Lino tidak bisa berpikir jernih, tangan kekar dan hangat itu kini menggengam tangannya dengan lembut pergi ke suatu tempat. Jantung Lino benar-benar tidak bisa dikendalikan degupannya. Sangat cepat dan teratur. Apalagi saat semua orang menatap mereka seperti pusat perhatian.
"Lino!" Suara sapaan itu membuat Lino teralihkan. Seketika pegangan dari tangan dewa tampan ini dilepaskan olehnya. Hana ada di depannya saat ini dengan gaun pengantin cantik serta buket bunga di tangannya.
"Hana" kata Lino menjawab. Tak hanya Hana, semua anggota kerajaan ada di tempat itu. Hal itu membuat Lino menjadi gugup dan takut.
"Terima kasih Chan" kata Hana pada pria itu. Chan kini menatap kakaknya yang sungguh tampan dibalut dengan toxedo pernikahannya. Apapun untuk kakaknya di hari spesial ini walaupun dia harus jadi babu.
"Aku tidak melihat mu tadi, maaf ya" kata Hana sembari memegang tangan Lino. Pria manis itu tersenyum dengan wajah manisnya serta mata berbinar. Sebenarnya ingin menangis rasanya, setelah ini dia akan kesepian tanpa Hana.
"Lino kenalkan ini suami ku Bang Jaekhyung dan ini adalah Bang Chan" kata Hana pada kedua pria gagah di samping mereka. Lino menunduk memberikan hormat. Selain sebagai suami dan adik ipar sahabatnya. Kedua pria itu pun adalah pangeran. Apalagi Bang Chan, dia adalah penerus tahta dari kerajaan ini suatu saat nanti. Dan Lino baru tahu jika seperti ini wujud seorang Bang Chan.
Lino jujur tidak percaya, sang penerus tahta menggengam tangannya tadi. Sungguh sebuah kehormatan, setelah ini dia tak akan mencuci tangan sampai di rumah.
"Hai Lino! Hana sudah sering membicarakan mu, sekarang kita akan jadi teman" kata pangeran tertua dengan nada ramah. Lino hanya bisa tersenyum membalasnya. Sungguh berbeda dengan pangeran yang satunya.
"Chan kau belum punya pasangan kan? Ayo berkenalan dengan Lino" kata sang kakak padanya. Semua orang tertawa mendengar itu termasuk Chan. Lino seketika jadi merona karenanya.
"Hai Lino!" Sapa Chan pada dirinya. Saking tampannya sampai Lino tak berani menatap pria itu.
"KAKAK!" Suara itu membuat semua orang terkejut. Sesosok pria tinggi gagah berlari menghampiri mereka. Pakaian pria ini sama elit dengan kedua saudaranya. Wajahnya sangat polos dan ramah. Tipe-tipe adik bungsu yang bisa disuruh-suruh.
"Apa aku terlambat? Sungguh menyebalkan karena kraken raksasa gila datang ke lautan kunmembuat ku datang terlambat" katanya kesal.
"Apa ini kakak ipar Hana?" Tanya Imsol pada wanita cantik di hadapannya. Hana hanya mengangguk, jujur saja Imsol sungguh menggemaskan.
"Hai! Siapa pria cantik yang satunya? Apa pacar mu kak Chan?" Tanya Imsol pada kakaknya. Chan terkekeh langsung menggeleng.
"Ini Lino dia teman ku Imsol" kata Hana pada sang pangeran laut. Imsol melambai sembari memperkenalkan dirinya dengan ramah sama seperti sang kakak tertua.
"Aneh. Auranya sama dengan Kak Chan, aku kira dia pacar mu" ucap Imsol.
"Sudahlah, kau sepertinya mabuk karena berperang dengan para kraken bodoh itu. Jadi ayo santap hidangannya dulu" Ucap Chan memeluk Imsol kemudian membawanya pergi ke tempat makanan.
"Lino kau di sini saja bersama ku, setelah pesta aku akan langsung pergi jadi jangan sampai waktu terlewatkan" kata Hana pada Lino. Sebenarnya agak gugup, Lino hanyalah dewa biasa. Dia pun sungguh lusuh berbeda dari semua dewa yang hadir. Tapi dia akan berusaha bertahan untuk Hana.
Lino menatap kereta kuda yang akan membawa sahabatnya pergi dari kayangan ini. Mata Lino berkaca-kaca tidak bisa menahan air mata perpisahan mereka.
"Aku janji sebulan lagi aku akan berkunjung, jangan takut" kata Hana memeluk Lino. Pria manis itu menumpahkan semua tangisannya pada Hana.
"Jangan mengkhawatirkan aku Hana, selamat atas pernikahan mu. Semoga kau selalu bahagia" kata Lino. Hanya mengangguk sembari mengusap surai hitam rambut pria manis ini. Dia pun tak sadar sampai meneteskan air mata. Sejak kecil keduanya sudah bersama, walaupun tidak ada hubungan darah. Lino sudah seperti adik menurut Hana.
"Ini. Aku berikan untuk mu. Aku pernah dengar, orang bumi yang mendapatkan buket bunga dari pengantin maka dia akan segera menikah. Aku ingin kau segera menikah Lino agar tidak kesepian" katanya. Lino mengangguk dan menerima buket bunga indah dari Hana.
"Sampai jumpa Lino" kata Hana menambai saat sang suami mengandeng tangan Hana masuk ke dalam kereta.
"Lino nanti Bang Chan yang akan mengantar mu pulang karena sudah malam" ucap Jaekhyung sembari melambai ramah pada sahabat istrinya. Lino hanya mengangguk, Hana mulai terbang pergi di dalam kereta kuda itu.
"Sudah selesai menangis?" Suara itu membuat Lino terkejut. Pria manis itu mengangguk dan menguap sisa air mata dengan kedua tangan.
"Aku ditugaskan untuk mengantarkan mu kembali. Ayo" ucapnya agak dingin. Keduanya berjalan menuju ke desa tempat Lino. Chan sengaja melakukannya, malas jika menggunakan kereta kuda karena dirinya pun bisa terbang atau berteleportasi.
"Yang saudara ku katakan jangan digubris" ucap pria itu di samping dirinya. Lino menoleh seketika, wajahnya agak dingin tapi jujur sangat tampan.
"Ya pangeran" kata Lino berusaha sopan. Saat berada di tengah hutan. Pria itu berhenti dan menatap Lino.
"Dan tutup mulut mu, jangan katakan pada siapapun apa yang kau lihat di taman bunga" katanya. Lino langsung bertegun mendengarnya. Apa pria yang dia lihat di sana adalah sang pangeran?
"Baik" jawab Lino. Pria itu kemudian mengarahkan tangannya ke depan.
"Sudah sampai, aku kira kau pasti berani berjalan masuk ke dalam desa mu kan?" Tanyanya. Lino tak mengangka juga ternyata keduanya sudah sampai. Buket bunga di tangan Lino kini membuat Chan gagal fokus.
"Buang saja bunga itu, bunga itu tak akan ada gunanya selain menjadi sampah" katanya pada Lino. Lino tersenyum perlahan dan menggeleng.
"Ada tidaknya efek, tapi ini pemberian sahabat saya jadi saya akan menyimpannya" kata Lino membungkuk sembari pergi dari hadapan pangeran itu.
Chan menatapnkepergian pria itu. Sungguh sangat polos dan bodoh. Dia kira dirinya siapa?
"Dasar pria bodoh" gumamnya kemudian berbalik pergi dari sana.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA [ Banginho ]
Fiksi PenggemarDewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...