Karma - Chapter 16

189 21 12
                                    

Mode renkarnasi

Semua benturan yang dirinya dapatkan dari pria itu membuat kepalanya sakit. Walaupun hanya pekerjaannya rapi kadang Minho juga memakai perasaan saat bermain dengan beberapa kliennya.

Apalagi saat dirinya meneguk banyak minuman alkohol sampai dia lupa diri dan mungkin berbuat liar. Sama seperti sekarang, pria manis itu antara sadar dan tidak sadar. Untung saja yang terakhir adalah Mark, langganannya.

"Minho kau mabuk berat" kata Mark berusaha menuntun Minho untuk keluar dari dalam bar malam itu. Minho berusaha sekuat tenaga mendapatkan kesadarannya kembali. Pakaian yang dia pakai mungkin sudah acak-acakan. Masa bodoh lah, semua orang juga sudah pernah melihat dirinya telanjang.

"Terima kasih Mark" katanya menunduk. Kepalanya masih sangat pusing tapi berusaha dia tahan. Saat sampai di flat dia akan langsung terjun ke ranjang dan tidur.

Ketika berjalan, Minho samar-samar merasakan dirinya diikuti oleh seseorang. Awalnya dia berusaha untuk mendiamkannya, namun semakin lama rasanya agak menjengkelkan dan membuat dia takut.

"Siapa kau?" Tanya Minho melihat sesosok pria dengan pakaian santai berdiri tepat di belakangnya. Pria berambut hitam dengan tubuh tegapnya, wajahnya lumayan tampan bak seorang dewa.

"Kau penari tiang seksi di klub kan?" Tanya pria itu dengan senyumannya. Minho mengangguk sembari mengusap hidungnya yang mulai berair.

"Ayo tidur dengan ku malam ini. Aku akan membayar jasa mu dengan banyak uang" ucapnya. Tangan pria itu berusaha menyentuh bahunya sekarang, tapi dengan cepat ditepis oleh si manis.

"Tidak. Aku hari ini tidak menerima klien lagi. Aku mau pulang dan tidur" katanya kesal. Tubuh mungilnya langsung berbalik meninggalkan pria misterius itu. Senyuman miring terlihat dari wajah tampan pria tadi menatap kepergian si manis.

"Di sini kau cukup galak. Menarik" gumam pria itu sembari mengambil sepuntung rokok dari saku jaketnya.


______


Setelah mabuk berat semalaman ini membuat tubuh Minho agak lemas. Dirinya pun memutuskan untuk libur kerja dan mengambil klien. Jangan sampai tubuhnya hancur karena tak pernah istirahat.

Karena semua stok makan masakan habis, pria manis itu kini berbelanja beberapa kebutuhan untuk mengisi perutnya. Kemarin uangnya sangat lumayan untuk Minho.

Minho sangat ingin makan sup jagung pedas, manis dan hangat, mungkin cocok dengan suhu pagi yang agak dingin. Saat dia sibuk memilih jagung, sesosok pria berdiri di sampingnya.

"Menurut mu aku harus beli yang ini atau ini?" Tanya Minho berusaha meminta pendapat darinya. Pria itu terkekeh sembari menyentuh benda di tangan kanan Minho.

"Ini lebih besar" katanya. Minho kembali menatap kedua jagung itu sembari tersenyum dirinya mengangguk.

"Terima kasih" kata Minho menaruh sayuran itu ke keranjang belanja.

"Kau penari tiang itu kan?" Tanya pria itu tiba-tiba. Minho sebenarnya agak tidak suka mendengar pertanyaannya apalagi dia kini ada di supermarket.

"Stttt tapi benar sih" jawabnya dengan polos dan lucu. Pria itu tersenyum sembari melipat kedua tangannya di depan dada memperhatikan keindahan tubuh Minho dengan pakaian seksinya.

Minho agak kesal ditatap seperti itu, dirinya memiliki wajah yang cantik dan manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho agak kesal ditatap seperti itu, dirinya memiliki wajah yang cantik dan manis. Tubuhnya pun juga bagus dan langsing. Tapi tatapan pria ini sangat mesum dan liar. Walaupun dia cukup tampan menurut Minho.

"Kau mau tidur dengan ku? Aku akan membayar mu dengan bayaran yang mahal" katanya. Minho berdecih sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Rambut merahnya kini nampak bersinar membuat pesona tersendiri dalam dirinya.

"Berapa? Berapa kau berani bayar?" Tanyanya. Pria itu terlihat tertantang lalu mendekatkan wajahnya pada si pria manis itu.

"500 dolar perjam?" Tanya pria itu. Mendengarnya membuat mata Minho jadi hijau. Tapi jika benar segitu pasti pria ini sangat kaya.

"Hmmm tapi hari ini aku libur jadi tidak bisa" katanya sok jual mahal. Pria itu terkekeh kemudian mengangguk perlahan.

"Baiklah bagaimana jika besok?" Tanya pria itu lagi semakin mendekat ke arah si manis. Minho melihat senyuman di wajah si pria asing ini. Senyuman  manis tapi mesum.

"Besok jadwal ku sudah penuh. Jika memang sangat mendesak kau bisa tambahkan tarifnya" katanya. Untung sekali supermarket pagi ini agak sepi jadi tak ada orang yang jelas mendengar percakapan mereka.

"Ohh masih kurang ya? 1000 dolar perjam?" Tanyanya. Minho menelan ludah, apa ada pria mesum seroyal ini. Ini adalah harga yang sangat fantastis. Banyak kali lipat dari gajinya menjadi penari tiang.

"Hmmmm tidak tahu juga ya, kita lihat situasi" kata Minho pergi dari hadapan si tampan. Pria itu tersenyum melihat Minho yang pasti syok dengan nominal yang yang ditawarkan olehnya.

"Aku pernah mendengar jika seorang yang renkarnasi akan membawa sifat surgawi mereka ke bumi ataupun ingatan mereka sementara lenyap. Aku tidak tahu jika Lino bisa sejual mahal ini" katanya terkekeh menatap si pria seksi yang kini ada di kasir.

_____



Imsol menatap ke arah peta yang sudah mereka buat semalam. Jujur antara di peta dan aslinya sangat berbeda. Kedua kakak beradik itu terlihat bingung bukan kepalang.

"Jaekhyung bagaimana ini? Apa benar ini petanya?" Tanya si bungsu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jaekhyung pun panik, jika dalam peta seharusnya mereka sampai di sebuah persimpangan jalan. Namun di depan mereka hanya ada sebuah gedung besar yang teramat tinggi.

"Aku juga bingung, tapi benar ini petanya" kata sang pangeran neraka. Imsol terlihat cemas, sudah dua hari penuh keduanya berputar-putar seperti kehilangan arah.

"Kak lihatlah ke layar itu" kata Imsol menunjuk ke sebuah papan reklame elektronik. Jaekhyung menoleh ke sana sembari kebingungan.

"Dari sana terlihat saat ini tahun 2024 tapi lihat petanya" kata Imsol sembari menunjuk ke arah peta yang di bawa sang kakak.

"Astaga Imsol, peta ini adalah peta saat tahun 1924 pantas saja berbeda" katanya sembari menghela napas. Imsol pun merasa kecewa akan kebodohan keduanya.

"Lalu bagaimana ini? Aku tak merasakan hawa iblis itu di sini" ucap Imsol kembali. Jaekhyung pun juga merasa demikian. Pria itu kini mengusap pundak adiknya berusaha membuatnya sabar.

"Jujur aku sangat bingung, tempat ini sangat modern pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk menangkap iblis sialan itu. Ayo kembali, kita atur strategi lagi" ucap sang pangeran pertama pada adiknya.

Tepat ketika keduanya sampai, Chan tanpa rasa malu baru bangun dari kamarnya. Pakaiannya agak berantakan, tapi dari air wajahnya sepertinya dia sangat senang. Momen yang teramat langka. Apa pria ini sudah menemukan mangsa baru?

"Bang Chan kau dari mana saja? Kenapa tidak ikut bertugas?" Tanya Imsol kesal melihat tingkah laku kakaknya itu. Jangan kira jika dia lebih tua darinya pria itu bisa bersantai-santai.

"Aku berusaha mencari hal yang segar" jawabnya. Imsol kini agak naik darah, dia langsung berusaha memukuli pria itu saking  kesalnya. Chan memang tidak pernah bisa tanggung jawab.

"Sudahlah Imsol, sebaiknya kau istirahat. Sejak semalam kita tidak tidur" ucap Jaekhyung pada adiknya. Imsol kini memberikan tatapan tajam pada Chan kemudian pergi meninggalkan kedua kakaknya dengan geram.







TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

KARMA [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang