Dewa perang. Orang menyebutnya dengan panggilan demikian. Seorang pria gagah yang terlahir dari dua dewa dan dewi Agung di kayangan. Dewa perkasa yang akan melanjutkan dinasti selanjutnya. Tak heran jika orang-orang selalu mendambakan dirinya. Tapi...
Jaekhyung melihat Chan terus tersenyum-senyum sendirian seperti seorang yang kasmaran. Dia tahu jika Chan sangat suka bermain pria atau wanita tapi auranya saat ini agak berbeda.
"Kenapa kau? Gila ya?" Tanya Jaekhyung kesal. Tak hanya Imsol dirinya pun kesal karena Chan tanpa ada rasa tanggung jawab pergi entah ke mana.
"Tidak. Tadi Imsol kenapa?" Tanya Chan kini berjalan ke dapur untuk mencari air guna melegakan tenggorokannya. Jaekhyung masih duduk di meja makan dengan membaca peta yang sudah kadaluarsa itu.
"Kami salah peta, hmmm sudah lama sekali aku tidak pernah ke bumi" katanya. Chan menaikan salah satu alisnya. Tapi jujur karena ada di sini ketiganya tidak bisa menggunakan kekuatan surgawi mereka dengan maksimal.
"Aiss bodoh ya. Sekarang sudah ada peta elektronik. Lihat ini" Chan mendekat dan duduk di samping Jaekhyung. Pria tinggi itu mengintip ke arah gawai yang dipegang oleh Chan.
"Wahh hebat. Coba ajari aku memakainya" kata Jaekhyung berbinar melihat kepintaran Chan. Chan berusaha sombong saja, tapi ya saat tidak ada jadwal perang dia sering sekali ke bumi untuk bersenang-senang.
_____
🔞🔞🔞
"Ughhh aahhh ahhhh markhhh tunggu ahh" lenguhan kenikmatan itu terdengar dari bibir tipisnya. Bagaimana dia menggeliat ketika bagian belakang dan depannya kini dimainkan dengan sangat baik.
Sodokan dari belakang sana membuat perutnya seketika buncit. Saking nikmatnya sampai pria manis itu menjadi pening. Mata besar yang berkaca-kaca itu menangkap sosok pria yang ada di bawahnya. Pria itu dengan baik menghisap penisnya yang mungil agar membuat sang empu semakin gila.
"Ahhhh ahhh dorong lagi ahh" desah Minho sembari memegang tiang yang menjadi tempat dirinya menari. Kini dirinya dikerumuni oleh sekitar lima pria untuk bergantian menjamah tubuhnya yang indah.
"Ahhh pelan-pelan ahh" katanya merasakan sodokan dari belakang sana menggila. Suara desahannya terdengar berbarengan dengan rekan penarinya di sebelah. Tubuh Minho sudah panas minta ampun. Apalagi obat perangsang yang diberikan oleh mereka bekerja dengan sangat baik.
Seluruh pakaiannya sudah kendor. Semua orang bisa dengan mudah melihat seluruh tubuh indahnya. Cairan kenikmatan itu pun memenuhi tubuh nya yang mungil. Ketika menikmati pekerjaannya, sesosok pria kini masuk ke kerumunan tempatnya.
"Kalian semua sudah selesai, sekarang giliran ku" kata pria itu mengusir semuanya. Minho jujur tidak suka hal ini, semua yang yang berkerumun di sini adalah pelanggan setianya. Siapa pria ini?
"Siapa kau ahh? Aku sudah tidak menerima orang lagi ahh" katanya agak kesal tapi masih mendesah karena permainan kedua orang itu masih berlanjut. Pria kekar itu tersenyum sembari memencet puting Minho yang menebal dan merah.
"Aku sudah bawa uangnya, aku berikan waktu satu jam lagi. Aku tunggu kau diluar bar, jika kau tidak datang dalam satu jam artinya kau memang menolak sekoper uang ini" katanya. Mendengar itu membuat Minho terbelakak. Koper yang dibawa oleh pria itu adalah uang?
"B..baiklah ahh jika begitu mau mu" kata Minho agak cuek. Walaupun dia adalah pelacur tapi harus punya harga diri juga kan?
_____
Chan kini berdiri di luar bar sembari memegang sebuah koper yang berisi penuh uang. Chan terus menatap jam tangannya menunggu kedatangan iblis kecil itu. Mengganggu pria itu adalah kesukaannya. Tak peduli dia manusia atau dewa.
Selagi Chan di sini, dia akan membuat pria itu menderita. Siapapun tak akan keluar dengan mudah dari jeratan dendamnya. Satu jam berlalu agak lama, saat Chan akan kembali masuk. Sosok pria manis kini keluar dengan pakaian menariknya.
Tubuhnya agak berantakan dan juga dia terlihat terengah-engah kelelahan. Saat melihat Chan, pria itu terbelakak kemudian menampakan wajah sok jual mahal seperti tadi. Melihatnya membuat Chan terkekeh. Dia benar-benar pria aneh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minho merasa lega, untung saja pria kaya ini tidak pergi. Selagi bisa dia harus mendapatkan uangnya. Dengan agak jual mahal pria manis itu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau kenapa? Padahal kau mendesah seperti jalang di dalam" katanya mendekat dan mengusap rambut Minho. Pria manis itu langsung menepis tangannya dengan kesal.
"Jangan sentuh aku. Kita belum resmi jadi klien" katanya sinis. Chan langsung terkekeh mendengarnya. Dari wajahnya pria ini sepertinya sangat menginginkan uang tapi agak gengsi.
"Jika kau seperti ini bagaimana kau akan mendapatkan klien baru" kata Chan ngusap bokong si manis. Minho langsung mundur menghindari tangan si mesum ini.
"Jaga tangan mu, aku bukan pria murahan seperti yang kau pikirkan" katanya kesal. Chan terkekeh kemudian memperlihatkan isi kopernya. Mata Minho langsung hijau melihat uang di dalamnya. Banyak sekali sampai mungkin bisa membuat dia membeli sebuah unit apartemen.
"Baiklah, kita mulai dari awal. Aku Lee Minho, aku akan menjadi klien mu malam ini" katanya memberikan jabatan tangan. Chan menatap tangan mungil itu lalu menggeleng.
"Aku tak peduli siapa kau, yang penting kau bisa melayani ku dengan baik" kata Chan. Minho terkekeh pelan, dia pun mendekat memegang bahu lebar Chan.
"Aku pun tak peduli siapa kau, yang penting uang mu banyak. Aku bisa tidur dengan siapapun" katanya dengan senyuman miring. Chan semakin tertantang, pria ini cukup berani dan menarik.
"Uhuh kita akan bermain di mana?" Tanya Minho kemudian. Semakin cepat semakin baik, tapi dia sepertinya harus mandi dulu karena tubuhnya sangat lengket.
"Aku sudah menyewa sebuah hotel, jadi kau tinggal mendesah di bawah ku nanti" katanya sembari menarik tangan mungil di manis membawanya masuk ke dalam mobil mewah yang dirinya sawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minho terkejut melihat kamar hotel yang dirinya masuki sekarang. Sangat mewah dan bagus pasti harganya sangat mahal. Ranjang besar dan empuk. Bahkan ada sebuah kolam dalam ruangan di sini. Pasti pria ini sangat kaya.
"Kenapa diam? Ayo kita mulai" kata Chan duduk di atas ranjang. Minho entah kenapa jadi gugup, pertama kalinya dia diajak ke tempat semewah ini. Klien-klien sebelumnya mengajak Minho ke hotel biasa atau di tempat istirahat bar.
Pria itu memberikan senyuman masumnya untuk Minho. Tatapannya benar-benar liar dan lapar. Minho jadi agak takut, tapi dia tak boleh membiarkan pria itu tahu rasa takutnya.
"Kita mulai dari mana?" Tanya Minho mendekat dan duduk di pangkuan pria itu berusaha menggodanya.