam Minho melihat harganya. Tapi jika tidak dibeli sayang karena barangnya hanya punya bebetapa stok.
"Bagaimana ya? Apa aku beli? Jika tidak aku tidak akan makan dengan baik dan uangnya...." ucapnya. Ketika merasa bimbang, Minho merasakan hembusan napas kian mendekat ke lehernya.
"Beli saja aku yang bayar" suara itu membuat Minho terdiam. Dia sangat tahu siapa pemiliknya, bukan Mark atau kenalannya yang lain. Tapi dia adalah Bang Chan pria kaya yang sempat dirinya pikirkan tadi.
Pria itu kini menatap eralase produk yang memajang alat kecantikan incaran Minho.
Minho langsung menampakan wajah ketusnya dan pergi dari pria itu. Namun tangan Chan kini menarik lengan si manis agar berhenti.
"Jangan malu seperti itu, aku tahu kau sangat ingin membelinya" ucap Chan. Minho tak bisa berakting lagi, wajahnya langsung sumbringah sembari mengambil apa yang sangat dia inginkan.
"Walaupun menyebalkan, tapi terima kasih ya Bang Chan tampan dan perkasa" katanya memeluk lengan Chan dengan manja. Chan langsung terkekeh. Dia mulai bisa memahami isi hati dari manusia yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [ Banginho ]
FanfictionDewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...